Pengadilan AS Minta Google Berikan Rahasia Android pada Apple
Google dan Motorola diperintahkan oleh seorang hakim di Amerika Serikat, Senin (5/7), waktu setempat untuk memberikan data-data penting tentang merger dua perusahaan itu dan rahasia di balik pengembangan Android kepada Apple, demikian lapor Bloomberg, Selasa (6/3).
Richard A. Posner, seorang hakim di Chicago, AS, mengeluarkan keputusan itu dalam sidang pelanggaran hak paten yang diajukan oleh Apple.
Hakim Posner meminta Google menjelaskan rincian rencananya mengakusisi Motorola dan racikan rahasia di balik platform Android.
Selama beberapa tahun terakhir Apple memang getol menggugat sejumlah perusahaan seperti Google, Motorola, dan Samsung, di seluruh belahan dunia, atas dugaan pelanggaran hak paten.
Pada 2010 Apple menggugat Motorola karena menduga perusahaan itu mencontek teknologi layar sentuh Apple dan teknologi mobile lainnya.
Sementara sepanjang 2011 Apple bertarung dengan Samsung terkait pelanggaran paten di sejumlah produk mobile seperti telepon seluler dan tablet.
Baik Motorola dan Samsung sama-sama menggunakan Android, sistem operasi bikinan Google, dalam produk-produknya. Keputusan pengadilan di Chicago itu sendiri dikeluarkan setelah Appel mengajukan gugatannya pada 2 Maret silam.
Data yang harus diungkap Google sendiri berkaitan dengan taksiran nilai Google terhadap produk-produk Motorola. Apple menduga teknologi dalam produk-produk itulah yang menggunakan teknologinya secara tidak sah.
"Akusisi Android/Motorola sangat relevan dengan klaim dan pembelaan Apple," kata pengacara Apple di hadapan para hakim.
Apple dan Google masih akan berpartisipasi di persidangan yang akan dimulai pada Juni mendatang serta menghadap dua kelompok juri yang berbeda.
Juri pertama akan menghadapi pertarungan keduanya atas enam hak paten yang menurut Apple telah dilanggar Google sementara kelompok juri kedua akan fokus pada masalaha Motorola.
Ada pun Google mengumumkan rencananya untuk mengakusisi Motorola pada Agustus 2011 dengan nilai US$12,5 miliar. Meskipun Departemen Kehakiman AS dan Komisi Eropa telah menyetujui akusisi itu, tetapi langkah dua perusahaan itu masih terganjal di China, Israel, dan Taiwan.