Film Berbujet Rata-rata Dengan Prestasi Luar Biasa
Teddy sama sekali tak menyangka film arahannya ini akan menyabet beberapa penghargaan dalam waktu bersamaan. Bahkan dirinya tak menyangka filmnya bisa diputar di Indonesia mengingat temanya yang tak biasa.
Penayangan perdana Lovely Man di dunia di Busan International Film Festival (2011) pada bagian A Window On Asian Cinema. Berikutnya film ini juga masuk seleksi In competition dalam ajang Bangalore International Film Festival yang berlangsung 15-22 Desember 2011 lalu.
Film ini juga turut berpartisipasi pada World Film Festival of Bangkok pada 2011 di bagian Asian Contemporary.
Bukan hanya memiliki kualitas pemain yang baik, penyutradaraan yang apik serta jalan cerita yang menarik, film Lovely Man ini telah mendapatkan beberapa penghargaan bergengsi di luar negeri yaituSpecial Mention Awards pada Osaka Asian Film Festival 2012 dan Donny Damara dinobatkan sebagaiBest Actor pada Asian Film Awards 2012 di Hong Kong.
Berita terbaru yang membanggakan adalah pada saat diumumkannya pemenang The Golden Reel Awards pada Tiburon International Film Festival 2012 di San Francisco Amerika Serikat pada bulan April 2012. Film Lovely Man mendapatkan penghargaan tertinggi sebagai Best Film dan sutradara Teddy Soeriaatmadja dinobatkan menjadi Best Director.
Dan sejak diputar tiga hari di Busan International Film Festival dan selalu dipadati penonton, film ini mendapat ulasan di beberapa media. Sebut saja situs latimes dan hollywoodreporter yang menyatakan film ini mendobrak genre film yang ada. Dan sejak itu film ini kebanjiran undangan diputar ke berbagai festival film internasional.
Berikut adalah beberapa Film Festival International, Lovely Man turut berpartisipasi:
1. Official Selection Busan International Film Festival 2011
2. Official Selection Mumbai Film Festival 2011
3. In Competition Asiatica filmmediale Rome 2011
4. In Competition Bagalore Film Festival 2011
5. Official Selection World Film Festival of Bangkok 2011
6. Hua Hin Film Festival 2012
7. Osaka Asian Film Festival 2012 (Special Mention Award)
8. Asian Film Awards 2012 (Winner Best Actor)
9. Official Selection Hong Kong International Film Festival 2012
10. Cinemasia Amsterdam 2012
11. Tiburon International Film Festival 2012, San Francisco Amerika Serikat (Winner Best Film & Best Director)
Film ini pada dasarnya merupakan film keluarga yang menceritakan hubungan ayah dan anak yang sudah tidak saling bertemu selama 15 tahun. Dikisahkan Cahaya (Raihaanun) sebagai sosok anak yang santun, berjilbab dan lulusan pesantren, yang akhirnya bertemu dengan sang ayah yang berprofesi sebagai waria di Jakarta.
Ada beberapa adegan di film ini yang bila diputar di bioskop, tak bakalan lolos sensor. Namun hal itu tak membuat Teddy berkecil hati. Malah sebaliknya, film yang awalnya dibuat untuk cerita pendek itu, diperpanjang.
“Film ini proyek saya sendiri, tidak ada produser, dan krunya juga teman-teman sendiri. Jadi sejak awal saya tidak memikirkan akan lolos sensor atau tidak,” jelas sang sutradara.
Ketika film itu selesai diedit, Teddy sempat bingung hingga akhirnya, dia menghubungi Direktur Q Film Festival, John Badalu karena menganggap filmnya cocok untuk diputar di ajang tersebut.
Q Film Festival adalah ajang tahunan yang memutar film-film alternatif bertema kesetaraan gender dan keragaman identitas seksual. Dan tahun ini sudah memasuki taun ke-10
Bermula dari rasa jenuh
Saat mengunjungi Beritasatu.com, Teddy mengaku alasan membuat film Lovely Man adalah karena jenuh membuat beberapa iklan. "Film ini saya buat sesuka hati, tidak mengikuti pakem yang ada." Tapi ternyata setelah jadi malah banyak respon positif."
"Saat itu saya ingin membuat film yang bercerita tentang konflik antara bapak dan anak. Dan ide transgender terbersit saat melihat waria dan gadis berjilbab sedang berdialog di tepi jalan pada 2003 silam. Saya tidak tahu mengapa momen itu sangat membekas di ingatan. Padahal saya tidak memotret mereka."
Teddy tidak menganggap tema ini ekstrim karena dirinya melihat film ini hanya murni berkisah tentang hubungan bapak dan anak.
Alasan memilih Donny Damara
Banyak aktor ganteng dan lebih muda yang mungkin cocok memerankan Saiful di film ini. Namun mengapa Teddy memilih Donny Damara?
"Saya sejak lama melihat akting Donny Damara. Di mata saya Donny sangat maskulin. Justru di sini akan tampak menarik, dari sosok seorang yang maskulin ternyata bisa luwes jadi waria. Misalnya saat lari, maskulinnya tampak tapi ada saat sisi femininnya yang keluar. Dan saat reading, Donny sangat pas!" Saya juga nyambung saat berdiskusi dengan Donny. Dia tahu apa mau saya dan bisa memberikan lebih dari yang saya inginkan," papar Teddy.
Itulah sebabnya Teddy sangat yakin Donny menyabet penghargaan sebagai aktor terbaik. Selain Donny ada dua orang aktor yang di-casting untuk memerankan Saiful.
Teddy merasa film ini memiliki cerita dan aktor yang kuat.
Mudah-mudahan film ini bisa menghidupkan kembali minat penonton film Indonesia menjadi raja di negeri sendiri.
Film ini serempak akan diputar di bioskop 10 Mei mendatang. Jadi jangan sampai ketinggalan menyaksikan film yang berjaya di berbagai festival ini.