Ical Dinilai Bawa Golkar Mundur ke Zaman Soeharto
Ketua DPD II Partai Golkar Banda Aceh sekaligus Ketua Forum Silaturahmi DPD II, Muntasir Hamid, menuding Aburizal Bakrie (Ical) tidak becus memimpin Golkar karena keinginannya mengajukan calon tunggal yang terkesan otoriter, yang diibaratkannya seperti bekas pendiri Golkar yang juga bekas PresidenRI, Soeharto. Padahal transisi politik ke arah demokratis di partai, sudah dimulai sejak Akbar Tandjung.
"Maaf untuk gaya kepemimpinan lebih bagus Pak Harto (Soeharto). Akbar Tandjung sudah ambil transisi politik dan kali ini dimentahkan oleh Aburizal Bakrie," kata Muntasir, dalam konferensi pers di hotel Bidakara, hari ini.
Keotoriteran Ical disebut terlihat dari keinginannya mengajukan diri menjadi calon tunggal calon presiden dari partainya. Ical sengaja tak mengikutsertakan DPD II dalam rapat pimpinan nasional (Rapimnas) karena mengetahui DPD II tak akan bulat menerima pencalonan tunggal tersebut. Sedangkan DPD 1 diberikan suara untuk Rapimnas yang rencananya akan dipercepat menjadi Juli, dari seharusnya Oktober tersebut.
"Saya bisa bayangkan waktu Akbar Tandjung melakukan konvensi, itu demokratis, tapi yang kali ini kembali lebih-lebih daripada Pak Harto," kata Muntasir.
Untuk mengontrol Golkar, Ical disebutkan menempatkan lima orang untuk masing-masing wilayah Indonesia.
Menurut Muntasir, kelima orang tersebut tidak menguasai kondisi masing-masing daerah yang dipegang.
"Dari awal sudah saya bicara, Golkar sekarang dipegang lima orang," kata Muntasir.
Kelima orang itu adalah Andi Daradai untuk wilayah Sumatera, Sharif Tjijip Soetardjo untuk Jawa Bali, Freddy Latumahena, Maluku dan Papua. Mahyudin untuk Kalimantan.
Sementara satu lagi, Muntasir mengaku tak ingat dan meminta wartawan mengecek di Dewan Pimpinan Pusat.
Pendelegasian tugas pada lima orang ini dinilai Muntasir memangkas peran tokoh-tokoh lokal partai.
"Ini terjadi pembonsaian tokoh lokal tingkat nasional," kata Muntasir.
Saat ini terdapat 524 DPD II Golkar dan sudah lebih 300 DPD, kata Muntasir, menolak pencalonan tunggal Ical dan meminta agar mereka diberi suara dalam Rapimnas mendatang.