Mengunyah Potongan Cinta Hilbram Dunar
“Untuk apa ada orang yang ingin menjadi yang baru karena toh akhirnya akan jadi lama. Lalu walau tetap enak pasti muncul jarak. Jarak untuk tetap tersenyum bersama tapi mulai lupa bicara. Jarak untuk bicara bersama dari hati ke hati tapi melupakan sentuhan.”
Itulah potongan cerita berjudul Cantik yang menjadi salah satu tulisan pendek dari 51 cerita pendek dalam buku Plastic Heavenkarya Hilbram Dunar. Buku yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama ini berisi kisah cinta yang dituliskan Dunar dengan cara yang ringan dan renyah seperti popcorn.
Judul Plastic Heaven di buku ini diambil dari salah satu tulisan Dunar yang ditempatkan di bagian akhir buku. Pilihan yang cukup tepat menggambarkan kisah-kisah di dalamnya. Pembaca akan mendapatkan kisah-kisah pendek yang memperlihatkan bagaimana cinta meskipun terlihat indah ternyata palsu.
Membaca buku ini kita seperti diajak untuk memasuki mal dan melakukan window shopping. Semua tentang cinta adalah kisah selintas yang tak perlu mengetahui sampai dalam, tapi kita sudah menangkap pesannya.
Pendeknya tulisan-tulisan yang ada di buku ini (berkisar satu hingga lima halaman) menjadikan pembaca tak perlu khawatir kelelahan. Ini menjawab kecenderungan tren bacaan masa kini yang kebanyakan orang lebih menyukai tulisan-tulisan pendek. Lihatlah berapa banyak populasi penghuni twitter, media sosial yang memberi ruang bagi penghuninya untuk menulis dan membaca kutipan-kutipan pendek. Betapa sesuatu yang singkat itu seolah bisa menggambarkan hal yang sebenarnya.
Jenis tulisan yang pendek-pendek ini sepaham dengan tema buku ini yang mengungkapkan perasaan manusia tentang cinta dengan cara urban. Bisa dibilang pembaca akan membaca berbagai cerita cinta manusia metropolis: singkat, padat, secukupnya, selintas.
Hubungan cinta metropolis ini sebenarnya tak banyak berubah dari perspektif kebanyakan dari kita yang memandang kehidupan perkotaan begitu cairnya. Batas pertemanan dan hubungan khusus seolah tak ada. Maka di dalam buku ini, kita akan menemukan hubungan tanpa status, perselingkuhan, dan ketakutan pada komitmen.
Sebagai karya seseorang yang bukan penulis profesional, buku ini lumayan renyah sebagai bacaan mereka yang ingin mengetahui kehidupan masyarakat perkotaan. Apalagi ditulis oleh seorang penyiar radio dan presenter sejumlah acara di televisi, yang tentu saja menjadi bagian dari kehidupan urban itu sendiri.
Meski ringan dan pendek, tulisan-tulisan Hilbram bukannya tanpa pesan. Bahkan tanpa pretensi menggurui. Walaupun tidak bisa dihindari, begitu pendeknya tulisan dia ini seolah baru mengantarkan pembaca mencapai bagian kulit saja. Belum ke isi.
Inilah yang membuat pengalaman membaca Plastic Heaven seolah kegiatan window shopping di sebuah mal.
Judul : Plastic Heaven
Bukan Cinta Jika Tak Meneteskan Airmata
Penulis : Hilbram Dunar
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal buku : 214 halaman