Jusuf Kalla Dukung Program Rumah Murah
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan dukungannya atas program Rumah Murah yang digagas Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera).
“Saya dukung karena itu untuk masyarakat miskin,” ujar Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla saat meninjau model rumah murah di Kantor Kemenpera, Jakarta, hari ini.
Program pembangunan rumah murah yang saat ini dilaksanakan Kemenpera sangat membantu masyarakat miskin seperti para buruh yang penghasillannya pas-pasan. Melalui program ini, mereka memiliki akses mendapat rumah layak huni.
Apalagi pemerintah memberikan subsidi terhadap suku bunga sehingga angsurannya menjadi lebih ringan hanya sekitar Rp 300.000 sampai Rp 500.000 per bulan.
“Para buruh bisa hidup sejahtera kalau biaya hidupnya murah. Dan kalau mereka punya rumah murah, tentunya hal itu lebih baik daripada mereka harus mengontrak dengan mengeluarkan biaya sewa Rp 400.000 sampai Rp 500.000,” tandasnya.
Jusuf Kalla menjelaskan, kehidupan masyarakat di rumah murah tentu lebih baik dibanding mereka tinggal di emperan toko atau pinggiran Kali Ciliwung. Oleh karena itu, pemerintah daerah (Pemda) perlu memberikan dukungan terhadap program perumahan rakyat ini.
Lebih lanjut, Jusuf Kalla mengungkapkan, saat ini pemerintah juga harus memperhatikan masalah subsidi perumahan untuk masyarakat selain memberikan subsidi ke harga bahan pangan maupun bahan bakat minyak (BBM). Sebab, pemenuhan kebutuhan rumah pada dasarnya juga menjadi tugas dari pemerintah.
Dia juga mengusulkan agar pembangunan rumah murah ini dilakukan dipinggiran kota karena harga tanah masih murah. Sedangkan untuk di wilayah perkotaan, Kemenpera harus lebih banyak membangun Rusunawa (rumah susun sewa. “Pemda ikut membantu penyediaan lahannya,” terangnya.
Pria yang juga menjabat Ketua Umum PMI ini juga menerangkan rumah murah ini bisa menjadi model bangunan rumah di lokasi bencana. Hal ini dilakukan PMI dalam membantu masyarakat pasca bencana seperti di Aceh dan DI Yogyakarta beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz menjelaskan, pembangunan rumah murah diharapkan juga bisa mengurangi kekurangan kebutuhan (backlog) perumahan yang mencapai angka 13,6 juta unit rumah. Apalagi masyarakat juga bisa mencicil rumah dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan bunga rendah.
Menpera menambahkan, lokasi pembangunan rumah murah memang diprioritaskan di pinggiran kota. Sebab, selain harga tanah yang masih terjangkau, banyak masyarakat berpenghasilan rendah yang tinggal di pinggir kota.
“Saya harap program rumah murah ini bisa ikut membantu masyarakat untuk memiliki rumah. Ke depan tentu gaji masyarakat akan terus meningkat, sedangkan cicilan rumahnya tetap,” katanya.