BUMN Singapura Siap Kuasai di BTN
Menjelang aksi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk melakukan penawaran umum saham terbatas (rights issue), Pemerintah Singapura melalui perusahaan investasinya akan meningkatkan kepemilikan saham pada bank pelat merah tersebut.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan BTN kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), terjadi perubahan kepemilikan saham BTN pada Juni 2012 yang lalu.
Pada bulan itu, ada dua entitas yang memiliki kepemilikan saham di atas 5 persen, yaitu Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar 71,84 persen dan Government of Singapore Investment Corporation Pte Ltd (GIC), perusahaan investasi milik Singapura dengan porsi 5,11 persen.
GIC memiliki saham BTN melalui Standard Chartered Bank dan tercatat sebagai badan usaha asing. Saham GIC meningkat dari bulan sebelumnya. Perubahan kepemilikan tersebut menyebabkan investor yang memiliki saham di bawah 5 persen berkurang menjadi 23,04 persen. Padahal, sebelumya sekitar 28,1 persen dan sisanya dimiliki Pemerintah Indonesia.
Ketika dikonfirmasi, Direktur Utama BTN Iqbal Latanro mengatakan, GIC merupakan pemegang saham lama yang meningkatkan kepemilikan sahamnya melalui pasar atau publik.
“Tidak ada yang spesial dalam transaksi tersebut. Dia beli melalui pasar. Kepemilikan GIC tidak akan terlalu besar, meskipun kami akan menggelar rights issue sebentar lagi,” ujar Iqbal kepada wartawan di Jakarta, hari ini.
Terkait rigtht issue Iqbal menegaskan, kepemilikan GIC tidak akan meningkat karena semua pemegang saham lama akan mengeksekusi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). “Kalau semua pemegang saham lama mengeksekusi ‘kan tidak ada yang spesial,” ujar Iqbal.
Direktur Keuangan dan Treasury BTN Saut Pardede menambahkan, pembelian perusahaan Singapura dipasar sangat wajar mengingat harga saham BTN masih murah.
Dia juga menegaskan, aksi investor asing itu tidak berhubungan dengan HMETD karena perseroan belum menentukan tanggal efektif. "Menurut saya, ini lebih karena harga saham BTN sangat menarik saat ini,” kata Saut.
Rencananya, pada Oktober 2012, BTN akan melepas sekitar 10 persen saham baru ke pasar guna meraup dana segar Rp 2-3 triliun. BTN akan menggunakan laporan keuangan April 2012 dalam rangka aksi korporasi tersebut.