Studi KA Super Cepat Argo Cahaya Rp 180 T Dimulai
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akhirnya memasukkan pembangunan kereta api (KA) super cepat Jakarta-Surabaya Argo Cahaya dalam Rencana Induk Perkeretapian Nasional (RIPNAS) 2010-2030. Pembangunan proyek itu dijadwalkan pada 2020 mendatang.
Setjen Ditjen Perkeretaapian Kemenhub Nugroho Indrio mengungkapkan, masa pengerjaan proyek senilai US$ 20 miliar (Rp 180 triliun) itu butuh waktu tujuh tahun. Sebagai langkah awal, pada April tahun ini, Ditjen Perkeretaapian akan menggelarRailway Talk di Negara Sakura yang dikoordinir oleh Atase Perhubungan di Jepang.
"Itu dilakukan untuk menggalang pemikiran-pemikiran guna persiapan pembangunan KA super cepat tersebut," kata dia di Jakarta, hari ini.
Pertemuan itu akan dihadiri sejumlah lembaga swasta dan pemerintah Jepang calon pemberi pinjaman, operator KA cepat, pabrikan pembuat KA cepat, perusahaan komponen pemasok pembuat KA cepat, maupun perusahaan yang merancang sistem KA cepat. Termasuk perusahaan yang merancang sarana, prasarana serta infrastuktur KA cepat di Jepang.
Nugroho mengatakan, gagasan pengembangan kereta api cepat Jakarta-Surabaya telah ada sejak 1980, karena transportasi KA memiliki prospek yang baik terutama angkutan penumpang. Pembangunan KA cepat ini akan memberikan nilai tambah pada keseluruhan sistem transportasi, mengurangi beban jalan raya, penghematan energi, pengurangan polusi dan masyarakat mempunyai pilihan dalam menggunakan moda transportasi.
"Study Master Plan And Feasibility Study for High Speed Train on Jawa Nort Line, sebenarnya sudah di lakukan pada 1987," kata dia.
Kereta ini akan melayani rute Jakarta-Surabaya sepanjang 685 kilometer (km). Waktu yang ditempuh hanya waktu 2 jam 53 menit (sepertiga dari waktu normal saat ini) dengan kecepatan 300 km per jam.
KA Super Cepat Argo Cahaya itu butuh investasi US$ 20 miliar dan US$ 14,3 miliar untuk konstruksi. Model KA Shinkansen Jepang akan dijadikan pilihan karena selama 45 tahun berhasil zero accident alias tanpa kecelakaan.