Vitamin dan Suplemen Dapat Rugikan Kesehatan
Hal ini dikemukakan oleh Guru Besar Farmakologi Universitas Indonesia, Prof DR Dr Rianto Setiabudy, dalam sebuah diskusi mengenai penggunaan obat nasional, hari ini.
Rianto mengatakan bahwa banyak sekali orang Indonesia yang memercayai bahwa vitamin dan food supplement sangat penting dikonsumsi setiap hari sebagai penunjang kesehatan.
Padahal, menurutnya, tidak semua orang membutuhkan vitamin tambahan atau suplemen makanan. Selain itu menurutnya banyak sekali vitamin yang beredar di pasaran ditawarkan dalam dosis yang jauh lebih besar daripada kebutuhan tubuh manusia.
"Vitamin C misalnya, dalam Recommended Dietary Allowance 9RDA, dosis yang dianjurkan adalah 90 miligram per hari, tetapi banyak yang menjual Vitamin C dalam dosis 1000 miligram," ujar Rianto.
Konsumsi Vitamin C berlebihan dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan cerna, dan rusaknya sel darah merah.
Rianto juga meluruskan mitos yang banyak dipercaya bahwa vitamin C bisa mencegah terjadinya flu, kanker, sakit jantung atau katarak.
"Belum ada penelitian medis yang bisa membuktikan hal itu," ujarnya.
Rianto mengatakan pada dasarnya hanya orang yang mengalami defisiensi vitamin yang membutuhkan asupan vitamin tambahan setiap hari. Orang yang mengalami defisiensi biasanya adalah ibu hamil atau mereka yang baru sembuh sakit, dan juga mereka yang kekurangan gizi.
"Biasanya yang kurang gizi itu yang asupan kalorinya kurang karena terjadi bencana dan sebagainya," ujarnya.
Untuk Vitamin A, Rianto mengatakan jumlah asupan yang dianjurkan adalah 700-900 mikrogram per hari. Jika berlebihan dapat mengakibatkan gangguan penglihatan, sakit kepala, muntah, gangguan syaraf pusat, dan iritasi kulit.
"Pada dasarnya mengonsumsi vitamin itu tidak salah, tetapi jangan berlebihan dan lebih baik vitain segar dari buah atau sayuran daripada vitamin buatan," ujarnya.
Lebih lanjut Rianto mengatakan bahwa food supplement, meskipun tidak berbahaya, juga tidak terbukti bermanfaat bagi kesehatan.
"Yang menyesatkan adalah food supplement dikemas seperti obat dan dijual dengan harga tinggi, sayangnya masyarakat percaya kalau yang mahal itu pasti baik," ujarnya.
"Food supplement itu dari segi kesehatan tidak ada bukti manfaatnya, hanya untuk kebutuhan gaya hidup, mau dikonsumsi silakan, tidak juga sama sekali tidak apa-apa," tandasnya.