Koleksi Komik Laku Lelang 18 M
Di antara 345 komik tersebut adalah koleksi seorang anak Virginia dengan bakat luar biasa mengumpulkan 44 dari 100 Overstreet Comic Book dari zaman keemasan komik.
"Ini hanyalah salah satu koleksi yang semua orang berpikir tidak ada lagi," kata Lon Allen, direktur komik for Heritage Auctions, Dallas berbasis rumah lelang yang mengawasi penjualan.
Koleksinya meliputi sebuah komik laga nomor 1, tahun 1938, yang menampilkan penampilan pertama Superman dan diharapkan terjual sekitar 325.000 dolar Amerika.
Sebuah komik detektif Nomor 27, taun 1939, penampilan pertama dari Batman dan diharapkan terjual sekitar 475.000 dolar Amerika. Sebuah komik Captain America nomor dua, tahun 1941.
"Ruang lingkup koleksi ini, dari perspektif seorang sejarawan," kata JC Vaughn, penerbit associate Overstreet.
Kebanyakan komik dari zaman keemasan adalah antara akhir 1930-an - 1950-an. Dari 200.000 eksemplar komik laga nomor satu yang dihasilkan, sekitar 130.000 terjual dan sekitar 70.000 yang tidak terjual. Hari ini para ahli percaya hanya sekitar 100 eksemplar yang tersisa di dunia, katanya.
Pengumpulan untuk pelelangan dilakukan tahun lalu oleh seorang lelaki yang membersihkan rumah bibinya yang besar di Martinsville, setelah kematiannya.
Ketika Michael Rorrer membuka lemari ruang bawah tanah, ia menemukan komik ditumpuk rapi yang dulu milik almarhum pamannya, Billy Wright, yang meninggal taun 1994 pada usia 66. Hebatnya komik-komik tersebut masih terawat dengan baik.
Rorrer, 31, dari Oxnard, California, mengambil setengah dari komik tersebut dan sisanya diberikan kepada saudaranya Jonathan di Houston. Dia mengatakan dia tidak menyadari nilai mereka sampai satu bulan kemudian, ketika ia menyebutkan Captain America nomor 2 pada rekan kerjanya yang mengatakan semua itu berharga mahal jika ada nomor 1.
"Aku pulang dan sedang melihat-lihat beberapa dari mereka, dan ternyata ada," kata Rorrer, yang kemudian mulai meneliti nilai koleksi ini sungguh-sungguh.
Setelah Rorrer menyadari betapa pentingnya komik-komik itu, ia memanggil ibunya, Lisa Hernandez, dari League City, Texas, yang masih memiliki komik-komik untuk saudaranya di rumahnya.
Rorrer ingat bibinya hanya membuat referensi sekilas tentang komik-komik itu ketika ia belajar bahwa ia dan saudaranya menyukai buku komik.
Hernandez mengatakan masuk akal bahwa pamannya memiliki mata yang tajam dan cerdas. Sang paman adalah lulusan College of William and Mary sebelum memiliki karir yang panjang sebagai insinyur kimia di DuPont.
Yang pasti sang paman sangat cerdas sehingga bisa mewariskan komik-komik tersebut pada keponakannya.