Kontingen Olimpiade Indonesia Butuh Sponsor Rp10 Miliar
Hingga kini, telah terkumpul dana sponsor sebesar Rp7,5 miliar.
“Saat ini sudah ada komitmen sponsorship sebesar Rp7,5 miliar. Itu terdiri dari sponsor oleh Adaro sebesar Rp3 miliar, kemudian ada Indika dan BNI. Dari total Rp7,5 miliar, yang sudah cair ada Rp3 miliar,” kata Chef De Mission (CDM) Kontingen Indonesia, Erick Thohir, dalam jumpa pers kerja sama dengan BCA di Jakarta, hari ini.
Erick mengatakan, target dana sponsorship tersebut mencapai Rp 10 miliar. Di luar itu, sumber dana berasal dari pemerintah sebesar Rp 26 miliar, ditambah donasi dari masyarakat.
Keseluruhan dana tersebut akan digunakan untuk media value, serta promosi di London dan media dalam negeri.
Untuk menjaga transparansi donasi, lembaga di bawah naungan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) tersebut membuka rekeningnya di BCA.
“Ketika swasta atau masyarakat bisa berkontribusi ke olahraga, memang dituntut transparansi. Selain mendapatkan izin dari Kementerian Sosial, nanti laporan keuangannya terpisah. Dana-dana tersebut akan dipertanggungjawabkan,” kata Erick.
Dana terbesar, kata Erick, tetap berasal dari pemerintah. Namun tahun ini merupakan pertama kalinya Indonesia mengirim kontingen dengan kontribusi donasi dari masyarakat.
Di sisi lain, lembaga tersebut juga berharap dapat memberikan bonus uang, asuransi, dan peluang usaha setelah para atlet tersebut pensiun.
“Kami sedang jajaki beberapa peluang usaha untuk atlet, misalnya usaha ritel maupun waralaba,” kata Erick.