Ampati Akan Adukan Indonesia Idol ke Komnas HAM
Karena tidak puas dengan KPI.
komentar juri Indonesian Idol yang dianggap sebagai bentuk 'penyerangan' identitas gender seseorang, siang tadi pihak Aliansi Masyarakat Peduli Acara Televisi Indonesia (Ampati) melakukan pertemuan dengan pihak KPI dan RCTI, sebagai pihak lembaga penyiaran di kantor KPI.
komentar juri Indonesian Idol yang dianggap sebagai bentuk 'penyerangan' identitas gender seseorang, siang tadi pihak Aliansi Masyarakat Peduli Acara Televisi Indonesia (Ampati) melakukan pertemuan dengan pihak KPI dan RCTI, sebagai pihak lembaga penyiaran di kantor KPI.
"Kami memfasilitasi pertemuan antara pihak pengadu agar bisa menyampaikan suara mereka, pengaduan kepada lembaga penyiaran agar lembaga penyiaran bisa mendengar," kata Nina Muthmainah selaku komisaris KPI saat ditemui Beritasatu.com siang tadi di kawasan Jakarta Pusat.
Pihak RCTI sendiri menurut Nina, merasa bahwa mereka melakukan sebuah sikap edukasi kepada para peserta Indonesian Idol. "Dari KPI kami melihat ada pespektif melecehkan. Untuk kedepannya RCTI bisa berhati-hati dalam penayangannya," ujar Nina.
Driantama, selaku Corporate Secretary RCTI memang mengakui bahwa apa yang dilakukan para juri ajang menyanyi tersebut adalah untuk memberikan edukasi kepada para peserta supaya bisa menjadi penyanyi yang diharapkan.
"Kalau dari awal dilakukan secara intimadatif, tentu laki-laki feminin yang dimaksud itu tentu tidak akan lolos, tapi ini kan lolos," ucapnya.
Driantama juga menjelaskan bahwa dari pihak RCTI akan tetap menampung apa yang coba disampaikan oleh publik, termasuk apa yang disampaikan oleh pihak Ampati siang tadi.
"Kita punya persepsi yang berbeda dengan Ampati. Dengan dialog ini kita saling bercerita tentang persepsi masing-masing. kami sadar tidak boleh sembrono. Kami harus peduli atas hal ini," bebernya.
Pihak Ampati sendiri saat ditemui usai pertemuan merasa sangat kecewa dengan dialog yang dilakukan siang tadi, karena merasa bahwa RCTI tidak mau meminta maaf atas kejadian yang dimaksud.
"RCTI memahami itu seperti sebuah kebebasan dan mendidik. Tapi mendidik enggak seperti itu. Mereka enggak mau mengakui," ujar Hartoyo selaku perwakilan dari pihak Ampati.
"Saya melihat KPI enggak punya sikap. Kalau KPI enggak punya sikap, bubarkan saja. Buat apa kalau tidak punya perspektif hak asasi tapi tetap berdiri," tambahnya.
Menanggapi kekecewaan Hartoyo, Driantama mengatakan bahwa masing-masing pihak mempunyai persepsi yang berbeda. Dan baginya, harus ada penilaian terhadap sebuah keberatan, karena keberatan yg muncul berbeda-beda. Ada yang bisa diabaikan dengan membuka komunikasi lebih baik.
"Saya mengerti, tapi saya bisa mengingatkan bahwa hal ini masih dalam disksusi. Sikap saya ini hanya bagian dari persepsi, dan persepsi yang kami punya bukan untuk mengecewakan mereka," katanya.
Usai pertemuan ini pihak KPI akan melakukan rapat pleno dengan tim pengawas yang mereka miliki untuk dianalisa lebih lanjut. Sedangkan Hartoyo sebagai pihak yang merasa dikecewakan oleh dialog siang tadi akan membawa masalah ini ke lembaga lain.
"RCTI akan kami adukan ke lembaga Komnas HAM dan Komnas Perempuan kalau mereka tidak mau meminta maaf," tutupnya.