Tampilkan postingan dengan label Pilkada. Tampilkan semua postingan

Hitung cepat Pilgub Sumut, calon PKS dan PDIP bersaing

Pilgub Sumut. ©2012 Merdeka.com/yan muhardiansyah

Hitung cepat (quick count) perolehan suara Pilgub Sumut dilakukan begitu tempat pemungutan suara (TPS) tutup pukul 13.00 WIB tadi, Kamis (7/3). Dari hitungan sementara dua lembaga survei, pasangan Efendi Simbolon-Djumiran Abdi yang diusung PDIP dan Gatot Pujonugroho-T Erry Nuradi yang diusung PKS, bersaing.

Hitungan Indobarometer, dengan suara masuk 30 persen:

1. Gus Irawan Pasaribu-Soekirman (21.75%)

2. Effendi Simbolon-Djumiran Abdi (24.08%)

3. Chairuman Harahap-Fadly Nurzal (11.81%)

4. Amri Tambunan-RE Nainggolan (11.51%)

5. Gatot Pujonugroho-T Erry Nuradi (31.85%)


Hitungan Lingkaran Survei Indonesia (LSI), dengan suara masuk 55,71 persen:

1. Gus Irawan Pasaribu-Soekirman (19.55%)

2. Effendi Simbolon-Djumiran Abdi (28.93%)

3. Chairuman Harahap-Fadly Nurzal (8.28%)

4. Amri Tambunan-RE Nainggolan (11.88%)

5. Gatot Pujonugroho-T Erry Nuradi (31.35%)
[merdeka/ren]

Effendi Simbolon dan Jumiran Abdi daftar Pilgub Sumut

Effendi Simbolon dan Jumiran Abdi daftar Pilgub Sumut
Effendi Simbolon-Jumiran Abdi. ©2012 Merdeka.com

"Total 21 kursi sudah melebihi syarat minimal yang diatur undang-undang yaitu 15 kursi." 

-Turunan Gulo

Effendi Simbolon dan Jumiran Abdi menjadi pasangan Cagub dan Wacagub ketiga yang mendaftar ke KPU Sumut, Jumat (16/11). Mereka diusung PDIP, Partai Damai Sejahtera (PDS) dan Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN).

Koalisi partai pendukung pasangan Effendi Simbolon dan Jumiran Abdi ini memiliki 21 kursi di DPRD Sumut, yaitu PDIP 12 kursi, PDS 5 kursi dan PPRN 4 kursi .

"Total 21 kursi sudah melebihi syarat minimal yang diatur undang-undang yaitu 15 kursi," ucap anggota KPU Sumut, Turunan Gulo, seusai pemeriksaan berkas.

Saat temu pers seusai pendaftaran, Effendi memohon restu dan memperkenalkan diri. "Nama saya Effendi Muara Sakti Simbolon. Saya lahir di Banjarmasin 1 Desember 1964. Saya tidak pernah besar di sini (Sumut) seperti orang tua saya. Ibu saya boru Tobing seperti juga istri saya boru Tobing, putra saya tiga," kata wakil ketua Komisi VII DPR ini.

Meski mengaku memiliki KTP Jakarta, Effendi yakin bisa memimpin Sumut. Dia menyatakan akan berpadu dengan Jumiran Abdi yang punya banyak pengalaman birokrasi di Sumut, termasuk menjadi anggota KPU Sumut periode 2013-2008. Sosok 62 tahun ini diyakini bisa mengisi apa yang tidak dipunyainya.

Effendi menyatakan akan menampung aspirasi dan akan melayani masyarakat Sumut. "Kita sadar Sumut jauh dari ibu kota. Tapi kami akan meminta pemerintah pusat memberi perhatian khusus kepada daerah ini. Tidak baik dan tidak adil membiarkan Sumut tertinggal," ucapnya.

Seperti tiga pasangan yang mendaftar kemarin pasangan Effendi dan Jumiran juga diantar ratusan pendukung. Berbagai hiburan etnik di Sumut mengiringi kedatangan dan kepulangan pasangan ini.




Editor: M. Amin
Sumber : 

4 Jenderal polisi yang bertarung di Pilgub


4 Jenderal polisi yang bertarung di Pilgub
I Gede Mangku Pastik

Berpangkat jenderal dengan bintang di pundak tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi anggota Polisi. Namun tidak sedikit Jenderal yang kemudian malah meninggalkan karirnya dan beralih ke dunia politik.

Beberapa Jenderal Polisi di masa senjanya justru melirik jabatan sebagai kepala daerah. Para jenderal tersebut rela melepas pangkatnya kemudian mengikuti pilkada untuk menjadi gubernur.

Dalam Pilgub Jawa Barat, dua jenderal dipastikan akan ikut pemilihan untuk menjadi orang nomor satu di Jawa Barat. Selain di Jawa Barat, dua jenderal polisi juga pernah mengikuti kontestasi di Pilgub, siapa saja mereka.


1. I Made Mangku Pastika

Komjen Pol (purn) I Made Mangku Pastika. Pria kelahiran Buleleng, Bali, 22 Juni 1951 adalah mantan Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional (BNN).

Peraih Adhi Makayasa (lulusan terbaik) Akabri Kepolisian pada tahun 1974 juga pernah menjabat sebagai Kapolda Bali. Sejak 1 April 2008 Pastika melepaskan jabatan di BNN dan berkonsentrasi dalam kampanye pencalonan dirinya sebagai Gubernur Bali. 

Pastika maju bersama A.A. Puspayoga didukung PDI-Perjuangan. Pastika akhirnya berhasil menjadi gubernur Bali dengan mengantongi 55,04 persen suara.

2. Adang Daradjatun

4 Jenderal polisi yang bertarung di Pilgub
adang darajatun.

Sama seperti halnya Pastika, Adang juga berpangkat terakhir Komjen Polisi sebelum pensiun. Pria kelahiran 13 Mei 1949 adalah Wakil Kepala Polri dengan pangkat Komisaris Jenderal. 

Adang pernah maju di Pilgub DKI pada tahun 2007. Adang yang berpasangan dengan Dani Anwar didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera saat itu. Namun pasangan ini akhirnya kalah melawan pasangan Fauzi Bowo dan Prijanto.

Saat ini Adang menjadi anggota legislatif (DPR-RI) dari dapil 3 DKI Jakarta periode 2009-2014 dengan raihan suara terbanyak di antara calon-calon legislatif lainnya. Dia beristri Nunun Nurbaeti dan mempunyai empat orang anak.

Pada tahun 2000, Adang pernah menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat, lalu setahun kemudian menjadi staf ahli Kapolri. Tahun 2002 Adang mendapat promosi menjadi Kababinkam dan pada tahun 2004 diangkat menjadi Wakapolri.

3. Nanan Sukarna

4 Jenderal polisi yang bertarung di Pilgub
Nanan.

Langkah pastika seperti akan kembali ditiru oleh juniornya, Nanan Sukarna. Wakapolri ini bahkan sudah mengajukan surat pengunduran diri ke institusi Polri demi maju di Pilgub Jawa Barat.

Namun demikian hingga kini langkah Nanan belum konkret untuk maju di Pilgub Jabar. Nanan baru sebatas mendaftarkan diri sebagai calon gubernur Jawa Barat kepada PDIP. Nanan memang sejak lama dikabarkan mengincar posisi Gubernur Jawa Barat. 

Komjen Pol Nanan Sukarna adalah alumni terbaik Akpol 1978 (meraih Adhi Makayasa). Dia merupakan jenderal bercitra bersih dan dianggap mampu membenahi sektor internal kepolisian. Nanan pernah pula menjabat Kadiv Humas Polri (2009-2010) dan Itwasum Polri (pada 2010-2011).

Saat menjabat Kapolda Kalimantan Barat, Nanan membuat gebrakan dengan menginstruksikan setiap polisi di daerahnya saat itu mengenakan pin anti korupsi yang bertajuk Saya Polisi Antikorupsi. Selain langkah fenomenalnya di Kalbar, Nanan merupakan polisi yang pernah dibina FBI di South West, Virginia, Amerika Serikat.

Karirnya sempat tercoreng kala mengampu jabatan Kapolda Sumatera Utara. Kasus meninggalnya mantan Ketua DPRD Sumut Abdul Aziz Angkat akibat demonstrasi yang menuntut pembentukan Provinsi Tapanuli membuat dia terpaksa ditarik ke Mabes Polri.

Lalu mampukah Nanan memimpin Jawa Barat kelak?

4. Dikdik Mulyana Arief Mansur

4 Jenderal polisi yang bertarung di Pilgub
Dikdik Mulyana Arif

Irjen Pol Dikdik Mulyana Arief Mansur adalah Kapolda Sumatera Selatan yang kemudian mengundurkan diri. Dikdik mengundurkan diri karena ingin mengikuti Pilgub Jawa Barat.

Didik yang maju dari jalur independen bahkan telah mendaftarkan diri di kantor Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Barat. Dikdik akan maju di Pilgub Jabar bersama Cecep Nana Suryana Toyib, Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu.

Meski maju dari calon perseorangan, Dikdik dan Cecep yakin bisa lolos dan menang dalam Pilgub Jabar. Sejumlah berkas yang diperlukan pun sudah dia bawa saat mendaftar di KPU Jawa Barat.

Dikdik lahir 14 Juni 1955 dan menamatkan Akademi Polisi 1978. Sebelum menjadi Kapolda Sumatera Selatan, Dikdik pernah juga menjabat sebagai Kapolda Kepri.

Dikdik pernah menjadi Kasat Reserse Umum Dit Serse Polda Metro Jaya tahun 1997. Karirnya meningkat dipercaya sebagai Kapolres Metro Jakarta Timur tahun 1998.



Editor: M. Amin
Sumber : 

Inilah Curhat Misbakhun Soal Dukungannya Terhadap Jokowi

Akun twitter @misbakhun  (sumber: Twitter.com)
Melalui akun Twitternya, @misbakhun menyampaikan uneg-unegnya menyikapi pernyataannya yang mendukung Jokowi dalam pilkada DKI putaran kedua. Tidak sekedar itu saja, Misbakhun bahkan menitipkan umatnya kepada Jokowi.

Berikut curhatan Misbakhun via @misbakhun 


1. Sering kali sbg manusia kita dalam perjalanan hidupnya dihadapkan pada keadaan dan situasi harus menetapkan #pilihan

2. Ada #pilihan yg bersifat pribadi ada juga yg menyangkut kepentingan orang banyak. Tapi ujungnya harus memilih dg bijak.

3. Ketika menyangkut orang banyak pilihan dibuat berdasarkan musyawarah. Kita harus hormati apapun hasilnya. Ikut pahalanya 2.

4. Dapat 1 pahala melakukan musyawarah dan 1 pahala dari taat pada hasil musyawarah. Itu indahnya musyawarah dlm tradisi kita.

5. Ketika kita harus menentukan #pilihan ada mekanisme istikharah yg jg tdk kecil nilai ibadahnya. Meminta petunjuk Allah Swt.

6. Besarnya nilai pahala istikharoh hanya Allah Swt yg tahu. Dg Istikharoh kita meminta petunjuk Allah Swt menentukan #pilihan

7. Ketika pibadi kita sudah menjadi bukan milik kita sendiri. Menjadi reprensentasi banyak orang. Bgmana menentukan #pilihan ?

8. Hasil musyawarah akan menjadi pertimbangan utama tapi lebih utama lagi adalah Istikharoh krn ada peran Allah Swt. #pilihan

9. Ketika memilih berafiliasi kita menghormati tatanannya. Tapi harus diingat yg utama dari semuanya adalah Allah Swt. #pilihan

10. Ketaatan kita pada apapun di dunia ini jangan pernah kemudian ketaatan itu menggeser ketaatan kita pada Allah Swt. #pilihan

11. Menentukan #pilihan yg disandarkan pada Istikharoh dengan petunjuk dari Allah Swt. Menghindarkan dari pilihan yg salah.

12. Yg terbaik buat manusia belum tentu bagi di hadapan Allah Swt. Tapi yg datang dr Allah Swt pasti baik buat kita. #pilihan

13. Ingat juga perbedaan itu adalah Rahmat. Jg pernah menutup pintu perbedaan itu. Krn perbedaan dlm #pilihan itu sunatullah.

14. Disaat sbg pribadi yg sdh bukan menjadi pemilik diri sendiri. Setiap beban #pilihan selalu saya gantungkan pada Istikharoh.

15. Mementukan #pilihan tersebut harus kecil kepentingan pribadi & diri sendiri. Keutamaan kepentingan yg kita wakili yg utama.

16. Ketika #pilihan sdh disandarkan kpd Allah Swt. Kepentingan orang banyak sbg pertimbangan. Insya Allah kita akan dijaga. 

17. Dijaga #pilihan kita juga dijaga diri kita dari segala bentuk resiko dan akibatnya. Sebaiknya penjaga adl Allah Swt.

18. Semoga sedikit tweet soal #pilihan ini memberikan kepada saya kekuatan untuk selalu kuat menjaga amanah yg diberikan.





Redaktur: Yudi Dwi Ardian

Demokrat Yakin Menangi Pilkada Kota Bekasi

Pasangan Awing Asmawi-Andi Zabidi (Azib) yakin memenangkan Pilkada Kota Bekasi | Pos Kota

Kami yakin inilah waktunya untuk maju dan menang. 
Calon Walikota/wakil walikota Bekasi dari Partai Demokrat Awing Asmawi-Andi Zabidi (Azib) yakin memenangkan Pemilukada Kota Bekasi 2012. Mereka mengaku belajar dari kekalahan Pemilukada 2008 lalu.
“Kami yakin inilah waktunya untuk maju dan menang. Saat ini kami memiliki tim dan struktur organisasi yang kuat, mulai dari anak ranting sampai Dewan Pimpinan Cabang (DPC) sudah menyatakan siiap mendukung pasangan Azib,” tutur Awing.
Diakui Awing, ada keinginan berkoalisi dengan partai lainnya. Namun prosesnya panjang dan internal Partai Demokrat memutuskan untuk mengajukan pasangan calon walikota/wakil walikota dari internal sendiri.
“Bukannya kami tidak mencoba untuk berkoalisi, tetapi kami merasa kurang cocok dengan pasangan yang diajukan untuk berkoalisi. Sehingga keputusannya tidak ada koalisi dan Partai Demokrat maju sendiri dengan pasangan Azib,” tegas Awing.
Ia yakin dukungan masyarakat terus mengalir mengingat visi dan missi dari Azib adalah membangun Kota Bekasi lebih baik. “Dan kami siapp mewujudkannya bagi masyarakat Kota Bekasi,” lanjut nya. (Dieni)
Teks: 




Editor: Yudi Dwi Ardian
Sumber: Pos Kota


Ini Jawaban Jokowi Atas Kicauan @Triomacan2000

@TrioMacan2000 (sumber: Twitter.com)
Kalau sekarang berbalik, tentu masyarakat sudah tahu apa yang kira-kira telah terjadi.

Calon gubernur DKI Jakarta Joko Widodo enggan menanggapi kicauan akun @triomacan2000 di sosial media Twitter. Selama dua hari terakhir, akun tersebut melancarkan tudingan yang memojokkan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang menjadi pasangan Jokowi.

"Tidak perlu ditanggapi, masyarakat bisa menilai," kata Jokowi saat ditemui, Senin 23 Juli 2012. 

Menurutnya, semula akun yang menamakan dirinya Ade Ayu S tersebut sering melakukan kicauan yang berpihak kepadanya. "Kalau sekarang berbalik, tentu masyarakat sudah tahu apa yang kira-kira telah terjadi," katanya.

Dua hari lalu, @triomacan2000 tiba-tiba memberikan kuliah Twitter mengenai kelebihan Fauzi Bowo. Kemudian, akun itu kembali berkicau tentang Ahok yang beberapa kali tidak menyelesaikan jabatannya.

Terakhir, akun tersebut menuding jika Ahok terlibat beberapa kasus dugaan korupsi. Akun itu menyebut dirinya ingin berlaku obyektif karena selama ini dia sudah sering mengungkap kelemahan Fauzi Bowo.

Kendati tidak menjadi follower, Jokowi mengaku ikut memantau kicauan tersebut. Dia yakin kicauan tersebut tidak akan berpengaruh pada suara pendukungnya. "Kami berdua juga punya ribuan follower di Twitter," kata Jokowi.


Redaktur: Yudi Dwi Ardian
Sumber: antara





Media Sosial, Jurus Murah Kampanye Politik



Twitter | Davinanews.com
Cagub-cawagub DKI Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) menempati peringkat teratas dalam volume percakapan maupun kuantitas orang yang membicarakannya di media sosial.
Ada resep jitu untuk menang Pemilu. Jika Anda kandidat, upayakan nama Anda kerap dipercakapkan di Twitter, Facebook dan Youtube. Maka, besar kemungkinan Anda bertengger jadi juara.
Temuan itu diungkapkan Enda Nasution, Direktur Pelaksana salingsilang.com, saat mengulik hubungan media sosial dan hasil Pilkada DKI putaran pertama 9 Juli 2012 lalu. Para kandidat DKI-1 yang paling banyak diperbincangkan di media sosial, rupanya keluar menjadi pemenang putaran pertama.

“Cukup surprise. Setelah Pilkada selesai, kami mengumpulkan data dari April sampai Juli 2012. Ada beberapa temuan mirip hasil quick count,” kata Enda kepada VIVAnews, Rabu 18 Juli 2012.

Korelasi positif dan tingkat akurasi percakapan di media sosial dengan hasil quick count aneka lembaga survei itu ditemukan bukan pada volume percakapan soal si calon gubernur. Tapi pada jumlah orang yang mempercakapkan si calon.

“Volume percakapan mengenai kandidat tertentu bisa jadi indikator kepopuleran. Tapi tidak peduli ada banyak percakapan, kalau orang yang membicarakan si kandidat itu-itu juga, ya tidak berpengaruh,” kata Enda.

Lewat media sosial, dia menjelaskan, bisa dihitung jumlah orang yang bercakap-cakap mengenai tiap calon gubernur, dan wakil gubernur DKI Jakarta.

Enda lalu memaparkan temuan timnya. Cagub-cawagub DKI Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok) menempati peringkat teratas dalam volume percakapan maupun kuantitas orang yang membicarakannya di media sosial.

Pada April 2012 misalnya, Jokowi-Ahok rata-rata didukung 2.715 tweeps. Sementara peringkat kedua, ditempati cagub incumbent Fauzi Bowo bersama pasangannya Nachrowi Ramli. Dukungan buat mereka 1.642 tweeps per hari.

Urutan itu serupa dengan hasil quick count. Pasangan Jokowi-Ahok ada di urutan pertama dengan 43,14 persen suara. Disusul pasangan Foke-Nara, dengan perolehan 33,54 persen suara (quick countLembaga Survei Indonesia).

Penekanan tingkat akurasi pada volume percakapan dan bukan jumlah orang yang mempercakapkan calon, ujar Enda, ditemukan pada fenomena Faisal Basri-Biem Benjamin. Faisal-Biem menempati posisi ketiga dalam hal volume percakapan di media sosial. Sementara di hasil quick count, pasangan itu berada di urutan keempat. Perolehan suaranya 5,08 persen (Lembaga Survei Indonesia).

“Dari analisa, ternyata jumlah orang yang mempercakapkan Faisal-Biem di media sosial tak banyak, tapi mereka paling antusias,” kata Enda. Perbandingannya, jika 1 orang ngetwit 4 kali calon yang mereka dukung, pendukung Faisal ngetwit lebih banyak. Alias 1 orang bisa 10 kali. Dengan kata lain, “Pendukung Faisal-Biem tidak banyak, tapi mereka passionate”.

Artinya, jumlah mereka yang rajin “berkicau” di jejaring media sosial itu tercermin pula di hasil quick count. Tapi teori ini masih harus dibuktikan pada Pilkada DKI putaran kedua. “Kalau terbukti benar, maka teori ini bisa kita bawa ke depan dalam riset sosial media,” ujar Enda.

Suara rakyat
Riset mirip Salingsilang.com juga dilakukan PoliticaWave, lembaga pemantau media sosial. Hasilnya pun tak jauh berbeda. Lembaga itu menyatakan, aktivitas di jejaring sosial dapat memetakan siapa calon gubernur yang nantinya memenangi Pilkada.

Pada Pilkada DKI Jakarta putaran pertama, tesis itu terbukti. “Survei popularitas cagub di media sosial ini dapat merefleksikan suara masyarakat. Dengan kata lain, suara rakyat tercermin di media sosial,” kata Direktur PoliticaWave, Yose Rizal.

Dalam survei PoliticaWave di enam media dan jejaring sosial – Twitter, Facebook, blog, forum online, berita online, dan YouTube, Jokowi-Ahok menjadi kandidat paling sering disebut menjelang Pilkada DKI Jakarta putaran pertama.

Sementara, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli ada di urutan kedua. Urutan berikutnya berturut-turut ditempati Faisal Basri-Biem Benjamin, Alex Noerdin-Nono Sampono, Hidayat Nur Wahid-Didik J. Rachbini, dan Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patri.

PoliticaWave memantau dukungan publik di Pilkada DKI itu sejak 1 Mei 2012. Pengukuran tak hanya kuantitatif, tetapi juga kualitatif. “Kami analisis makna percakapan yang terjadi, apakah mendukung atau kontra terhadap kandidat. Lalu apakah bernada sentimen positif, negatif, atau netral,” ujar Yose.

Kini para pengguna media sosial juga tak melulu kelas menengah ke atas. Kalangan menengah ke bawah juga menyasar dunia ini. “Pengguna internet sudah melebar dengan adanya smartphone dengan harga terjangkau. Pulsa unlimited juga turut meningkatkan pengguna internet,” kata Yose.

Praktisi media sosial Arif Zulkifli menyimpulkan, temuan PoliticaWave itu mematahkan tiga asumsi yang berlaku selama ini. Pertama, Twitter adalah dunia chaos, dan tak terkontrol. Kedua, Twitter adalah milik kelas menengah pengguna smartphone. Ketiga, twitter adalah media dengan pola yang tidak dapat dibaca.

Efek dahsyat
Pasangan kandidat Jokowi-Ahok, sejak awal mengaku tak punya dompet yang buncit untuk berkampanye. “Pak Jokowi tak mungkin pasang iklan di televisi. Biaya kampanye kami terbatas,” kata Sekretaris Tim Pemenangan dan Penggalangan Relawan Jokowi-Ahok, Yuke Yurike.

Jurus lebih murah pun dipakai. Mereka turun ke bawah, ke rakyat, dan juga promosi lewat media sosial.

Kampanye simpatik lewat media sosial pun dilancarkan. Ini rupanya lebih efisien dari media konvensional. Yuke berkisah, betapa sulit mereka “menembus” media konvensional. “Kami adakan konferensi pers, dan kami sebarkan rilis pers, tapi hanya sedikit media yang memuatnya,” ujar Yuke.

Mentok di media umum, tim sukses Jokowi-Ahok membetot kampanye di media sosial. Sambutan rupanya positif. “Awalnya mengalir saja. Kebetulan di media sosial banyak simpatisan, bahkan dari Kaskusers,” kata Yuke.

Para simpatisan Jokowi-Ahok itu awalnya tersebar acak, dan tak terkoordinir. “Tapi pelan-pelan di Twitter kami telusuri polanya. Kami akhirnya hafal pendukung mana yang berasal dari tim resmi, atau relawan,” Yuke melanjutkan. Dari situ, mereka merapatkan barisan lewat “kopi darat”. “Akhirnya kami semua bergabung. Perjuangan memenangkan Jokowi-Ahok pun jadi lebih enak”. Cara itu juga lebih hemat ongkos.

Meski begitu, tim sukses Jokowi-Ahok mengaku tak punya “brigade” khusus di media sosial. “Kami ramai-ramai saja, bersama-sama. Tak ada tim khusus,” kata Yuke. Kegiatan Jokowi, dia menambahkan, banyak di-retwit orang secara sukarela.

Lalu, apa kesimpulan Yuke? “Dahsyat. Semua tidak sia-sia,” ujarnya. Dia mengatakan, kampanye itu efektif karena orang-orang di Jakarta melek teknologi. Mereka bisa akses informasi lewat BlackBerry atau smartphone. Hasilnya, Jokowi-Ahok memang jadi juara di putaran pertama.

Bukan segalanya
Keberhasilan itu barangkali memancing pemikiran, bahwa media sosial dapat diandalkan sebagai jurus baru dalam mobilisasi politik.  Yang dipengaruhi adalah opini publik. Termasuk kemampuan mengubah preferensi pemilih atas kandidat tertentu.

Dari pantauan PoliticaWave, misalnya, banyak pemilih putar haluan, setelah melihat tulisan tertentu di Twitter. Awalnya memilih kandidat X, tapi lalu condong ke kandidat Y. “Atau semula ia golput, tapi setelah melihat informasi di Twitter, ia memutuskan memberikan hak suaranya ke kandidat tertentu,” ujar Yose.

Efek yang ditularkan juga penting. Kasus kandidat Faisal Basri-Biem Benjamin menarik disimak. Dani Pin, salah seorang tim kampanye Faisal, bercerita seorang pemilih mengaku mencoblos Faisal-Biem karena mengikuti pilihan anaknya yang aktif di sosial media. “Bapak itu bilang, ini era anak muda. Maka dia ikut anaknya yang tahu soal Faisal-Biem dari Twitter,” kata Dani.

Tim Faisal-Biem juga lebih serius. Mereka membangun situs yang kerap diperbarui, dan terintegrasi dengan YouTube, Facebook, dan Twitter. Diskusi soal program Faisal-Biem dipancing lewat jalur itu, atau “mencolek” yang cuek untuk aktif, dan terlibat dalam perdebatan. “Itu guna menciptakan efek spiral,” ujar Dani.

Ongkos pun bisa ditekan. Tim Faisal-Biem hanya mengeluarkan sedikit dana untuk iklan di Facebook. “Kami bayar per klik,” ujar Dani. Selebihnya, yang bekerja adalah relawan di media sosial. Tapi sayangnya, itu semua tak cukup mendongkrak suara Faisal-Biem. Pada Pilkada DKI Jakarta, pasangan ini bertengger di posisi keempat, dan tak lolos ke putaran kedua Pilkada.

Ada kelemahan tim Faisal-Biem. Meski bagus di sosial media, program penting lain rupanya luput. “Door to door campaign kami tak jalan,” ujar Dani. Masalahnya, kocek mereka tak cukup tebal untuk keliling ke kampung-kampung. “Intinya, kampanye di media sosial, dan di lapangan sama pentingnya.”

Memang, turun bermuka-muka dengan warga sangat penting. Enda Nasution mengatakan di media sosial tak bisa dibedakan antara user yang memiliki hak memilih dengan yang tidak. Juga aspek geografinya. “Misalnya si A mendukung Cagub Hidayat di media sosial, ternyata warga Bandung. Maka dukungannya itu akan sia-sia,” Enda menerangkan.

Meski media sosial jadi wahana efektif, ada syarat lain. Kandidat harus punya rekam jejak bagus di mata warga. Kredibilitas itu tak bisa dibangun instan lewat media sosial. “Andai Jokowi tidak twitter-an, dia akan tetap dipilih karena kinerja baiknya di Solo. Jokowi bahkan tak pernah mengeluarkan jargon kampanye di akun twitter-nya,” ujar Enda.

Perlu aturan?
Media sosial juga punya sisi gelap. Bersemayam di dunia maya, banyak akun anonim yang getol menebar kampanye hitam merusak reputasi lawan di Pilkada. Inilah yang disesali Dasril Efendi, Tim Advokasi Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli. “Foke-Nara paling banyak terkena kampanye negatif di media sosial. Mestinya otoritas Komunikasi dan Informatika mem-filter itu,” kata dia.

Dasril mencontohkan, gerakan “usil” yang menyebar luas via Blackberry. Ada gambar Foke disandingkan sosok diktator Hitler. Lalu, komentar buruk bertebaran di Twitter dan lain-lain. “Orang di luar negeri pun bisa ikut komentar meski dia tidak mengerti. Akhirnya terjadi black campaign,” ujar Dasril.

Untuk mengatasi gerakan itu juga tak mudah. “Ia open source, bisa dari mana saja,” ujar Dasril. Dilawan pun susah. Pernah tim mereka mencoba menangkis. “Kami counter satu kali. Hasilnya malah diserang seribu kali. Kami bicara positif saja hasilnya masih negatif,” ujarnya.

Itu sebabnya, Dasril meminta ada aturan dari Kementerian Komunikasi soal kampanye dan aktivitas politik di media sosial. “Situs porno saja bisa diblokir. Maka seharusnya black campaign juga bisa,” dia menambahkan.

Media sosial, kata dia, semestinya tak boleh untuk kegiatan politik. Soalnya, di saat KPU menetapkan masa tenang, media sosial justru jadi ajang kampanye. “Harusnya ada aturan soal ini,” kata Dasril. Gaya fitnah seperti itu, kata dia, selain melanggar undang-undang, juga pendidikan politik yang buruk.

Soal aturan di media sosial, Yose Rizal dari PoliticaWave, sepakat. Apalagi kampanye hitam tak hanya menimpa satu pasang kandidat saja. Kandidat lain pun terlihat gencar diterpa isu SARA lewat media sosial.

Tapi, baginya, itu tak berarti media sosial harus dilarang untuk aktivitas politik. Perbincangan politik di media sosial justru cerminan semangat demokrasi. “Lewat media sosial, suara rakyat justru mudah bisa didengarkan,” kata Yose.

Redaktur: Yudi Dwi Ardian/Gerry Daulan Mustawan
Sumber: vivanews

Dukungan Terhadap Faisal-Biem Mengalir Lewat Jejaring Sosial

Faisal-Biem. (sumber: Istimewa)
Jumlah pengikut (followers) akun @FaisalBiem di jejaring sosial Twitter yang telah melebihi 53 ribu orang. 

Dukungan kepada calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Faisal Basri-Biem Benjamin terus mengalir melalui jejaring sosial berupa tulisan di blog pribadi serta celotehan di jejaring sosial Twitter.

"Maraknya dukungan di media sosial merupakan fenomena yang menggembirakan karena kesadaran berdemokrasi para pengakses Internet yang merupakan kalangan menengah ke atas sudah mulai terbangun," kata Manajer Tim Pemenangan Faisal-Biem, Tosca Santoso, di Jakarta, Senin.

Hingga 8 Juli kemarin, kata Tosca, video di www.youtube/faisalbiem2012 sudah dilihat lebih dari 63 ribu kali, sementara tercatat 19 orang telah membuat tulisan dengan tema dukungan terhadap Faisal-Biem di blog pribadinya.

"Itu belum meliputi jumlah pengikut (followers) akun @FaisalBiem di jejaring sosial Twitter yang telah melebihi 53 ribu orang," katanya.

Sementara itu, "subscriber" aplikasi informasi dan donasi di BlackBerry untuk pasangan bernomor urut lima itu mencapai 100 dan relawan saksi secara "online" lebih dari 100 orang.

Menurut Tosca, peningkatan jumlah dukungan itu mulai terlihat menyusul debat cagub di salah satu televisi swasta pada 24 Juni lalu.

"Harapan kami, mereka tidak lagi menjadi golput karena suara mereka sangat menentukan bagi perubahan Jakarta menuju ke arah yang lebih baik," kata Santoso.

Seniman muda Pandji Pragiwaksono dalam tulisan di blog-nya mengatakan bahwa dukungan pada pasangan Faisal-Biem adalah dukungan murni tanpa embel-embel materi.

"Maafkan saya karena berisik di Twitter mendukung kandidat nomor 5, tapi saya melakukan itu karena saya begitu menginginkan perubahan untuk Jakarta. Saya melakukan itu karena sedang memperjuangkan Jakarta. Saya maju, tanpa dibayar, tanpa diimingi jabatan, karena saya ingin menemani Faisal-Biem, berdiri di sampingnya, melawan `bullies`-nya Jakarta," kata Pandji.

Menurut Pandji, Faisal-Biem adalah adalah simbol perjuangan warga Jakarta menuju kebaikan.

"Setiap individu yang mencoblos Faisal-Biem adalah jari tengah kepada politik busuk. Setiap individu yang mencoblos Faisal-Biem adalah kepalan perjuangan terangkat ke atas. Setiap individu yang mencoblos Faisal-Biem adalah doa memohon kebaikan bagi Jakarta," katanya.

Penulis: Antara/B Kunto Wibisono/Wahyudi Sudiyono
Sumber: Antara



Jidat Orang Miskin Banyak "Capnya"



Warga miskin antri bantuan
Warga miskin antri bantuan (sumber: Jakarta Globe)
Kota Jakarta bukanlah onggokan gedung-gedung bertingkat. 

Dalam penyampaian visi dan misinya, calon gubernur DKI Jakarta dari jalur independen Faisal Basri mengusung visi Jakarta Kota Kampung Rumah Kita. Dia menyatakan mengutamakan pembangunan keadaban manusia di Jakarta yang saat ini telah hilang. 

Kota Jakarta bukanlah onggokan gedung-gedung bertingkat atau gencarnya pembangunan transportasi publik melainkan pembangunan manusianya.
 
“Mari kita dorong, kita jebol segala hal yang menghambat pembangunan manusia, yang telah menghilangkan keadaban  manusia di kota ini. Karena yang dibangun adalah manusia, bukan onggokan gedung bertingkat atau transportasi publik,” kata Faisal Basri dalam pemaparan visi dan misi di DPRD DKI, Minggu (24/6).
 
Pembangunan keadaban manusia di Jakarta sudah terkikis habis. Tercermin dari, orang miskin dijadikan objek kebijakan oleh pemerintah DKI Jakarta dalam bentuk cap penerima SKTM, Raskin dan lain lain. 
“Sekarang ini jidat warga miskin sudah banyak capnya. Mau raskin dicap miskin jidatnya, mau berobat gratis dicap SKTM dan Gakin jidatnya,” ujarnya.
 
Menurutnya, hal tersebut harus dirubah dengan membangun dan meningkatkan keadaban manusia. Sebab kalau pembangunan keadabannya sudah beres, maka pemerintah daerah akan dapat membangun dengan konsisten.

Dicontohkannya, selama ini pembangunan keadaban sudah dilakukan kota-kota besar dunia. Seperti, Athena, Roma dan New York. Kota tersebut "memanusiakan" manusianya terlebih dahulu sebelum membangun infrastruktur.
 
"Pembangunan keadaban yaitu dimana warganya nyaman beraktualiasi ditengah keberagaman, tanpa rasa takut apalagi terhadap ormas yang tidak punya kredibilitas hukum. Keadaban adalah dimana warga tidak ada takut beribadah," tegasnya.

Tidak hanya itu, pembangunan keadaban adalah pembangunan tanpa mengusur. Jika memimpin DKI Jakarta nantinya, dia berjanji tidak mengorbankan tempat tinggal orang miskin untuk kepentingan para pemodal.
 
Untuk membangun keadaban manusia, Faisal akan menjadikan para pemuda sebagai mitra dan ujung tombak pembangunan ekonomi di DKI Jakarta. Usia rata rata 25 -29 tahun yang ada di DKI Jakarta, menjadikan Jakarta sebagai kota dengan usia paling produktif di Indonesia.
 

Paparan "Jakarta Bebas Kumis" Disambut Meriah



Hendardji Soepandji
Hendardji Soepandji (sumber: Antara)
Jakarta harus memenuhi kriteria livable city. 

“Jakarta Bebas Berkumis” akhirnya dilantangkan dalam penyampaian visi dan misi program calon Gubernur dari jalur independen, Hendardji Soepandji di hadapan anggota DPRD DKI Jakarta, Minggu (24/6).

“Untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota megapolitan yang layak huni, maka kita harus mewujudkan Jakarta Bebas Berkumis,” kata Hendardji pada saat menyampaikan visi dan misinya di Gedung DPRD, Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Usai mengatakan hal tersebut, sambutan meriah langsung diriuhkan oleh puluhan simpatisannya yang menduduki balkon Gedung DPRD. Dalam pemaparan itu, Hendardji mengatakan semua visi dan misi ini berasal dari latar belakang yang diantaranya adalah fungsi dan kriteria kota Jakarta, permasalahan kota, kekurangan kota menurut pakar serta hasil diskusi dengan berbagai elemen masyarakat.

“Fungsi kota yang diharapkan dalam hal ini adalah kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan pelaksana fungsi negara, sebagai kota jasa yang multietnik,” paparnya.

Dirinya menjelaskan bahwa Jakarta harus memenuhi kriteria livable city yang memenuhi kenyamanan warganya. 

Dalam misinya, Hendardji mengatakan akan mengembangkan nilai-nilai pranata dan keigiatan masyarakat yang berbasis kebudayaan, ekonomi, politik dan sosial, beretika serta bermoral.

“Kemudian mengembangkan layanan publik, good governance, peningkatan layanan publik, meningkatkan perekonomian rakyat; peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan kesehatan; penyempurnaan tata ruang kota, tingkat aksesibilitas tinggi; membangun sarana dan prasarana pendukung serta menjamin keamanan dan kriminilitas,” tandasnya.
 

Jokowi Janjikan "2 Kartu Sakti"



Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, bersalaman dengan warga yang berada di bantaran sungai di Jalan Pembangunan, di Jakarta, Minggu(6/5). Dalam sambutannya, Joko Widodo mengatakan, jika terpilih menjadi gubernur akan mengupayakan pendidikan dan kesehatan gratis bagi warga Jakarta. FOTO ANTARA/ Ujang Zaelani/ss/pd/12
Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, bersalaman dengan warga yang berada di bantaran sungai di Jalan Pembangunan, di Jakarta, Minggu(6/5). Dalam sambutannya, Joko Widodo mengatakan, jika terpilih menjadi gubernur akan mengupayakan pendidikan dan kesehatan gratis bagi warga Jakarta. FOTO ANTARA/ Ujang Zaelani/ss/pd/12 (sumber: Antara)
Kartu Sehat Jakarta ini bisa digunakan di rumah sakit negeri dan swasta. Semuanya dengan nama, alamat, dan foto

Dua kartu ditunjukkan oleh calon gubernur nomor tiga, Joko Widodo, atau  yang akrab disapa dengan Jokowi, di hadapan para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta.
 
Dua kartu tersebut adalah Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Jakarta Pintar.  Kartu-kartu tersebut, terang Jokowi, nantinya dapat digunakan warga untuk berobat dan mendapatkan pendidikan.
 
"Kartu Sehat Jakarta ini bisa digunakan di rumah sakit negeri dan swasta. Semuanya dengan nama, alamat, dan foto," tutur Jokowi.
 
Untuk bidang pendidikan, Jokowi mengatakan percuma anggaran besar  digelontorkan apabila untuk mengakses pendidikan murah masyarakat masih  susah.
 
"Masih banyak anak yang tidak sekolah di SMP dan SMA, dan banyak yang tidak bisa mengambil ijazah," tutur Jokowi.
 
Sehingga, ke depan, dengan menunjukkan kartu tersebut, anak-anak miskin  yang saat ini tidak bisa sekolah dapat menikmati pendidikan gratis.

 

Paparan Jokowi Mengundang Tawa dan Sindir Foke




Cagub DKI Jakarta Joko Widodo. (sumber: Antara)
Jokowi menggunakan slide show untuk memaparkan program kerja jika terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Pembacaan visi dan misi pasangan calon yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai  Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Joko Widodo-Basuki Tjahja Purnama mengundang sorak dan gelak  awa para tamu undangan rapat paripurna DPRD DKI Jakarta, Minggu (24/6).

Jokowi, panggilan akrab Joko Widodo tersebut menaiki podium dengan ditemani oleh wakilnya, Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok.

Pemandangan ini cukup berbeda, pasalnya, dua calon sebelumnya yakni Fauzi Bowo dan Hendardji Soepandji hanya tampil sendirian di podium tanpa ditemani oleh wakil masing-masing.
  

Pemaparan pertama yang dibahas oleh Jokowi adalah langsung kepada  pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), diperkirakan pada tahun 2007-2012 akan meningkat menjadi Rp180 triliun.

Dengan tampilan slide show yang singkat dan menarik, pemaparan Jokowi  langsung mengundang seluruh anggota dewan, bahkan majelis dewan yang duduk di depan menengok ke belakang untuk melihat slide show tersebut.

Jokowi tidak tanggung-tanggung menyindiri masalah transportasi, salah satunya busway.

"Selama kepemimpinan 2007-2012 hanya ada satu koridor baru busway, padahal dari 2002-2007 ada 10 koridor baru," ujar Wali Kota Solo ini.

Perkataannya tersebut langsung membuat tertawa para hadirin. Reaksi  tersenyum simpul pun terlihat dari bibir Fauzi Bowo dari kejauhan.

Selain itu, Jokowi juga menyebut pembangunan Banjir Kanal Timur dan Banjir Kanal Barat yang dibuat oleh Kementerian Pekerjaan Umum namun  diklaim sebagai hasil kerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Lagi-lagi, gelak tawa dan tepuk tangan terdengar di ruang sidang  paripurna. Tidak ada kericuhan ataupun keributan yang terjadi dari para pendukung selama pemaparan visi dan misi pasangan Jokowi-Ahok.

Jokowi tidak menyelesaikan 25 menit yang dimilikinya untuk pemaparan  visi misi. Dirinya menyisakan 8 menit 50 detik lagi waktu yang telah  dipersiapkan untuknya.

Daftar "Janji Manis" Foke untuk Warga Jakarta



Fauzi Bowo
Fauzi Bowo (sumber: SP)
Fauzi Bowo fokus pada perbaikan infrastruktur untuk mengatasi kemacetan dan banjir. 

Calon gubernur nomor satu dan petahana Fauzi Bowo menjadi calon gubernur pertama yang menyampaikan visi dan misinya di depan anggota DPRD, minggu (24/6) siang. 

Foke, demikian sapaan akrab Fauzi, diberikan waku 25 menit oleh dewan untuk menyampaikan paparannya kepada dewan, termasuk pendukungnya dan masyarakat pada umumnya.

Visi misi pasangan nomor satu Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli secara umum adalah membuat Jakarta lebih maju, nyaman, dan sejahtera.
 
Lebih maju, tutur Foke, adalah menciptakan situasi infrastuktur yang lebih baik. Sedangkan lebih aman adalah bagaimana sarana kota akan selalu diperbaiki,"mengatasi persoalan banjir, lalu lintas, penataan permukiman, pengendalian pencemaran air, dan keamanan lingkungan," tutur Foke, disambut tepuk tangan oleh pendukungnya dari balkon ruang paripurna DPRD.
 
Adapun, arti dari lebih sejahtera, lanjut incumbent tersebut, mengamanatkan  peningkatan derajat hidup warga Jakarta. Baik itu tentang kesehatan,  ekonomi, kualitas fisik, dan sosialnya.
 
"Subsidi angkutan massal dan sewa murah permukiman bagi rakyat miskin," sambung Foke mencontohkan programnya.
 
Selain itu, visinya juga termasuk mempermudah pelayanan izin usaha dengan meningkatkan simpul-simpul masyarakat dan pelayanan standar minimal yang harus ditingkatkan. 

Pelayanan pendidikan dan kesehatan pun dijanjikan Foke untuk ditingkatkan standarnya dengan terus mengakreditasi lembaga-lembaga pelayanan tersebut beserta pelaksana.
 
Revitalisasi transportasipun juga masuk dalam visi dan misi Foke, yaitu revitalisasi kereta api dan elevated busway (jalan layang busway) 
 
"Akhir tahun ini dua jalan layang non tol siap digunakan," sambung Foke,  lagi-lagi disambut teriakan pendukungnya. 

"Enam buah jalan tol dalam  kota juga akan mulai dikerjakan pada tahun 2013."
 
Dalam paparannya, sempat Foke berkali-kali meminta para pendukung calon-calon gubernur untuk tetap tenang.


Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.