Konser ini menceritakan pengalaman kelompok musik tersebut saat beraksi di Amerika Serikat, juga menceritakan perjalanan Jogja Hip Hop Foundation mulai dari terbentuknya hingga sukses seperti sekarang.

Konser Jogja Hip Hop Foundation bertajuk Newyorkarto, dengan Sub tajuk “Orang Jawa Ngerap di New York" di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, malam tadi (Jumat, 27/4), berlangsung sukses,dengan seluruh tiket terjual habis (sold out).
 
“Kami terkejut dan bangga karena tiket konser ini sold out,” ujar Marzuki aka Juki aka Kill The DJ, salah satu penggagas Jogja Hip Hop Foundation.

Tiket untuk konser Sabtu malam nanti, juga sudah terjual habis.

Konser ini menceritakan pengalaman kelompok musik tersebut saat beraksi di Amerika Serikat, juga menceritakan perjalanan Jogja Hip Hop Foundation mulai dari terbentuknya hingga sukses seperti sekarang.

Disebutkan oleh panitia, konser ini merupakan konser hip hop pertama di Indonesia yang memadukan konsep musik hip hop dengan musik gamelan dan orkestra.

Panitia mengatakan kalau mungkin konsep seperti ini adalah yang pertama kali di dunia. Penampilan ini semakin menarik karena memasukan juga berbagai elemen menarik lainnya, seperti multimedia, wayang dan koreografi tari.

Seniman Djaduk Ferianto dipercaya menjadi music director di acara ini. Ia juga mengungkapkan kepuasannya terhadap respon masyarakat. “Melihat animo masyarakat yang begitu besar, saya semakin bersemangat untuk menggarap konser ini menjadi suguhan yang sangat menarik dan tidak mengecewakan,” ujarnya.

“Sebuah kebanggaan kami, acara anak bangsa memiliki perhatian dan mampu diminati oleh masyarakat Indonesia. Kami yakin dan optimis bahwa karya anak bangsa tidak kalah dengan pertunjukan internasional, " kata Renitasari, program director dari Djarum Apresiasi Budaya,

Konser dimulai sekitar pukul 8 malam, namun sejak pukul 7, lokasi sudah penuh oleh para pengunjung, mulai dari yang muda hingga tua.

Selain pertunjukan musik yang unik, penampilan malam itu menjadi lebih menarik karena kostum yang dipakai oleh para anggota Jogja Hip Hop Foundation dan aksesoris yang digunakan oleh para pemusik dan penari, yang terinspirasi dari batik Kudus.

Usai pertunjukan usia, para penonton mengungkapkan kepuasan mereka. “Acaranya seru banget, hip hopnya keren,” ujar Bonita, salah seorang penonton.