Psikolog: Facebook Berhubungan Langsung dengan Narsisme Agresif
Para psikolog telah menemukan bahwa Facebook dan media sosial lainnya ternyata telah menjelma menjadi media atau tempat untuk mengumbar narsisme dan membina persahabatan yang dangkal.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti dari Western Illinois University, Amerika Serikat, ditemukan hubungan langsung antara jumlah teman dan tingkat narsisme agresif, yang bersifat merugikan secara sosial.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Personality and Individual Differences menemukan bahwa mereka yang mempunyai kecendrungan narsis tinggi - setelah diukur menggunakan quesionernarcissistic personality inventory - biasanya mempunyai tiga kebiasaan.
Ketiga kebiasaan itu adalah mempunyai lebih banyak teman di Facebook, sangat sering menandai atau men-tag diri sendiri dalam konten-konten media sosial, dan sangat sering meng-update status.
Untuk tiba pada kesimpulan itu para peneliti melibatkan 294 mahasiswa yang berusia 18 - 56 tahun sebagai responden. Dalam penelitian ada dua elemen negatif narsisme yang diukur, pertama grandiose exibitionism (GE) dan entitlement/exploitativeness (EE).
Orang dengan kecendrungan GE - asyik dengan diri sendiri, angkuh, superior, dan cenderung eksibisionis - biasanya selalu ingin menjadi pusat perhatian. Mereka selalu menulis hal yang mengejutkan dan mengumbar sesuatu yang tidak pantas karena tidak tahan jika diacuhkan oleh orang lain.
Sementara aspek EE mencakup "keinginan untuk selalu dihormati dan akan memanipulasi serta mengambil keuntungan dari orang lain". Untuk mereka yang mempunyai kecendrungan ini biasanya mempunyai teman yang sangat banyak di Facebook, biasanya lebih dari 800 orang.
Tetapi orang kecendrungan EE dan GE tinggi biasanya lebih terbuka kepada orang asing, mau menerima tawaran pertemanan atau friend request dari orang yang tidak dikenal sebelumnya.