Trending Topics, Bukan Semata Jumlah Kicauan

Selasa, Mei 01, 2012 0 Comments

Twitter depan
Sumber foto: www.twitter.com

Sejak Twitter memperkenalkan Trending Topics, blog mikro yang satu ini menjadi perhatian berbagai pihak di linimasa. Para pengguna Twitter rajin menengok apa yang sedang ramai dipercakapkan di linimasa. Daftar Trending Topics Twitter menjadi salah satu patokan utamanya.


Dalam laporan tren Twitter di Salingsilang.com sepekan lalu, topik seputar kuis mendominasi linimasa. Tidak hanya tren di Indonesia, bebera topik bahkan menembus tren dunia. Berbagai pihak tampak berlomba-lomba menjadi topik tren dengan kata kuncinya masing-masing. Tetapi apa dan bagaimana sesungguhnya trending topics itu? 
Trending topics itu sendiri dijelaskan Twitter sebagai:
An algorithm determines which topics are "trending" in the location you've selected. This algorithm identifies topics that are immediately popular, rather than topics that have been popular for a while or on a daily basis, to help people discover the hottest emerging topics of discussion on Twitter.
Artinya, jika sebuah topik tiba-tiba menjadi populer di linimasa, bisa dimungkinkan menjadi topik tren. Ketika sebuah topik terus-terusan dipercakapkan, maka perlahan ia akan menghilang dari jajaran topik tren. "Ledakan" jumlah tweet dalam kurun waktu tertentu tampaknya lebih diutamakan.
Tapi Twitter juga menyadari, bahwa kalangan tertentu bisa mengelabui rumus yang mereka buat. Karena itu mereka merahasiakan, dan mengubah rumus pembuat tren ini tanpa pemberitahuan kepada pengguna. Hal ini dilakukan demi menjaga keaslian sebuah topik tren.
Selain itu, Twitter juga menambahkan banyak kriteria agar sebuah topik bisa jadi tren. Misalnya, mereka memperingatkan tweet serupa dari akun berbeda akan disaring, dan mungkin tidak akan muncul di linimasa publik. Kemungkinan terburuk, akun yang melakukan hal tersebut bisa diblokir. Begitu pula tweet yang hampir serupa, dari satu akun yang sama.
Jika Anda turut berkicau dalam sebuah topik yang jadi tren, Twitter juga memperingatkan agar membuat isi kicauan yang relevan. Merekapun menjelaskan, ikut meramaikan topik dengan tujuan mendapat follower, juga dilarang. Apalagi dengan sengaja mengirim isi yang membingungkan/menipu pembaca. Jika Twitter menemukan pelanggaran dalam aturan mereka tersebut,  mereka berhak memblokir akun pelanggar.
Jadi, jumlah tweet yang besar dari segelintir akun, belum tentu menjadi topik tren. Demikian pula meski datang dari banyak akun tetapi kredibilitasnya diragukan, topik itu bisa "ditendang" oleh Twitter. Mereka berharap, trending topics menjadi acuan terhadap percakapan yang benar-benar terjadi di antara tweeps, terhadap  sesuatu yang memang layak dipercakapkan.
Belakangan, Twitter juga mengumumkan adanya sensor terhadap topik tren yang bersifat menyerang/menghina kalangan tertentu, misalnya bernada rasialis atau menyerang agama/kepercayaan tertentu. Dalam sebuah tweet menjawab pertanyaan pengguna, Dick Costolo (@dickc), CEO Twitter, menjelaskan hal tersebut.
Twitter censor offensive tren
Topik yang terus-terusan dikicaukan dalam jumlah besar oleh akun-akun kredibel, juga tidak menjamin jadi tren terus menerus. Kalau hal ini dibiarkan, kata kunci yang melibatkan artis-artis dunia seperti Justin Bieber, akan jadi tren sepanjang waktu, karena memang hampir tanpa henti dipercakapkan. Itulah mengapa, Bieber tidak bisa sepanjang hari jadi topik tren dengan kata kunci yang sama. 
Kalau berminat menjadi topik tren tanpa harus kerja keras memicu terjadinya percakapan di linimasa, Twitter menyediakan fasilitas Promoted Trend. Dengan fasilitas ini, Anda atau perusahaan Anda tinggal membayar sekitar 120.000 dollar AS, maka kata kunci yang Anda inginkan akan muncul di daftar topik tren Twitter. Salingsilang.com pernah membahas ini sebelumnya pada tautan ini.
Lalu, apakah yang menjadi topik tren harus selalu kata kunci bertanda pagar (hashtag)? Tidak juga. Tanda pagar hanyalah fitur yang memudahkan pengelompokan percakapan di linimasa. Bayangkan jika sebuah komunitas di Twitter sedang berkicau mengenai sesuatu, tanpa diberi tagar, maka pelacakan akan sulit dilakukan.
Di jajaran trending topics, Anda bisa melihat ada kata kunci dengan tagar, dan tanpa tagar. Banyak kata kunci lain yang menjadi topik tren tetapi tidak bertanda pagar. Contoh sederhana, sewaktu Mbah Surip meninggal dunia, kicauan berisi ucapan selamat jalan, mengenang beliau, atau turut berduka cita, bermunculan di linimasa. Tanpa tagar, kata kunci Mbah Surip menjadi Trending Topics Twitter Worldwide (TTWW) nomor satu.

DAVINA NEWS

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.