Iskandar Widjaja Menyihir Pecinta Musik Klasik Jakarta
Jakarta Philharmonic Orchestra (JPO) menghidupkan kembali denyut musik klasik Jakarta dalam konser The Notes of Eternity yang digelar di Aula Simfonia, Kemayoran, tadi malam (Sabtu, 21 April, 2012).
Orkestra tertua Jakarta ini memainkan sejumlah komposisi karya Delibes, Rossini, Mozart, Brahms dan Ibu Sud.
Namun, yang menjadi bintang dari pertunjukkan tadi malam tidak lain adalah penampilan pemain biola ternama, Iskandar Widjaja.
Tak seperti pertunjukkan musik klasik lain yang biasanya hanya dipenuhi orang-orang tua, tadi malam Aula Simfonia dijejali juga oleh remaja dan anak muda – khalayak yang lazimnya hanya menonton musik pop dan rock.
Anak-anak muda ini membuat konser musik klasik menjadi lebih "berwarna": setiap kali ada pergantian segmen mereka bersorak – padahal, dalam aturan konvensional, penonton baru boleh bertepuk tangan setelah seluruh komposisi selesai dimainkan.
Saking antuasiasnya, mereka bahkan berteriak ketika Iskandar Widjaja memimpin lagu karya Brahms,Concerto for Violin and Orchestra in D Major Op. 77.
Iskandar memang punya banyak sisi yang bisa membuat orang jatuh hati: pertama karena bakatnya yang luar biasa, dan selain itu - jangan dilupakan – tampangnya juga enak dilihat.
Agaknya inilah magnet terbesar yang menyedot fans perempuan muda. Jangankan gadis muda, ibu-ibu yang sudah berumur pun dibuat terpesona oleh permainan Iskandar.
Seorang ibu dengan sanggul tinggi yang sejak awal pertunjukkan terus-menerus cemberut, tiba tiba cekikikan seperti gadis remaja begitu Iskandar tampil ke panggung.
Iskandar adalah musisi berdarah Indonesia yang lahir di Berlin, Jerman. Ia telah tampil bersama berbagai orkestra internasional ternama, seperti Sydney Symphony Orchestra (Australia), Orchestre de la Suisse Romande (Swiss), dan Simfonie Orchester Berlin (Jerman). Inilah yang kemudian mengantar Iskandar pada posisinya sekarang: berada di puncak karier sebagai pemain biola kelas dunia.