Dibalik Aksi Hary Tanoe Borong Aset Milik Bakrie
Nama dua taipan media belakangan ini ramai diberitakan di media massa. Bos MNC grup Hary Tanoesoedibjo dan Bakrie grup Aburizal Bakrie menarik perhatian karena aksi bisnisnya. Hary Tanoe dengan MNC grup makin gencar ekspansi bisnis ke berbagai lini.
Tidak hanya di bisnis media, tapi juga ke sektor-sektor bisnis lain. Anak usaha di bawah MNC grup, makin ekspansi mengakuisisi perusahaan lain atau membeli saham berbagai lini bisnis. Mulai dari properti, perbankan, hingga infrastruktur.
Sementara Aburizal Bakrie atau Ical, menarik perhatian lantaran kinerja bisnis utama grup Bakrie yang belum juga menunjukkan tanda-tanda cerah. Harga saham grup Bakrie terpuruk. Aset-asetnya perusahaan atau saham anak usaha dilepas demi membayar utang. Sangat kontras dengan kinclongnya bisnis Hary Tanoe.
Meski secara politik keduanya tidak berada dalam satu kekuatan partai, tidak serta merta kondisi ini terbawa dalam dunia bisnis. Dalam dunia bisnis, keduanya punya hubungan yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Hary Tanoe menjadi bagian dari bisnis Bakrie. Pun demikian sebaliknya. Mengapa demikian? Alasannya sederhana, aset-aset yang dilego oleh grup Bakrie, diborong Hary Tanoe.
Di sektor properti, melalui MNC Land Tbk Hary Tanoe membeli 19,90 persen saham PT Bali Nirwana Resort dari Sugilite Company Tbk dan PT Bakrie Nirwana Semesta. Hary Tanoe juga membeli lahan Lido Lakes Resort yang sebelumnya dikelola oleh Bakrie Land. Hary Tanoe berambisi membangun taman hiburan (theme park) sekelas Disneyland di Lido, Sukabumi, Jawa Barat dengan luas area 1.000 hektare lebih.
Di sektor infrastruktur, pengusaha kelahiran Surabaya ini mengambil alih konsensi jalan tol milik PT Bakrie Land Development (ELTY), perusahaan milik keluarga Bakrie, yang juga pemilik PT Bakrie Toll Road (BTR). Awal tahun ini, Hary Tanoe juga dikabarkan telah membeli 3 juta lembar saham di Bumi Plc melalui Flaming Luck Investment Limited. Yang terbaru, Hary Tanoe berambisi menguasai media yang berada di bawah bendera VIVA yakni antv. Hary Tanoe mengakui sangat berambisi menguasai 100 persen antv.
Sebenarnya apa yang melatarbelakangi Hary Tanoe memborong aset-aset dan saham yang dijual grup Bakrie? Merdeka.com mencoba merangkum alasan-alasan yang pernah diutarakan Hary Tanoe terkait pembelian aset dan saham milik perusahaan Bakrie. Berikut pengakuan orang terkaya nomor 29 versi Majalah Forbes 2013.
1. Solidaritas pengusaha
Langkah orang terkaya nomor 29 di Indonesia versi Majalah Forbes yakni Hary Tanoesoedibjo membeli saham Bumi Plc cukup mengejutkan. Berbagai spekulasi pun bermunculan terkait aksi beli tersebut. Apa alasan Hary Tanoe?
Hary Tanoe mengaku aksi beli tersebut sebagai 'bantuan' kepada grup Bakrie. "Solidaritas sesama pengusaha nasional makanya saya mau bantu," tegasnya.
2. Layak investasi
Saat Hary Tanoesoedibjo memutuskan membeli membeli 3 juta lembar saham di Bumi Plc melalui Flaming Luck Investment Limited, dia mengungkapkan alasannya membeli saham perusahaan Aburizal Bakrie tersebut.
Hary tanoe mengaku bahwa saham milik Bakrie tersebut layak untuk diinvestasi. Disinggung mengenai dana yang dikeluarkan untuk membeli saham tersebut, Hary Tanoe enggan membeberkan. Termasuk kisaran harga saham Bumi Plc saat dibeli Flaming Luck Investment Limited.
Saat Hary Tanoesoedibjo memutuskan membeli membeli 3 juta lembar saham di Bumi Plc melalui Flaming Luck Investment Limited, dia mengungkapkan alasannya membeli saham perusahaan Aburizal Bakrie tersebut.
Hary tanoe mengaku bahwa saham milik Bakrie tersebut layak untuk diinvestasi. Disinggung mengenai dana yang dikeluarkan untuk membeli saham tersebut, Hary Tanoe enggan membeberkan. Termasuk kisaran harga saham Bumi Plc saat dibeli Flaming Luck Investment Limited.
3. Kinerja bagus
Hary Tanoesoedibjo angkat bicara mengenai rencana pembelian stasiun televisi milik Aburizal Bakrie yakni antv. Hary mengaku, sangat tertarik stasiun televisi tersebut.
"Kita bisnis di media. Kalau ada perusahaan media berkembang bagus ya minat saja," ujar Hary Tanoe di Jakarta, Selasa (19/2).
Hary Tanoesoedibjo angkat bicara mengenai rencana pembelian stasiun televisi milik Aburizal Bakrie yakni antv. Hary mengaku, sangat tertarik stasiun televisi tersebut.
"Kita bisnis di media. Kalau ada perusahaan media berkembang bagus ya minat saja," ujar Hary Tanoe di Jakarta, Selasa (19/2).
4. Prospek bisnis strategis
Hary Tanoesoedibjo mengutarakan alasannya membeli beberapa aset properti milik Aburizal Bakrie. Menurutnya, aset-aset yang dibeli dari Bakrie adalah aset-aset yang saling berkaitan atau saling melengkapi satu dengan yang lain.
Hary Tanoe yakin, pembelian aset Bakrie akan menguntungkan bagi MNC. "Untuk sahamnya di Lido dan Nirwana yang di Bali itu prospeknya bagus karena kedua kota tersebut nilai domestiknya kuat," ujarnya saat konferensi pers di MNC Tower, Jakarta, Kamis (1/8).
Meskipun perusahaan Bakrie rata-rata merugi namun di mata Hary Tanoe, aset Bakrie memiliki nilai tersendiri. "Apalagi Lido daerah sangat cocok untuk rekreasi, area luas dan paling penting itu dapat dilalui tol (milik Bakrie Toll). Sehingga ini memberikan kontribusi yang bagus saling untung, kalau tidak lewat jalan tol bisa tiga jam macetnya untuk menuju Lido," jelas dia.
Hary Tanoesoedibjo mengutarakan alasannya membeli beberapa aset properti milik Aburizal Bakrie. Menurutnya, aset-aset yang dibeli dari Bakrie adalah aset-aset yang saling berkaitan atau saling melengkapi satu dengan yang lain.
Hary Tanoe yakin, pembelian aset Bakrie akan menguntungkan bagi MNC. "Untuk sahamnya di Lido dan Nirwana yang di Bali itu prospeknya bagus karena kedua kota tersebut nilai domestiknya kuat," ujarnya saat konferensi pers di MNC Tower, Jakarta, Kamis (1/8).
Meskipun perusahaan Bakrie rata-rata merugi namun di mata Hary Tanoe, aset Bakrie memiliki nilai tersendiri. "Apalagi Lido daerah sangat cocok untuk rekreasi, area luas dan paling penting itu dapat dilalui tol (milik Bakrie Toll). Sehingga ini memberikan kontribusi yang bagus saling untung, kalau tidak lewat jalan tol bisa tiga jam macetnya untuk menuju Lido," jelas dia.
5. Ambisi kembangkan bisnis televisi
Hary mengaku saat ini masih dalam proses negosiasi terkait pembelian stasiun antv. Hary Tanoe mengakui sangat berambisi menguasai 100 persen saham antv.
"MNC menjajaki dengan antv bukan VIVA. Saat ini negosiasi masih berlangsung. Jadi tidak benar ada pemberitaan sudah terjadi tidak benar karena masih dalam tahap negosiasi. Pembicaraan memang antara 90-100 persen," ujarnya saat konferensi pers di MNC Tower, Jakarta, Kamis (1/8).
Hary Tanoe punya alasan sendiri memilih untuk menguasai antv. Salah satunya lantaran stasiun televisi milik Bakrie ini memiliki program realty show yang lebih banyak dibanding stasiun televisi yang berada di bawah bendera MNC Grup yang hanya mayoritas memiliki program drama.
"antv merupakan 10 televisi nasional, berbeda dengan televisi lainnya kalau ini lebih ke realty show kalau MNC lebih pada drama. Atas pertimbangan itu," jelas dia.
Hary Tanoe mengaku alasannya membeli antv juga dilatarbelakangi ambisinya mengembangkan bisnis televisi miliknya. Salah satu pertimbangannya adalah faktor pendapatan dari iklan yang lebih banyak masuk ke televisi dibanding media lain.
"Mau tidak mau yang paling diutamakan adalah televisi. Karena mayoritas televisi itu berasal dari belanja iklan," ujar dia.
Editor : MYD/DVNSumber : Merdeka.com
Hary mengaku saat ini masih dalam proses negosiasi terkait pembelian stasiun antv. Hary Tanoe mengakui sangat berambisi menguasai 100 persen saham antv.
"MNC menjajaki dengan antv bukan VIVA. Saat ini negosiasi masih berlangsung. Jadi tidak benar ada pemberitaan sudah terjadi tidak benar karena masih dalam tahap negosiasi. Pembicaraan memang antara 90-100 persen," ujarnya saat konferensi pers di MNC Tower, Jakarta, Kamis (1/8).
Hary Tanoe punya alasan sendiri memilih untuk menguasai antv. Salah satunya lantaran stasiun televisi milik Bakrie ini memiliki program realty show yang lebih banyak dibanding stasiun televisi yang berada di bawah bendera MNC Grup yang hanya mayoritas memiliki program drama.
"antv merupakan 10 televisi nasional, berbeda dengan televisi lainnya kalau ini lebih ke realty show kalau MNC lebih pada drama. Atas pertimbangan itu," jelas dia.
Hary Tanoe mengaku alasannya membeli antv juga dilatarbelakangi ambisinya mengembangkan bisnis televisi miliknya. Salah satu pertimbangannya adalah faktor pendapatan dari iklan yang lebih banyak masuk ke televisi dibanding media lain.
"Mau tidak mau yang paling diutamakan adalah televisi. Karena mayoritas televisi itu berasal dari belanja iklan," ujar dia.