BI: Laju Defisit Indonesia Cepat
Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mengatakan laju kenaikan defisit Indonesia sangat cepat dalam periode 10 tahun terakhir.
"Memang 2,5 persen dibandingkan negara lain tidak besar. Namun, dalam 10 tahun terakhir itu pesat," kata Darmin, seusai membuka Seminar Nasional: Optimalisasi Perlindungan Nasabah di Gedung BI, Jakarta, hari ini.
Kendati masih lebih kecil dibandingkan negara lain, Darmin mengatakan, defisit Indonesia sebenarnya cukup pesat kenaikannya jika harga BBM terus disubsidi.
Dia mengatakan, untuk mengurangi defisit tergantung bentuk pembiayaan ekonominya. Salah satunya mengurangi utang negara.
"Mengurangi utang apakah dengan menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) lagi (gali lubang tutup lubang), saya tidak bisa jawab itu. Lebih baik tanya ke Menteri Keuangan," pungkas Darmin.
Kendati inflasi bisa lebih tinggi akibat kenaikan harga BBM bersubsidi, Gubernur BI Darmin Nasution menilai, kenaikan harga BBM bisa membuat keuangan negara semakin kuat.
"Inflasi bisa lebih tinggi kalau ada kenaikan harga BBM, tapi itu biaya untuk menyehatkan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) dan neraca pembayaran," kata Darmin seusai membuka Seminar Nasional: Optimalisasi Perlindungan Nasabah di Gedung BI, Jakarta, Rabu (4/4).
Dia menegaskan, kalaupun inflasi naik karena harga BBM naik, BI dan pemerintah masih tetap memberikan respon yang baik agar kenaikannya tidak terlalu tinggi. Namun, Darmin belum bersedia menjelaskan detilnya. Berdasarkan perhitungan BI sebelumnya, kenaikan harga BBM sebesar Rp 1.500 akan membuat inflasi meningkat menjadi 6,8 persen.
"Saya belum mau bilang apa yang akan kami lakukan," ujar dia.