Evelyn Pianis Termuda Indonesia yang Mendunia
Disaat gadis seusianya asik dengan bermain bersama teman-temannya ke pusat perbelanjaan, hang out ke kafe-kafe gaul atau menonton konser musik idola, Evelyn Zainal Abidin malah disibukkan dengan bermain piano memainkan lagu-lagu klasik yang tidak mudah dicerna kebanyakan orang.
Sejak berusia empat tahun, Evelyn memang sudah tertarik dengan alat musik piano dan lagu klasik. Karena itu anak pertama dari dua bersaudara itu langsung mengikuti kursus musik untuk mengasah kemampuan dan bakatnya tersebut.
Ia langsung dilatih di sekolah musik Rhapsody Music School bersama Hendrata Prasetia. Saat belajar, Evelyn kerap kali mengikuti kompetisi tingkat nasional.
Meski masih berusia belia, Evelyn kemudian mengikuti berbagai ajang musik internasional. Tahun 2008, ia berhasil meraih juara pertama dalam ajang Malaysian Youth Music Festival dalam kategori piano grade 7. Ia juga berhasil meraih juara pertama untuk kategori biola grade 3.
Di tahun yang sama, gadis manis kelahiran 18 Maret 1999 itu meraih mendali perak di ajang Singapore Performance yang diselenggarakan oleh asosiasi pengajar musik Singapura (SMT).
Tahun 2009 ia lulus Grade 5 ABRSM dengan hasil sangat memuaskan. Pada 27 April 2009, ia memulai resital solo pertamanya dengan memainkan piano dan biola di kapal layar Sea Safari Cruise. Di ajang Singapore Performance tahun 2009, ia berhasil meraih medali emas dalam kategori piano dan medali perak dalam kategori biola.
Jam terbang Evelyn juga bertambah dengan kembali tampil melakukan resital piano medio Agustus 2010 di Jaya Suprana Performing Art School di Jakarta. Saat itu ia dengan lihai memainkan 12 lagu dari Scoot Joplin Composer.
Penghargaan yang paling mengesankan saat ia berhasil meraih juara pertama dalam ajang American Protege International Piano and String. Inilah untuk pertama kalinya pianis termuda Indonesia meraih penghargaan bergengsi tersebut.
Ia kemudian didaulat untuk tampil di Carnegie Hall pada 6 maret 2011.
"Padahal awalnya tidak yakin karena saingannya banyak dan berat," ujar Evelyn dengan logat Surabaya yang kental.
Satu tahun berikutnya, tepatnya tahun 2012, ia dapat mempertahankan gelar juaranya dalam ajang American Protege International Piano and String. Sebagai pemenang, ia juga mendapatkan kehormatan untuk tampil di depan publik pada 11 Maret 2012.
Memenangkan berbagai ajang internasional tidak lantas membuat namanya dikenal di negeri sendiri. Malah, nama Evelyn lebih populer di mancanegara, seperti Amerika, Singapura, Belanda dan Malaysia.
"Musik klasik mungkin penggemarnya sedikit di sini (Indonesia) tapi aku tetap akan memperkenalkan musik klasik kepada masyarakat Indonesia," ujarnya dengan penuh percaya diri.
Saat ini, untuk menambah kemampuannya, Evelyn mengikuti kelas master bersama pianis ternama dari dalam dan luar negeri.
Atas prestasinya tersebut, Museum Rekor Indonesia (MURI) sempat menobatkan Evelyn sebagai pianis termuda yang melakukan pertunjukan resital piano tunggal pada tahun 2009.
Sabtu (28/4) Evelyn baru saja mempersembahkan resital piano tunggal dengan mahakarya Isaac Albeniz dan Jaya Suprana di Hall of Jaya Suprana School of performing Arts di Mall of Indonesia.
"Aku suka dengan musik klasik dan aku tidak merasa kehilangan duniaku sebagai seorang gadis remaja," ujar Evelyn usai pertunjukan.
Evelyn yang saat ini berusia 13 tahun itu mengaku tetap menyukai boyband yang sasat ini tengah digandrungi gadis seusianya. "Aku juga suka dengan lagu-lagu SuJu. Aku bahkan pengin sekali mengaransemen lagu mereka dengan model klasik sesuai dengan jenis musik yang aku geluti saat ini," ujarnya sambil tersenyum.