Turis Lebih Khawatir Kehilangan Ponsel Ketimbang Cincin Pernikahan
Sekitar 77 persen pelancong mengakui, kehilangan ponsel saat berlibur adalah kekhawatiran terbesar, begitu kesimpulan riset yang dilakukan oleh firma riset pasar Taylor Nelson Sofres dari Amerika Serikat.
Sementara itu, hanya 55 persen yang merasa khawatir kehilangan cincin pernikahannya.
Riset yang didanai Intel Corporation ini mengambil sampel berusia 18 tahun ke atas, sejumlah 2.500 orang dewasa.
Ditemukan pula, 87 persen dari pelancong yang tergolong muda akan merasa lebih bahagia bila ada ponsel dekatnya.
Nyaris 44 persen responden merasa tak nyaman bila harus bepergian tanpa ponsel.
Dari segi jender, 82 persen perempuan berpendapat, kehilangan ponsel saat bepergian akan menjadi hal paling menakutkan, sementara untuk lelaki, hanya 73 persen yang merasa seperti itu.
Sekitar 63 persen responden muda mengaku bersedia untuk mengkompromikan kenyamanan personal dan kebersihan daerah sekitarnya supaya bisa mengisi ulang daya ponselnya. Misal, duduk di lantai restoran sambil menunggu isi ulang daya ponsel
Sekitar 64 persen dari orang yang disurvei mengatakan bersedia "mengorbankan" alat-alat kecantikan, pengering rambut, bahkan sepatu supaya bagasinya muat menampung alat pengisi daya cadangan untuk ponsel.
Studi itu juga menuliskan, "Para pelancong akan merasa marah bila tak bisa mengakses sumber daya untuk mengisi ulang daya baterai. Responden ini juga akan merasa tak nyaman bila ada orang yang sengaja mencuri pandang ke layar ponselnya karena takut ada data pribadi yang bisa diketahui orang."
Mike Fard, perwakilan dari Intel menuturkan, "Kami melihat ada kontras yang sungguh jelas dengan cara orang kini dan dulu dalam berlibur. Saat ini ekspektasi orang terhadap kemampuan teknologi dan akses koneksi yang lancar dengan orang lain, sangat tinggi."