Chelsea Tahu Cara Main Tandang
Menjelang final Liga Champions melawan Bayern Munich, Chelsea mendapat nasihat dari orang yang paling berkompeten bicara soal dua tim tersebut.
Michael Ballack, yang pernah bersama Chelsea selama empat musim dan sebelumnya membela Munich juga empat musim, mengakui laga akan lebih sulit bagi tim London itu karena akan bermain di kandang lawan.
Formalnya pertandingan final Sabtu (19/5) besok berlangsung di tempat netral dan UEFA sudah menjamin tiket yang sama banyaknya bagi pendukung dua kesebelasan, namun tak bisa dipungkiri venue pertandingan Allianz Arena adalah kandangnya Munich.
“Ini seperti pertandingan tandang dan Chelsea tahu bagaimana bermain tandang,” kata Ballack seperti dilansir situs resmi Chelsea. “Mereka telah menunjukkannya beberapa kali di Liga Champions dan mereka harus melakukannya lagi.”
“Di semifinal, Chelsea bermain dengan gaya persis seperti apa yang anda harapkan ketika menghadapi Barcelona. Banyak orang bilang mereka tidak bisa menerapkan gaya yang sama di final, mereka perlu lebih menyerang, mereka tidak bisa bertahan di kotak penalti dan menunggu – tapi mereka harus bermain dengan cara yang menurut mereka terbaik untuk memenangi kompetisi ini.”
Ballack sendiri pernah dua kali tampil di final Liga Champions, tahun 2008 bersama Chelsea dan tahun 2002 bersama Bayer Leverkusen, klub yang kembali menaunginya dua tahun terakhir ini.
“Ini cuma satu pertandingan, tidak ada sepakbola indah dan mereka punya banyak pemain yang tak boleh berlaga jadi mereka harus menemukan cara untuk mempertahankan kestabilan dan bermain dengan kekuatan yang dimiliki,” kata mantan kapten timnas Jerman ini.
Tentang Munich, Ballack menegaskan bahwa klub tersebut juga sangat lapar akan gelar.
“Di final dua tahun lalu, mereka kalah dari Inter (Milan) dan mereka sangat lapar seperti 11 tahun silam ketika mereka menjuarai Liga Champion terakhir kalinya. Bayern adalah klub besar dan kaya, tapi keuntungan utamanya adalah mereka bermain di stadion sendiri.”
Ballack juga menyebut faktor lain yang membuat Munich sangat penasaran.
“Dalam waktu yang sangat lama Bayern memimpin klasemen dengan delapan atau sembilan poin di Bundesliga dan tampaknya mereka akan dengan mudah menjadi juara saat paruh musim, namun kemudian datanglah tahapan saat mereka kehilangan banyak poin karena ceroboh jadi mereka kalah (dari Borussia Dortmun),” pungkasnya.