Twitter Bikin Perempuan Lebih Agresif
Jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter telah mengubah cara perempuan berbicara, membuat para gadis tampak lebih kasar dan agresif, demikian temuan Plain English Campaign, sebuah lembaga swasta yang bergerak di bidang pelatihan bahasa di Inggris.
Mereka menilai bahasa yang digunakan perempuan kini semakin singkat, tajam, dan lebih to the point serta kurang hati-hati dalam berbicara. Hasilnya remaja perempuan tampak kasar, tanpa basi-basi, dan bahkan lebih kasar ketika berbicara dengan orang tua.
Bahasa yang kasar itu lebih disebabkan karena komunikasi yang lebih singkat dan cepat di Facebook, Twitter, dan email.
Marie Clair, dari Plain English Campaign, mengatakan bahwa bahasa yang kasar itu tidak disengaja tetapi karena kaum muda punya waktu terbatas untuk memilih kata-kata yang pantas di jejaring sosial.
"Bahasa kaum muda secara umum menjadi lebih berterus terang jika dibandingkan dengan orang tua mereka dan komunitas bisnis karena saluran komunikasi yang akrab dengan mereka," kata Clair.
"Itu alasan mengapa mereka menjadi lebih agresif. Itu tidak disengaja. Kasar, tajam, dan to the point," imbuh dia.
Sebelumnya seorang penulis Inggris, Sir Terry Pratchett, mengatakan Twitter dan pesan singkat (SMS) telah membatasi pikiran serta kosa kata generasi muda.
"Anak-anak tampak tidak termotivasi. Media sosial tidak membantu apa lagi sms. Anda harus berinteraksi dengan orang lain. Jika Anda mempunyai kata-kata untuk mengidentifikasi apa yang ingin Anda sampaikan, Anda bisa menyampaikan pesan dengan lebih baik," tutur Pratchett.