GP2, Loncatan Besar Bagi Rio Haryanto
Tampil mengesankan di GP3 bukan jaminan untuk Rio Haryanto bisa tampil bagus di tingkat yang lebih tinggi, GP2. Sang manajer, Piers Hunnisett, pun mengatakan GP2 merupakan loncatan karier yang besar untuk Rio.
Sama-sama menyandang status sebagai balap mobil sejenis, alias one-make race, kelas GP2 memang lebih tinggi. Mobil GP2 memiliki sasis dengan sumbu roda yang lebih lebar daripada GP3.
GP2 juga menyandang dapur pacu yang lebih besar, dengan mesin V8 berkapasitas 4 liter bertenaga 612 tenaga kuda. Bandingkan dengan mesin GP3 yang hanya berkapasitas 2 liter dengan empat silinder dan bertenaga 280 tenaga kuda.
Durasi balapan juga berbeda. Balap GP3 hanya memakan waktu sekitar 30 menit per balapan, sementara GP2 sekitar 1 jam atau 170 kilometer untuk Race 1 dan 45 menit atau 120 kilometer untuk Race 2.
Dengan perbedaan yang sangat besar dari sisi teknis, Piers menyebut ini merupakan loncatan besar untuk Rio.
"Dari Formula BMW ke GP3 adalah langkah kecil untuk Rio. Tapi, dari GP2 ke GP3 adalah loncatan besar. Banyak pembalap berkata bahwa GP2 bahkan lebih berat daripada F1," kata Piers, hari ini.
Selain masalah teknis, GP2 juga dihuni oleh banyak pembalap berpengalaman.
Piers pun memilih bersikap realistis melihat peluang anak asuhannya.
"Tahun lalu di GP3, Rio sangat kompetitif. Sekarang, kami naik ke GP2 dan kami sudah melakukan banyak tes. Ada banyak pembalap berpengalaman di sini dalam dua tahun terakhir. Juara tahun lalu sudah membalap lima tahun," jelas Piers.
Meski begitu, bukan berarti Piers tak yakin dengan kemampuan Rio. Ia percaya, pembalap kelahiran Solo itu bisa membuat kejutan.
"Target saya, jika Rio bisa menembus top 10 di tengah musim akan sangat bagus. Tidak ada yang bisa mengerti bagaimana sulitnya naik podium," ujar Piers.