Identifikasi Korban Diperkirakan Selesai 26 Mei
Tim Disaster Victim Identification mengatakan bahwa proses pengidentifikasian jenazah korban pesawat Sukhoi Super Jet 100 diperkirakan tuntas minimal dua pekan. Sejauh ini, sudah 25 kantong jenazah yang dikirimkan ke Rumah Sakit Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Dari 25 kantong tersebut, 21 di antaranya berisi potongan tubuh, dan 4 lainnya properti korban. Juga terdapat 22 sidik jari. "Namun, belum dicocokkan. Saat ini, prosesnya masih dalam pengumpulan," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Markas Besar Polisi Republik Indonesia, Komisaris Besar Polisi, Boy Rafli Amar, di RS Polri Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (14/5).
"Estimasi identifikasi dua minggu sejak hari Sabtu (12/5) lalu. Sekarang sudah hari ketiga. Kami harap bisa lebih cepat. Seandainya kurang dari dua minggu akan kami sampaikan, kalau lebih lambat kami harap bisa dimaklumi. Niat kami bukan sengaja untuk memperlambat proses, namun identifikasi merupakan pekerjaan yang tidak ringan dan membutuhkan ketelitian," ujarnya.
Sementara itu, dalam jumpa pers, Kepala RS Polri, Kramat Jati, Brigjen Agus Prayitno, menuturkan tim DVI sudah melakukan evaluasi dan pengolahan data dari pemeriksaan post mortem. Selanjutnya, pemeriksaan akan direkonsiliasi dengan data ante mortem guna menentukan identifikasi.
"Sejak semalam tim DVI telah melakukan evaluasi dan pengolahan data yang diperoleh dari pemeriksaan post mortem hari pertama dan kedua. Data-data yang diperoleh dari pemeriksaan itu, nantinya yang akan direkonsiliasi dengan data ante mortem untuk menentukan identifikasi daripada korban tersebut. Laboratorium DNA Mabes Polri juga telah bekerja sejak pengambilan sampel DNA terhadap keluarga korban. Sekarang laboratorium sudah running untuk nantinya mencocokan dari body part-body part yang diperoleh," kata Agus.
Agus mengatakan, pihaknya akan bekerja maksimal diharapkan proses identifikasi tidak memakan waktu lama. "Saya harap semua tidak berlangsung lama, kami akan bekerja secara maksimal, dan mohon doa restu. Yang jelas setiap ada kantong jenazah datang, langsung kami kerjakan," tandasnya.
Senada dengan Agus, Direktur Eksekutif DVI, Komisaris Besar Polisi, Anton Castilani, menuturkan sampai saat ini pemeriksaan post mortem masih berlangsung.
"Tim kami yang terdiri dari ahli forensik, antropologi forensik, gigi forensik dan DNA, saat ini sedang mendeskripsikan semua bagian tubuh itu yang nantinya baik sidik jari, gigi geligi, DNA, tanda-tanda medik, termasuk propertinya akan dicocokan dengan data ante mortem yang dikumpulkan dari keluarga," kata Anton.
Anton mengimbau kepada keluarga korban untuk bersabar. Tim DVI bakal bekerja sebaik-baiknya agar korban bisa teridentifikasi 100 persen.
"Ini bukan pekerjaan ringan, butuh ketelitian tinggi. Kami imbau kepada keluarga agar bisa bersabar. Kami akan selalu berupaya melakukan tugas kami dengan sebaik-baiknya. Kami sudah menyimpan alamat dan nomor telepon keluarga, kalau diperlukan informasi tambahan atau ada kabar korban sudah teridentifikasi akan segera dihubungi. Kami semua berharap korban bisa diidentifikasi 100 persen," kata Anton.