Israel lebih Islami ketimbang Indonesia dan Saudi
Masjid Beer Sheva di selatan Israel. (ilustrasi/worldbulletin.net) |
"Beberapa rajin menyumbang buat masjid tapi juga giat merampok uang negara."
- Irman Gusman
Indonesia boleh saja mengklaim sebagai negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar sejagat. Arab Saudi juga pantas menyebut sebagai kiblat umat Islam. Namun, soal urusan praktek ajaran agama dibawa oleh Nabi Muhammad itu, dua negara ini bikin malu.
Dari sekitar 240 juta penduduk di Indonesia, sekitar 90 persen pemeluk Islam. Saudi juga menjadi tujuan belasan juta umat Islam dari seluruh dunia saban tahun untuk berumrah atau berhaji.
Menurut penelitian dilakoni oleh Scheherazade S. Rehman and Hossein Askari dari Universitas George Washington di Ibu Kota Washington DC, Amerika Serikat, posisi Indonesia dan Saudi jauh di bawah Israel dalam Indeks Ekonomi Islam. Dari 208 negara disurvei, 37 peringkat teratas ditempati oleh negara-negara non-muslim, seperti dilansir surat kabar the Jerusalem Post, Kamis (8/11).
Menurut kedua ilmuwan itu, nilai-nilai Islam lebih berhasil diterapkan di perekonomian negara-negara non-muslim ketimbang negara-negara dihuni mayoritas umat Islam. Menurut daftar itu, Israel menempati posisi ke-61, di atas Bahrain (64), Brunei Darussalam (65), Yordania (77), Oman (99), Qatar (112), Arab saudi (131), Indonesia (140), Mesir (153), dan Iran (163).
Menurut Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman, banyak pelaku kejahatan ekonomi adalah orang-orang mengerti ajaran Islam dan kelihatannya sangat taat. "Beberapa rajin menyumbang buat masjid tapi juga giat merampok uang negara," katanya. Irman termasuk delegasi yang hadir dalam Forum Amerika Serikat-Dunia Islam di Ibu Kota Doha, Qatar baru-baru ini.
Sungguh ironis. Hampir seluruh umat Islam membenci negara Zionis itu lantaran menjajah bangsa Palestina. Tapi, hasil penelitian malah membuktikan negara berpenduduk mayoritas Yahudi ini malah bisa menerapkan ajaran Islam di negeri mereka.
Menurut penelitian dilakoni oleh Scheherazade S. Rehman and Hossein Askari dari Universitas George Washington di Ibu Kota Washington DC, Amerika Serikat, posisi Indonesia dan Saudi jauh di bawah Israel dalam Indeks Ekonomi Islam. Dari 208 negara disurvei, 37 peringkat teratas ditempati oleh negara-negara non-muslim, seperti dilansir surat kabar the Jerusalem Post, Kamis (8/11).
Menurut kedua ilmuwan itu, nilai-nilai Islam lebih berhasil diterapkan di perekonomian negara-negara non-muslim ketimbang negara-negara dihuni mayoritas umat Islam. Menurut daftar itu, Israel menempati posisi ke-61, di atas Bahrain (64), Brunei Darussalam (65), Yordania (77), Oman (99), Qatar (112), Arab saudi (131), Indonesia (140), Mesir (153), dan Iran (163).
Menurut Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman, banyak pelaku kejahatan ekonomi adalah orang-orang mengerti ajaran Islam dan kelihatannya sangat taat. "Beberapa rajin menyumbang buat masjid tapi juga giat merampok uang negara," katanya. Irman termasuk delegasi yang hadir dalam Forum Amerika Serikat-Dunia Islam di Ibu Kota Doha, Qatar baru-baru ini.
Sungguh ironis. Hampir seluruh umat Islam membenci negara Zionis itu lantaran menjajah bangsa Palestina. Tapi, hasil penelitian malah membuktikan negara berpenduduk mayoritas Yahudi ini malah bisa menerapkan ajaran Islam di negeri mereka.
Editor: Essy Margaretha
Sumber :