Gantikan Mega, Puan Siap
[BALIKPAPAN] Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga, Puan Maharani secara tersirat menyatakan kesiapannya menjadi pengganti Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, dalam pencalonan presiden di tahun 2014 mendatang.
“Sebagai kader, saya siap ditempatkan dalam posisi apa pun, apalagi itu kalau amanah partai,” kata Puan setelah membuka rapat koordinasi bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga PDI-P Kaltim di Balikpapan, baru-baru ini. “Kakek saya presiden, ibu saya juga presiden, dan tahun 2014 Insya Allah kita menang," kata Puan dalam pidato politik di depan para peserta rapat koordinasi tersebut.
Puan mengatakan, dirinya siap mencalonkan diri menjadi capres pada Pemilu 2014 dengan syarat kalau Megawati, yang juga ibu kandungnya tidak mencalonkan diri lagi sebagai presiden. Karena itu, Puan menegaskan, dirinya dan seluruh komponen partai tetap memegang teguh hasil Kongres PDI-P di Bali 2010. Ketika itu, PDI-P secara bulat mendukung Megawati Soekarnoputri jadi calon presiden.
"Bu Mega belum pernah menyinggung akan mundur dari pencalonan presiden mendatang. Amanat Bu Mega kepada kami semua adalah memenangkan Pemilu 2014," kata Puan.
Saat ini, Megawati tetap menjadi kandidat terkuat dan mendapatkan seluruh dukungan dari massa PDI-P seluruh Indonesia. Beberapa survei yang dilakukan lembaga independen menyebutkan, Megawati lebih populer dari calon presiden Partai Golkar Aburizal Bakrie dan nama-nama lainnya.
Puan juga menepis anggapan bahwa calon presiden PDI-P harus punya darah Soekarno, mengingat sejarah partai tersebut yang berasal dari Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan Soekarno. “Semua kader PDI-P berhak menjadi calon presiden, bila memenuhi persyaratan dan didukung oleh pengurus," kata Puan.
Pada bagian lain, Puan juga mengimbau massa PDI-P agar tidak mengkhawatirkan hasil polling atau survei tentang popularitas calon, baik calon presiden maupun calon kepala daerah yang didukung PDI-P. "Sementara ini hasilnya selalu fluktuatif dan selalu berubah. Jangan kecil hati bila hasilnya sedang di bawah, tapi jangan juga besar kepala bila hasilnya kita lagi di atas," kata Puan. Puan optimistis, PDI-P mampu mendongkrak perolehan suara hingga 50 persen di Pemilu 2014. Salah satu indikatornya adalah PDI-P mampu memenangkan 113 kepala daerah atau 43 persen pilkada di seluruh Indonesia.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina PDI-P, Taufiq Kiemas mengatakan, partainya sebaiknya melakukan kaderisasi calon presiden (capres) untuk Pemilu 2014. Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, yang nota bene istrinya sendiri, sebaiknya berpikir dua kali untuk maju sebagai capres di Pemilu 2014, dan memberi kesempatan untuk kader yang lebih muda.
“Ibu (Megawati, Red) sebaiknya berpikir dulu untuk maju, usia nanti 68 tahun di 2014. Kaderisasi lebih penting daripada maju sendiri. Kalau disiapkan tiga tahun ini, pasti ada kader PDI-P untuk capres,” kata Taufiq kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senin (24/10).
Dia mengatakan, kaderisasi penting untuk mempersiapkan capres PDI-P sekaligus calon pemimpin bangsa. Hal itu, merupakan tantangan yang berat dilakukan seorang pemimpin, namun justru menunjukkan kualitasnya sebagai pemimpin sekaligus negarawan. Taufiq menegaskan, tokoh-tokoh senior sebaiknya mengalah di Pemilu 2014, dan mengambil posisi menjaga kesatuan negara daripada berkompetisi. Kesempatan untuk pemimpin-pemimpin muda sebaiknya diberikan, agar tidak terulang lagi monopoli kepemimpinan seperti era Presiden Soeharto.
“Dulu kita sering ngeledekin Pak Harto (Presiden Soeharto, Red) sudah tua masih maju Pemilu. Sekarang yang senior mengalahlah. Kita bisa lakukan perubahan di 1998, banyak calon presiden, ada Gus Dur ada Megawati, sekarang pasti lebih banyak lagi pemimpin-pemimpin muda,” ujar Taufiq.
Dia menilai, kaderisasi pemimpin bangsa penting dilakukan karena Indonesia mengalami krisis pemimpin, dan hal itu sangat membahayakan bagi masa depan bangsa. Kalau tidak segera disiapkan, maka kaderisasi kepemimpinan bangsa akan jomplang. Ketika ditanya apakah Puan Maharani yang harus disiapkan untuk Pemilu 2014, Taufiq mengelak.
Menurutnya, siapapun bisa disiapkan oleh PDI-P, bukan hanya Puan. “Siapa saja kita Siapkan. Nanti yang terpilih itu dari Tuhan. Kalau Mbak Puan, wartawanlah yang bisa menilai,” ujar Taufiq.
Ketua DPP Partai Golkar, Priyo Budi Santoso mengapresiasi pandangan Taufiq Kiemas mengenai kaderisasi kepemimpinan yang harus disiapkan untuk Pemilu 2014. Namun, capres tua tak perlu dilarang, jika ingin mengabdikan diri dan berkompetisi dalam Pilpres 2014. “Ada tokoh tua, ada tokoh muda, itu komplementer saling melengkapi. Kalau tokoh-tokoh lama kredibel dan ingin mengabdikan, ya jangan dilarang,” kata Priyo. [MAA]