DaVinaNews.com

Bisa jadi cuma kesalahan dalam memasukan data atau karena selera humor Google yang sudah termasyur

Pernahkah Anda iseng memasukan nama Justin Bieber, penyanyi remaja asal Kanada yang sedang digilai jutaan remaja di dunia, ke layanan terjemahan multibahasa dari Google?

Ini memang tidak serius, tetapi jika sesekali Anda iseng coba masukan nama "Justin Bieber" ke Google Translate yang menerjemahkan bahasa Inggris ke Indonesia. Nama penyanyi dengan 24 juta follower di Twitter itu akan diterjemahkan sebagai "Bunga Citra Lestari".

Jika tidak percaya Anda bisa mencobanya sendiri. Tetapi jika dibalik, menerjemahkan nama Bunga Citra Lestari ke dalam baik bahasa Inggris atau Inggris ke Indonesia sekali pun, tidak akan diterjemahkan menjadi Justin Bieber.

Bunga Citra Lestari atau yang lebih populer dengan sapaan BCL adalah pemain film, sinetron, dan penyanyi yang tidak kalah tenar dari Bieber di Tanah Air.

Meski demikian tidak jelas apa maksud, tujuan, dan mengapa Google menyandingkan nama dua pesohor di dunia hiburan itu di layanan Google Translate.

Bisa jadi cuma kesalahan dalam memasukan data karena Google Translate juga mempertimbangkan masukan atau feedback dari penggunanya dalam menentukan terjemahan yang lebih bagus.

Atau kemungkinan kedua, ya hanya karena iseng. Google tidak saja terkenal sebagai mesin pencari super cerdas - tidak heran jika dijuluki Mbah Google di Indonesia - tetapi juga mesin yang punya selera humor lumayan.

Jika di Google Translate Justin Bieber diterjemahkan sebagai Bunga Citra Lestari maka, aktor lawas Chuck Norris pernah dicandai "lebih serius." Orang yang mencari Norris di Google akan mendapatkan hasil: "Google won't search for Chuck Norris because it knows you don't find Chuck Norris, he finds you."

"San Diego loves social media"

Baru-baru ini, kota San Diego, Amerika Serikat mencanangkan 30 Juni sebagai hari Sosial Media (Social Media Day) menyusul kota New York, Toronto, Las Vegas, dan San Jose.

Keputusan tersebut diambil Walikota Jerry Sanders sebagai penghormatan dari pertumbuhan sosial media di kota yang memang terkenal akan awal mula perusahaan berbasis teknologi.

Lebih dari 60 ribu bisnis skala kecil dari kota tersebut terdaftar di Facebook, dan ada 42 ribu lainnya tercantum di Foursquare.

"San Diego loves social media (San Diego cinta sosial media). Walikota tahu bahwa ini adalah alat yang luar biasa untuk terus mengirimkan informasi tentang kota ini kepada publik," kata Alex Roth, jurubicara Sanders tentang pencanangan Social Media Day di San Diego.

Ditambahkan Roth, walikota setempat mengandalkan Twitter untuk menyampaikan informasi kepada penduduk lokal ketika terjadi masalah listrik pada bulan September lalu.

Menurut panitia penyelenggara, Tyler Anderson dan Rob Marlborough, komunitas sosial media yang hidup dan berkembang di kota tersebut adalah karena membludaknya perusahaan-perusahaan kecil berbasis teknologi, jaringan blogger yang sangat luas, serta masuknya pendidikan tentang sosial media di sekolah-sekolah kota itu.

Menurut Marlborough, saat ini pebisnis-pebisnis lokal sangat aktif di Facebook, Twitter, Instagram, dan Pinterest. Ini menjadi indikasi berkembangnya profesionalisasi jaringan sosial media di kota itu.

"Sosial media membantu mempromosikan perusahaan-perusahaan itu. Namun, yang membedakan perkumpulan sosial media di San Diego adalah, ketika kita berkumpul, tidak hanya bicara bisnis, tetapi untuk bersenang-senang. Di sini orang-orangnya sangat santai," kata Marlborough.

Menyambut pencanangan tersebut, panitia Social Media Day akan menyelenggarakan beberapa acara. Mengambil tempat di Marrioo Marquis's Marina Kitchen di hari tersebut akan ada beberapa acara menarik untuk menghibur sekitar 500 tamu undangan.

Pencanangan Social Media Day di beberapa kota di AS adalah gerakan yang dimulai oleh situs khusus teknologi Mashable sejak 3 tahun lalu.

Dalam pemberitaannya, Mashable menuliskan, "Kami sangat bersemangat untuk menambah San Diego dalam daftar kota-kota yang mengakui keberadaan sosial media dan akan merayakan tanggal 30 Juni sebagai Social Media Day. Acara ini adalah sebagai selebrasi akan kemampuan sosial media untuk membantu orang berkomunikasi, terhubung, dan menjalin ikatan."

Layanan bagi orang yang ingin mengendalikan citranya di dunia maya

Seringkali setelah wawancara kerja atau kencan perdana, Anda akan digoogling oleh perusahaan atau orang yang Anda kencani. Nah, BrandYourself akan membantu Anda mencari tahu siapa saja yang meng-googling nama Anda.

BrandYourself merupakan situs yang meberi layanan bagi orang yang ingin mengendalikan citranya di dunia maya.

Situs baru itu, Selasa (1/5), meluncurkan fitur yang bisa dimanfaatkan oleh penggunanya untuk mengetahui profil dan lokasi orang yang mengakses profil BrandYourself mereka di dunia maya.

BrandYourself bisa memberi layanan itu karena mempunyai database alamat IP dari organisasi-organisasi yang dipublikasikan secara luas. Alamat IP itu kemudian dicocokan dengan profil perusahaan yang memiliki alamat-alamat IP itu.

Meski demikian sistem itu tidak sepenuhnya sempurna karena, meski alam IP perusahaan besar mudah dilacak, tetapi lebih banyak IP yang sebenarnya dimiliki oleh perusahaan kecil yang tidak terdaftar.

"Orang di-googling. Itu memberi mereka gagasan untuk mencari tahu siapa saja yang telah mencari mereka dan itu juga memotivasi mereka untuk memperbarui profil mereka di dunia maya," kata Patrick Ambron, pendiri BrandYourself.

Sejak diluncurkan Maret lalu, Ambron mengaku, layanannya telah mempunyai 25.000 pengguna dan 80 persen dari mereka telah membuat profil. Sejumlah 1000 pengguna bahkan mendaftar pada versi berbayar dari layanan itu.