Komentari Baju Foke, Jokowi 'Blunder'
Komentar bakal calon gubernur dari PDI Perjuangan dan Gerindra, Joko Widodo (Jokowi), berbuntut panjang. Pria yang kini menjabat sebagai Wali Kota Solo, Jawa Tengah itu, dianggap telah melukai hati warga Betawi.
Untuk diketahui, Jokowi sempat berkomentar soal tentang baju koko dan kopiah, yang digunakan Foke. Menurutnya, baju koko dan kopiah Foke hanya untuk mencari popularitas, agar terlihat religius.
Menyikapi pernyataan Jokowi, Ketua Umum Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB), Tatang Hidayat, menyatakan baju koko dan baju sadaria adalah tradisi warga Betawi. Selain menjadi identitas warga Betawi, baju tersebut dinilai sangat santun saat digunakan beribadah. Karena itu, pernyataan Jokowi sangat mencederai budaya Indonesia.
"Saya minta agar Jokowi mengklarifikasi pernyataannya tersebut. Dan meminta maaf kepada seluruh warga Betawi di Jakarta. Justru baju koko akan mempengaruhi moral seseorang. Aneh rasanya seorang calon gubernur merasa bosan menggunakan baju koko. Seakan-akan dia tidak tahu, baju koko telah menjadi kearifan lokal budaya Betawi," kata Tatang di Jakarta, Jumat (20/4).
Supaya tidak terulang kembali, Tatang mengharapkan siapa pun kandidat calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan apa pun dan tidak saling melukai. Sebab, akhirnya, tetap saja warga yang terlukai akibat persaingan mencapai DKI 1 ini.
Senada dengan Tatang, Ketua Umum Forum Pemuda Betawi, Rachmat HS, menganggap Jokowi belum memahami karakteristik Jakarta. Karena itu, dia menyarankan Jokowi mempelajari budaya lokal Jakarta, khususnya Betawi.
"Kami anggap Mas Jokowi belum paham dengan karakter Jakarta. Karena itu saya imbau agar masyarakat Jakarta menyikapi hal ini dengan dewasa," ujarnya.