Astronom Temukan Planet Berpotensi Dihuni Manusia
Sekelompok astronom menganggap, planet yang baru terlihat ini berada di zona yang bisa dihuni. Tak terlalu dekat mataharinya, tidak pula terlalu jauh.
Penemuan ini bisa membantu menjawab pertanyaan bertahun-tahun mengenai apakah manusia benar-benar satu-satunya mahluk hidup di jagat raya ini.
Para peneliti menemukan sebuah planet, yang diberi nama Gliese 667Cc, mengorbit di sekitar sebuah bintang kecil berwarna kemerahan, sekitar 22 tahun cahaya dari bumi.
Bintang kecil berwarna kemerahan itu adalah jenis bintang yang paling umum ditemukan di sekitar matahari. Umumnya, bintang-bintang kemerahan ini menjadi tuan rumah bagi planet-planet yang merupakan gas raksasa, yang tidak berisi dari bebatuan.
Data analisis ulang di European Southern Observatory, mengatakan, planet Gliese 667Cc merupakan planet yang solid (padat) dengan massa yang 4,5 kali lebih besar dari bumi.
Peneliti dari University of Gottingen dan University of California mengkalkulasi, paparan sinar dari bintang tempatnya mengorbit 10 persen di bawah total penerimaan sinar matahari pada bumi.
Karena sinar yang didapat planet tersebut berada dalam area infra merah, artinya, planet tersebut menerima jumlah energi yang serupa dengan energi yang diterima bumi dari matahari.
Dengan kata lain, air yang mengalir bisa berupa cairan, dan temperatur lapisan teratas planet tersebut mirip temperatur bumi.
Para astronom menyebut penemuan ini sebagai penting, karena sudah lebih dari 20 tahun belakangan, para peneliti mendebatkan mengenai kemungkinan adanya planet di luar sistem tata surya kita.
Sejak penemuan planet pertama yang berada di luar sistem tata surya kita pada tahun 1995 lalu, para astronom telah mengkonfirmasikan, ada lebih dari 760 planet di luar sistem tata surya kita dan dipercaya, hanya 4 yang bisa dihuni manusia.
Salah satu alat paling sukses dalam pencarian planet adalah teleskop High Accuracy Radial Planetary Searcher (HARPS), yang mengukur kecepatan radial dari sebuah bintang.
Para peneliti mencari keberadaan planet dengan mengukur goyangan pada pergerakan bintang yang terjadi akibat respon gravitasi planet. Cara ini mampu mencari posisi dan ukuran planet secara tidak langsung.
Saat ini, alat tersebut bisa mendeteksi planet-planet yang ukuran massanya 3-5 kali lebih besar dari bumi, tetapi di masa depan, alat ini seharusnya bisa mendeteksi planet-planet yang tak sebesar bumi.
Steven Vogt, astronom asal University of California mengatakan, "Letaknya cukup baik untuk planet tersebut dijadikan tempat tinggal. Tak ada pertanyaan atau diskusi tentang hal itu. Tidak terlalu ke pinggir."