Kronologi Pemukulan Versi @Triomacan2000
Melalui akun Twitternya, @Triomacan2000 mengeluarkan kronologi pemukulan di RS Salemba, untuk menyikapi pernyataan Umar Syadat, Staf Khusus Menteri Dalam Negeri, soal perselisihan antara adik angkatnya, Judika Gultom, dengan Raden Nuh, salah satu pemilik akun @triomacan2000.
Berikut kronologi kejadian berdasarkan versi @Triomacan2000:
1. Eng ing eeng...saya informasikan tentang kejadian tadi di sekitar RS tempat ibu saya di rawat. Ada perkelahian kecil akibat salah paham.
2. Ketika kami sedang minum dan makan di sebuah cafe depan RS, tiba-tiba datang Dr. Umar Syadat Hasibuan, staf khusus mendagri bersama teman-temannya.
3. Sebelumnya Dr. Umar Syadat bersama teman-temannya memang mengatakan via twitter akan datang ke RS mau ketemu kami.
4. Umar Syadat juga katakan via twitter dia mau selesaikan "urusannya" dengan kami secara jantan. Dia twitkan juga jika dia dan kawan-kawannya sedang menuju RS.
5. Sekitar pukul 17.00 WIB, Dr. Umar Syadat (staf khusus mendagri) tiba-tiba masuk ke cafe tempat kami minum dan istirahat. Kami sapa beliau baik-baik.
6. Tiba-tiba DR. Umar Syadat mengarahkan kamera Blackberry-nya ke arah kami. Kami kaget. Dan larang dia ambil foto tanpa izin kami.
7. Meski kami larang, dia tetap ambil foto kami yang kami ketahui karena lampu blizt-nya menyala terang ke wajah kami. Kami lalu datangi beliau.
8. DR. Umar syadat bantah dia ambil foto dan bilang bahwa hasil fotonya jelek alias gagal. Saya hampiri beliau. Namun tiba-tiba temannya berdiri.
9. Temannya yang tidak kenal berdiri mendekat dan mau memukul kami. Sementara temannya yang satu lagi sedang berada di toilet.
10. Melihat saya mau dipukul, rekan saya langsung mencegah dengan menahan teman Dr. Umar Syadat. Tapi rekan kami ditolak keras sampai terjengkang.
11. Setelah jatuh dan terkena kursi, kami dikejar oleh teman DR. Umar Syadat, dia pukul kami tapi luput dan kami balas memukul.
12. Terjadi perkelahian fisik antara kami dengan teman Dr. Umar Syadat. Kemudian teman Umar Syadat yang lain keluar dari toilet.
13. Teman Dr. Umar Syadat Hasibuan tersebut langsung menelpon teman-temannya yang kemudian sekitar 2-3 menit ternyata tiba di lokasi kejadian.
14. Belasan orang (kami tidak tahu persis berapa jumlahnya) teman-teman Umar Syadat Hasibuan datang bergabung dan mengepung kami.
15. Kami tidak kenal semua teman-teman Dr. Umat Syadat yang datang mengepung kami. Kami hanya tahu ciri fisiknya sebagian besar dari Indonesia timur.
16. Ditengah-tengah kepungan tersebut, kami dituduh yang memulai perkelahian tersebut. Umar Syadat cs memaksa kami akui sebagai pihak yang memulai.
17. Beliau tuduh kami telah menganiaya temannya dgn bukti baju kaos yg robek. Padahal itu robek disebabkan karena kami tahan dan tarik menarik.
18. Kami menarik baju teman Umar Syadat karena dia tiba-tiba memukul dan mendorong kami sampai terjatuh dan bermaksud mengejar untuk pukul lagi.
19. Tapi kami dipaksa utk mengakui bahwa kami duluan yang memukul. Lalu kami ditahan di cafe tersebut dan dipaksa untuk menyerahkan KTP, padahal itu melanggar hukum.
20. Kami meski di bawah intimidasi tetap tidak mau menyerahkan KTP, karena mereka bukan pihak yang berwajib serta tidak jelas dasar hukumnya.
21. Pada saat kami ditahan/sandera oleh belasan orang teman-teman DR. Umar Syadar Hasibuan, tiba-tiba datang seorang yang mengakui jaksa Kejari Jakpus.
22. Jaksa itu mengaku bernama Bapak Fandi yang juga adik kandung Dr. Umar Syadat. Ketika kami minta lihat ID atau kartu nama dia bilang tidak ada.
23. Meski kami tidak mau serahkan KTP dan bilang bahwa kami mau lihat kondisi ibu kami yang sedang kritis di ICU, Umar syadat cs tetap sandera kami.
24. Teman-teman beliau tetap menahan dan menyandera kami dengan tuduhan penganiayaan dan minta dicatat alamat dan KTP kami.
25. Karena urgent harus menemui ibu kami yang sedang kritis di ICU kami terpaksa ikuti desakan mereka untuk menuliskan nama dan alamat kami.