Indonesia Tujuan Investasi Nomor 1 di ASEAN
Indonesia menjadi tujuan investasi paling diminati di antara 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), menurut hasil survei terbaru yang dirilis, hari ini.
Survei ini diselenggarakan oleh ASEAN Business Advisory Council (ASEAN BAC) dan mendapat tanggapan dari 405 responden yang meliputi perusahaan dan kelompok industri berbagai ukuran di seluruh negara anggota.
Indonesia dipilih 50 persen responden sebagai tujuan investasi, sementara Vietnam di peringkat dua dengan 46 persen, disusul Singapura (43 persen), Thailand (42 persen), Malaysia (42 persen), Filipina (27 persen), Laos (26 persen), Kamboja (26 persen), Myanmar (25 persen), dan Brunei (17 persen).
“Hasil survei ini pada umumnya sama dengan temuan survei ASEAN Business Outlook 2011/2012, di mana 85 persen perusahaan-prusahaan Amerika yang disurvei berencana melakukan ekspansi di ASEAN dalam dua tahun ke depan,” kata rilis itu.
“Indonesia menjadi tempat yang paling disukai untuk ekspansi, disusul Vietnam, Thailand, Singapura dan Malaysia. Dan juga menurut survei JETRO, tujuan utama ekspansi bisnis di ASEAN dalam tiga tahun ke depan adalah Indonesia, Thailand dan Vietnam.”
Dalam survei ASEAN BAC, jika diukur dengan skala 0 s/d 10, daya tarik investasi Indonesia adalah yang paling tinggi, yaitu 6,89, disusul Vietnam (6,29), Singapura (6,07), Thailand (6,04) dan Malaysia (5,69).
Problem paling besar dalam berinvestasi di Indonesia, seperti sudah diduga, adalah korupsi dan masalah hukum/regulasi.
Namun menurut survei, problem itu juga umum ditemukan di Malaysia, Thailand, dan Filipina.
Hambatan berikutnya di Indonesia setelah dua masalah itu adalah administrasi kepabeanan, beban pajak, infrastruktur, perijinan, kriminalitas dan huru-hara, dan tindakan-tindakan menentang kompetisi.
Hambatan yang dinilai paling kecil adalah soal instabilitas politik dan akses ke pembiayaan.
Ini berbeda dengan Thailand, di mana ketidakstabilan politik menjadi hambatan terbesar kedua setelah korupsi; atau Filipina di mana infrastruktur menjadi masalah terbesar mereka.
Sebagai catatan, seperempat jumlah responden berasal dari Indonesia, sementara Singapura, Vietnam, Thailand and Filipina mencakup 47 persen responden.
“Pembagian repsonden yang lebih tinggi di negara-negara ini memang disengaja karena mereka mewakili perekonomian yang lebih besar dari segi populasi dan/atau GDP,” demikian disebutkan.
Secara kawasan, daya tarik ASEAN sebagai tujuan investasi juga makin meningkat, 88 persen responden menyatakan mereka ingin berinvestasi paling tidak di satu negara ASEAN dalam tiga tahun ke depan.
“Setengah dari kelompok usaha itu ingin berinvestasi di Indonesia, sedangkan lebih dari 40 persen akan berinvestasi di Vietnam, Singapura, Thailand dan Malaysia.”
Hal ini juga membuat ASEAN sebagai kawasan memiliki daya tarik investasi lebih baik dari China, baik dari segi pasar, yaitu 7,18 berbanding 6,60 (jika diukur dengan skala 0 s/d 10) maupun sebagai lokasi produksi yaitu 6,67 lawan 5,88.