Harga Minyak Kembali Meroket
Harga minyak dunia naik pada Selasa waktu Amerika Serikat (Rabu pagi WIB), didukung oleh data optimis ekonomi global, ketegangan Iran dan pandangan dari Federal Reserve Amerika Serikat yang sedikit membaik.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, berakhir pada level 106,71 dolar AS per barel, naik 37 sen dari tingkat penutupan Senin.
Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Maret naik 88 sen menjadi mantap pada 126,22 dolar AS per barel di perdagangan London.
Kontrak berjangka New York mendapatkan dukungan oleh kondisi Fed yang sedikit lebih optimis dalam sebuah pernyataan, setelah pertemuan kebijakan satu hari.
Seperti yang diperkirakan, The Fed mempertahankan tingkat suku bunga utama ultra-rendah tidak berubah untuk membantu merangsang ekonomi.
Namun, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), pembuat kebijakan bank sentral, mencatat beberapa tanda-tanda pemulihan rapuh baru-baru ini yang mungkin mendapatkan traksi.
"Kondisi pasar buruh telah membaik lebih lanjut tingkat pengangguran telah menurun, terutama dalam beberapa bulan terakhir namun tetap tinggi," kata FOMC dalam pernyataannya.
Namun gubernur bank sentral telah membuat jelas dalam beberapa pekan terakhir bahwa tanda-tanda positif dalam perekonomian AS diimbangi oleh masih tingginya tingkat pengangguran, pendapatan yang datar dan pasar perumahan ambruk.
Menambah tanda-tanda positif bagi ekonomi AS, konsumen minyak terbesar di dunia, pada Selasa, data penjualan ritel AS Februari menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,1 persen dari Januari.
Itu menandai kenaikan paling tajam dalam lima bulan dan menunjukkan perbaikan belanja konsumen, pendorong utama output.
Minyak juga mendapat dukungan dari berita bahwa kepercayaan investor Jerman melonjak ke tingkat tertinggi selama 21 bulan pada Maret, di tengah optimisme bahwa ekonomi terbesar Eropa itu dapat menghindari kondisi terburuk dari krisis utang zona euro.
Minyak mentah berjangka telah jatuh pada Senin karena investor cemas atas kekuatan permintaan di seluruh dunia, menyusul data ekonomi yang lemah di China, yang merupakan negara konsumen energi terbesar dunia.
"Harga berbalik dari kerugian kemarin dan dikoreksi lebih tinggi pada Selasa, didukung oleh keuntungan di pasar ekuitas global dan sentimen pasar yang lebih baik setelah data ekonomi Jerman yang kuat," kata analis Sucden, Myrto Sokou.
Di tempat lain, pedagang terus mengawasi ketegangan antara produsen minyak mentah utama Iran dan Barat atas program nuklir Iran, kata analis.