Peneliti LIPI Temukan Anggrek Baru Asal Kinabalu
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Destario Metusala menemukan anggrek jenis baru asal Kinabalu, Sabah, Malaysia, dari sebuah koleksi herbarium berumur 50 tahun yang tersimpan rapi di Herbarium Kew, Inggris.
Menurut keterangan tertulis yang dikirim Destario melalui surat elektronik, di Bandung, Minggu (1/7), peneliti itu menemukan jenis anggrek baru yang diberi nama Cleisocentron kinabaluense Metusala & J.J.Wood. Epithet, secara tidak sengaja saat dia mengobservasi lebih dari 2.000 spesimen herbarium anggrek yang berasal dari kawasan Sabah.
Destario menyebut, penemuan itu menjadi kejutan bagi taksonom anggrek di Kew karena mereka tidak menyangka masih ada jenis baru dari kumpulan spesimen yang sebenarnya telah diobservasi berulang kali untuk pembuatan karya ilmiah.
"Anggrek Cleisocentron kinabaluense" tumbuh secara epifit dan batangnya dapat mencapai 20 cm. Kuntum bunga berukuran panjang 2,2-3 cm dan lebar 1-1,2 cm. Sedangkan dalam satu perbungaan tersusun atas 8-12 kuntum bunga.
Secara morfologi, anggrek ini dekat dengan "C. gokusingii" dan "C. merrillianum", namun berbeda terutama pada kalus yang berada di pangkal bawah bibir bunganya yang menyerupai kantung, serta cuping samping bibir bunga yang tidak bertoreh.
Spesimen jenis baru ini dikoleksi pada 1961 dari dataran berketinggian 2.400-3.000 m. Semenjak itu, belum pernah diketemukan kembali, baik itu koleksi hidup maupun koleksi herbariumnya.
Temuan baru Destario tersebut dipublikasikan di "Malesian Orchid Journal" yang terbit di pertengahan 2012.