Lippo Group Akan Bangun RS Internasional di NTT
Presiden Direktur Lippo Group, Thoe L Sambuaga mengatakan, pihaknya akan membangun Rumah Sakit (RS) bertaraf internasional di Kota Kupang Nusa Tenggara Timur untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat di wilayah ini.
"Dalam satu tahun ke depan, terhitung hari ini, melalui Yayasan Pelita Harapan segera membangun Rumah Sakit Siloam bertaraf internasional dilengkapi sejumlah alat-alat kesehatan yang didatangkan khusus dari Amerika," katanya di Kupang, Jumat.
Ia mengatakan hal tersebut pada kesempatan kampanye untuk pasangan calon walikota dan wakil wali kota Kupang, Daniel Adoe-Daniel Hurek yang dikenal dengan sebutan "Dua Dan" diusung Partai Golkar dan koalisinya di Arena Pemeran Fatululi, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang.
Sambuaga yang saat itu didampingi Ketua Fraksi Partai Golkar, DPR RI Setya Novanto, anggota Fraksi Partai Golkar DPR RI Nurul Arifin, Ketua DPD Partai Golkar NTT Ibrahim Agustinus Medah, mengatakan, kebijakan membangun RS internasional itu menyusul banyak pasien dari wilayah NTT yang selama ini terpaksa harus mengeluarkan biaya mahal untuk merawat kesehatannya ke Surabaya dan Jakarta. Ini terjadi karena rumah sakit yang ada di Kota Karang itu belum representatif dari segi peralatan dan sumber daya dokter ahli dan para medis.
Selain itu, memperpendek jarak dan menghemat biaya keputusan untuk menghadirkan fasilitas kesehatan itu untuk kepentingan praktek para calon tenaga para medis di berbagai lembaga pendidikan tinggi bidang kesehatan di wilayah itu.
"Intinya, dengan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia NTT, maka daerah ini bisa mengejar ketertinggalannya dari daerah lain," katanya.
Theo menambahkan, ketertarikan manajemen Lippo menanamkan modalnya di NTT, karena daerah ini memiliki sejumlah potensi yang bisa dikembangkan. "Ya, potensi SDM dan potensi alam NTT sangat besar untuk dikelola. Dan, itu butuh keperpihakan semua pihak untuk mengembangkannya," katanya.
Ia yang juga anggota DPR RI dari Partai Golkar itu mengatakan, dari aspek bisnis, 30 hingga 50 tahun ke depan, pusat aktivitas bisnis Asia akan berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI), termasuk Provinsi NTT, sehingga peluang ini perlu ditangkap dengan berbagai persiapan seperti SDM dan kebijakan teknis lainnya.
"Ini arus yang tidak bisa dibendung. Sebuah barang tidak lagi diproduksi di tempat dimana barang itu dipasarkan, tapi dibuat di lokasi dimana barang itu memiliki banyak bahan bakunya. Pergeseran investasi tidak bisa dibendung, dan fenomena ini terus diamati manajemen Lippo," katanya.
Di hadapan ribuan pendukung pasangan "Dua Dan" itu, wakil ketua umum DPP Partai Golkar itu mengatakan, salah satu tujuan pembangunan pusat perdagangan Lippo di NTT, agar NTT bisa menghadapi ancaman pasar bebas, sehingga dukungan semua pihak bagi manajemen Lippo, jadwal dan rencana bisa berjalan mulus.
"Nilai investasi yang direncanakan terkait pembangunan pusat perdagangan serta RS Siloam International ini, mencapai Rp500 miliar lebih," katanya.