Gambar Bahaya Rokok 40 Persen, Kebijakan Setengah Hati
Aktivis anti rokok menggangap keputusan pemerintah untuk menetapkan peringatan bergambar pada kemasan rokok sebesar 40 persen sebagai kebijakan setengah hati.
"Pemerintah harus memutuskan mereka ini memihak rakyat apa memihak industri rokok, tidak bisa berada di tengah-tengah, kalau mereka memihak rakyat mereka mestinya paham 40 persen itu tidak akan memberi pengaruh apa-apa," kata Fuad Baradja, Ketua Bidang Penyuluhan dan Pendidikan di Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok kepada Beritasatu.com, Kamis (19/4).
Rapat Koordinasi 13 Kementerian memutuskan bahwa peringatan bergambar pada kemasan rokok atau Pictorial Health Warnings adalah 40 persen dari luas kemasan di kedua sisi.
Fuad mengatakan, bahwa negara lain yang sudah maju pengendalian rokoknya umumnya menetapkan besar gambar di atas 70 persen dari kemasan.
"Menurut saya ini adalah kemunduran berpikir, masa sudah seperti ini permasalahannya pemerintah masih tawar-menawar dengan industri mengenai besarnya gambar, keinginan industri sudah jelas, mereka pasti lebih pilih tidak pakai gambar sama sekali," kata Fuad.
Ia mengatakan bahwa tidak masuk akal pemerintah hanya menerapkan nesar gambar 40 persen. "Memangnya industri akan bangkrut kalau gambarnya 80 persen atau 100 persen, saya jamin tidak akan, yang namanya orang kecanduan akan tetap beli," tutur dia.
Hakim Sorimuda Pohan, mantan anggota DPR RI yang saat ini tergabung dalam Tobacco Control Network mengatakan, bahwa meskipun besar peringatan bergambar tersebut lebih kecil dari yang diharapkan para aktivis, tapi hal itu lebih baik daripada tidak sama sekali.
"Setidaknya ada sedikit progress Indonesia mengarah menjadi bangsa yang lebih beradab," ujarnya.
Hakim mengatakan bahwa peringatan bergambar sebesar apapun tidak akan mempengaruhi perokok dewasa, terutama yang sudah kecanduan.
"Tetapi bagi yang baru mau coba-coba, bagi anak SD atau SMP, gambar menyeramkan seperti itu diharapkan akan menakuti mereka sehingga mengurungkan niatnya," katanya.
Hakim mengatakan bahwa angka 40 persen itu memang belum ideal, namun mengingat alotnya diskusi pemerintah dengan industri selama ini, patut disyukuri gambar tersebut tetap ada.
"Kita baru mulai, meski belum cukup baik, setidaknya sudah ada upaya ke arah sana," katanya.