"Khalifah" Favorit Pilihan Penonton Festival Film FICA Perancis
Film Indonesia yang berjudul "Khalifah" karya sutradara Nurman Hakim berhasil memperoleh penghargaan "Prix du Publique" yaitu film favorit pilihan penonton dalam penyelenggaraan Festival International des Cinemas d'Asie (FICA) 2012 yang digelar di Vesoul, Perancis.
"Film Khalifah bercerita mengenai kisah perjalanan perempuan Indonesia bernama Khalifah semenjak hidup berumah-tangga dengan pria Muslim misterius bernama Muhammad Rasyid yang minta ia mengunakan cadar," ujar Minister Counsellor Pensosbud KBRI Paris, Arifi Saiman kepada Antara London, hari ini.
Dikatakannya, film "Khalifah" yang diputar selama dua hari berhasil memperoleh penghargaan Prix du Publique (Film Favorit Pilihan Pemirsa), sementara film karya Nurman Hakim sebelumnya "Pesantren" menjadi film pemenang FICA di tahun 2009 untuk kategori film terbaik.
Dalam acara pemutaran perdana film Khalifah dihadiri sekitar 300 penonton dari kalangan pemerhati/kritikus film baik dari Perancis maupun dari luar Perancis termasuk Direktur Festival Jean-Mare Therouanne.
Penyelenggaraan 18me Festival International des Cinemas d Asie (FICA) di Vesoul, Perancis, khusus untuk film Asia diikuti sekitar 90 judul film yang terbagi dalam kategori film kontemporer dan film documenter berlangsung dari 14 hingga 21 Februari lalu.
"Keikutsertaan film Khalifah merupakan momentum penting untuk membangun dan meningkatkan sikap saling pengertian tentang nilai budaya suatu bangsa khususnya nilai budaya Indonesia melalui media film", ujarnya.
Film yang dibintangi oleh aktor Indra Herlambang ini menceritakan mengenai perjalanan hidup sosok perempuan Indonesia bernama Khalifah khususnya semenjak hidup berumah-tangga dengan seorang pria muslim misterius bernama Muhammad Rasyid.
Pernikahan tersebut telah membawa perubahan tersendiri bagi sosok kehidupan Khalifah yang diantaranya digambarkan melalui keputusan yang diambilnya untuk meluluskan permintaan suaminya untuk mengenakan cadar (burqa).
film Khalifah mendapat tanggapan sangat positif dari kalangan penonton. Hal ini tampak dari antusiasme penonton pada saat sesi dialog interaktif seusai penayangan film dengan aktor Indra Herlambang tentang karakter peran yang dimainkannya sebagai sosok pria Muslim yang misterius.
Keingintahuan penonton dalam konteks ini antara lain didorong oleh kesengajaan sutradara Nurman Hakim yang memberikan ruang terbuka kepada penonton untuk menyimpulkan sendiri sisi kehidupan sosok suami wanita bernama Khalifah yang sarat misteri serta memiliki dua identitas nama yang berbeda, salah satunya menggunakan nama Muhammad Rasyid.
Secara umum film Khalifah berhasil menarik perhatian pengunjung FICA tahun 2012. Relatif besarnya perhatian pengunjung festival terhadap film garapan sutradara Nurman Hakim ini menunjukkan keingintahuan para pengunjung dalam upaya memperoleh gambaran secara utuh tentang Islam.
Arifi Saiman mengatakan film Khalifah bukan satu satunya film Indonesia yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan FICA di Vesoul sejak tahun 1998.
Tercatat sebanyak sebelas judul film Indonesia yang mengikuti festival ini, yaitu Le Ciel est mon toit (Langitku rumahku) karya sutradara Slamet Rahardjo (1996), Canons retourns karya sutradara Eros Djarot (1998), Feuille sur un oreiller (Pasir berbisik) karya sutradara Garin Nugroho (1999, 2001) dan Pote emprisonn (2001), Le Telegramme karya sutradara Slamet Rahardjo (2001), Jonis promise (Janji Joni) karya sutradara Joko Anwar (2006), Pesantren karya sutradara Nurman Hakim (2009).
Sementara di tahun 2010 Indonesia mengirimkan tiga film yaitu "What's the Point" karya sutradara Iwan Setiawan, Jamila and the President karya sutradara Ratna Sarumpaet dan Effort for Love karya sutradara Ani Ema Susanti.
Film Pesantren karya sutradara Nurman Hakim berhasil menjadi film pemenang FICA Tahun 2009 untuk kategori film terbaik. Sementara itu, film Khalifah berhasil memperoleh penghargaan Prix du Publique (Film Favorit Pilihan Pemirsa) pada FICA Tahun 2012.