Seberapa Besar Peluang Faisal Basri?

Sabtu, Maret 24, 2012 5 Comments

Foto: davinanews.com
Pasangan yang akan maju sebagai cagub-cawagub DKI paling lambat harus mendaftar pada hari Senin (19/3) ke KPUD DKI Jakarta. Yang sudah dipastikan mendaftar tiga pasang, Alex Nurdin-Letjen Mar (Pur) Nono Sampono (Golkar, PPP,PDS), Faisal Basri-Biem Benyamin serta Mayjen TNI (Pur) Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria, keduanya dari jalur independen.


Sementara Fauzy Bowo (Foke) diperkirakan akan menjadi kandidat terkuat dari Partai Demokrat, dengan cawagub dari PDIP. Walaupun belum ada keputusan resmi partai, Taufiq Kiemas  meyakini keputusannya tidak akan jauh dari apa yang berkembang belakangan ini. PDIP menurut informasi saat melakukan fit and propper test terhadap kadernya Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi) dan Nono Sampono, nampaknya menilai keduanya kurang kuat apabila di adu head to head dengan Foke ataupun Alex Nurdin.


Taufik Kiemas dan tokoh yang mengusulkan nama Adang merespons positif berita yang berkembang di media, dengan menyatakan bahwa pasangan Foke-Adang sebagai yang ideal untuk Jakarta ke depan. Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu menilai keduanya sebagai orang yang mengetahui selukbeluk Jakarta dan bagaimana membenahinya.”Itu bagus dan kalau cerdas memang yang pas begitu,” katanya. Walaupun demikian, pasangan ini belum final, karena kunci keputusan tetap saja berada di Partai Demokrat.


Kalau Demokrat dan PDIP berkoalisi, kemungkinan parpol lainnya yang belum menentukan pilihannya nampaknya akan bergabung mendukung Foke sebagai incumbent. Nah, dengan demikian dinamika pilkada DKI tinggal menunggu keputusan PKS, apakah akan menentukan pasangan sendiri atau juga merapat ke incumbent.


Apabila benar hanya empat pasang yang maju dalam Pilkada DKI, maka kandidat akan terdiri dari tiga pasang sipil militer yang kesemuanya mantan pejabat dan satu pasangan warga DKI biasa. Penulis kembali teringat pilkada Jabar 2008, dimana pasangan warga biasa Heryawan-Dede Yusuf mampu menjungkirkan optimisme incumbent Danny Setiawan-Mayjen TNI Iwan Sulanjana (mantan Pangdam Siliwangi), serta pasangan Jenderal TNI (Pur) Agum Gumelar (Mantan Menko Polkam)-Nu’man Abdulhakim (Wagub Jabar). Danny didukung Golkar dan Partai Demokrat, Agum diusung PDIP, PPP,PKB , PBB, PKPB, PBR dan PDS, sementara Heryawan hanya didukung PKS dan PAN.


Kemenangan Heryawan-Dede Yusuf lebih dikarenakan keduanya adalah pasangan biasa saja, bersih, sederhana dan bukan pejabat atau mantan pejabat. Sementara dua pasangan lainnya adalah tokoh-tokoh hebat, bak selebrities yang diberitakan seperti tokoh tak terkalahkan. Dua pejabat Gubernur-Wakil Gubernur dan dua Jenderal yang demikian populer di media.


Nah, kembali ke Pilkada DKI Jakarta, apakah sejarah Pilkada Jabar akan terulang di Jakarta. Bisa saja terjadi. Ketiga Pasangan di DKI dinilai demikian hebat karena memang mereka pejabat atau mantan pejabat, Foke (incumbent), Adang Ruchiatna (kalau terpilih) mantan Pangdam, Alex Nurdin (Gubernur Sumsel), Nono Sampono (mantan Dan Kormar, Kabasarnas), Hendardji (Mantan Dan Puspom). Sementara pasangan Faisal Basri-Biem Benyamin, Faisal hanyalah ilmuwan, dosen UI dan Biem anak Kemayoran, keturunan dari komedian Benyamin Sueb.


Dimana titik rawan para pejabat atau mantan pejabat tersebut? Sejak terjadinya penangkapan dan dipenjaranya demikian banyak pejabat dan anggota Parpol karena kasus korupsi, dan terus bergulirnya sidang Nazaruddin, rakyat kemudian menyimpulkan bahwa politikus itu tidak bisa dipercaya sebagai pemimpin. Citra parpol dan elitnya menjadi rusak dan turun. Dengan diberinya kesempatan kepada calon independen mengikuti pilkada DKI Jakarta, munculah harapan baru masyarakat Jakarta. Calon independen mereka nilai bersih, tidak terbelenggu oleh parpol. Ini merupakan salah satu kekuatan Faisal.


Yang lebih memukul citra parpol adalah pernyataan Busro Moqodas pada Kamis (8/3/2012). Busyro mengatakan bahwa partai politik kini menjadi tempat pembibitan koruptor muda. ’Sudah banyak buktinya,” kata Busyro di Kantor Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jakarta saat itu. Busyro menjelaskan, korupsi di partai politik sangat struktural dan bahkan direncanakan sehingga terbentuklah proses regenerasi. “Banyak koruptor yang muda-muda muncul. Itu indikasi dari proses regenerasi. Mereka pasti mempunyai planning,” tandasnya.


Seperti diketahui, banyak kader partai politik, terutama yang duduk sebagai anggota DPR, kini menjadi tersangka, terdakwa, bahkan sebagian telah berstatus terpidana korupsi dan mantan terpidana korupsi. Selama masa reformasi, KPK telah memenjarakan di antaranya sekitar 40 anggota DPR, 8 menteri, 7 gubernur, 6 komisioner Komisi Pemilihan Umum, mantan Kapolri, serta duta besar dan konsulat jenderal. Selain itu, tercatat 26 bupati/wali kota serta 30 anggota DPRD dipenjara di berbagai daerah.


Disinilah kekuatan Faisal Basri-Biem Benyamin, yang  akan mendapat tempat dihati masyarakat Jakarta. Pasangan termuda ini tidak pernah diberitakan negatif yang terkait dengan korupsi, karena keduanya bukan mantan pejabat dan sederhana.  Melihat kasus pilkada Jabar, jelas rakyat bosan dengan pejabat/mantan pejabat. Jadi kita lihat saja kedepan, karena pemilu atau pilkada, khususnya Pilkada DKI Jakarta  juga belum dapat diyakini akan berjalan jujur dan adil. Sejarah masa lalu, 6 komisioner KPU juga dipenjara karena terbukti korupsi.


Pesan moralnya “hati-hati dengan serangan fajar,” karena kekuatan finansial mereka (calon) yang kaya dan berduit bisa saja mengatur hasil pilkada. Beberapa teman penulis mengatakan, sulit untuk mengalahkan Fauzy Bowo di Jakarta. Komentar penulis, “Ya kita lihat saja nanti.” Hati-hati dengan calon independen, Faisal-Biem peluangnya cukup besar, itulah kesimpulannya. 


Penulis: Prayitno Ramelan




Biografi Cagub:



Nama : Faisal Basri
Tempat/tanggal lahir : Bandung, 6 November 1959
Istri : Syafitrie
Anak :
  1. Anwar Ibrahim Basri,
  2. Siti Nabila Azuraa Basri
  3. Muhammad Attar Basri
Pendidikan :
  • Sarjana Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1985
  • Master of Arts dalam bidang Ekonomi, Vanderbilt University, USA, 1988
Pekerjaan :
  • Anggota Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)- sejak 2000
  • Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia-sejak 1981
  • Pengajar pada Program Magister Akuntansi, Program Magister Manajemen, Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Pembangunan, Program Pascasarjana Universitas Indonesia (1988-sekarang).
  • Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI), 1993-1995
  • Expert (dan pendiri) Instutute for Development of Economics and Finance (Indef), 1995-2000
  • Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Jakarta 1999-2003
  • Anggota Tim Asistensi Ekuin Presiden RI, 2000
  • Ketua Editor Jurnal Kebijakan Ekonomi (JKE), diterbitkan oleh Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005-sekarang.
Pengalaman Organisasi :
  • Anggota American Economist Association
  • Anggota Society for International Development
  • Pendiri Partai Amanat Nasional bergabung 1998-2000 sebagai Sekretaris Jenderal; 2000-2001 sebagai Ketua yang membawahi bidang Penelitian dan Pengembangan; Januari 2001 mengundurkan diri
  • Penggagas dan Ketua Presidium Nasional Pergerakan Indonesia 2003-2005,
  • Ketua Dewan Pimpinan Nasional (Agustus 2005-sekarang)
  • Deklarator Gerakan Kepatutan dideklarasikan di Yogyakarta, 4 Desember 2004


Biografi Cawagub:

Nama : Biem Benjamin
Tempat/ tanggal lahir : Jakarta, 13 Maret 1964
Orangtua : Benyamin Suaeb dan Aisyah
Istri : Wahyuning Prihatini,
Anak :
  1. Chiquita Karisma Putri
  2. Adelia Safira Putri
  3. Moh Gilang Bimar Putra
Rekam jejak karier :
  • Anggota DPD DKI periode 2004-2009
  • Tahun 2005, Biem melakukan perjuangan juducial review agar calon perseorangan diberikan kesempatan melaju dalam pemilihan kepala daerah.
  • Mengelola sekaligus pemilik Bens Radio.
  • Membangun Etnikom Network yang memiliki jaringan 14 radio di wilayah Jawa dan Sumatera.
  • Tahun 2003 menggagas Kongres Rakyat Betawi (KRB) diikuti oleh seluruh ormas Badan Musyawarah Betawi.
  • Ketua Panitia Khusus RUU Perubahan UU No. 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibu Kota Negara Republik Indonesia.
  • Anggota Panitia Ad Hoc I DPD RI, Anggota Panitia Urusan Rumah Tangga (PURT) DPD RI, Anggota Panitia Perancang Undang-undang (PPUU) DPD RI.

DAVINA NEWS

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.