Pemerintahan Soeharto Lenyapkan Figur Pemimpin Ideal

Minggu, Mei 27, 2012 0 Comments



Rachland Nashidik, Sekretaris Departemen HAM DPP Partai Demokrat
Rachland Nashidik, Sekretaris Departemen HAM DPP Partai Demokrat (sumber: Istimewa)
Sejak dipimpin figur Pak Harto (Soeharto), kita tak punya referensi baru.

Kepemimpinan Presiden Soeharto selama 32 tahun dituding sebagai biang  ketiadaan referensi kepemimpinan ideal bagi Indonesia saat ini. Sehingga  politikus Partai Demokrat Rachlan Nasidik menilai, tanpa referensi kepemimpinan, tidak layak menuduh kalau kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lemah.
 
"Soal kepemimpinan, sejak dipimpin selama 32 tahun oleh figur Pak Harto  (Soeharto) membuat kita tak punya referensi baru pemimpin apa yang terbaik  bagi Indonesia," kata Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai  Demokrat Rachland Nashidik dalam diskusi bertajuk "Dinasti Politik" di  kawasan Cikini, hari ini.
 
Demokrasi, kata dia, tak hanya memberi ruang bagi pihak-pihak yang  demokratis tapi juga kelompok yang tak demokratis yang sering melakukan  aksi-aksi antikebebasan. Namun tak berarti hal tersebut sebagai bukti  kelemahan kepemimpinan SBY. Rachland juga menyinggung Presiden Soekarno juga sempat otoriter sehingga dijatuhkan oleh angkatan 1966.
 
"SBY dianggap lemah misalnya, referensi apa yang kita pakai? apa mau kembali saja seperti zaman Soeharto?" lanjut Rachland.
 
Pada kesempatan yang sama, Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Partai Golkar Indra J Piliang, mengkritisi halus kepemimpinan SBY. Dia  mengatakan, justru karena terlalu demokratis, presiden SBY kerap bimbang  mengambil keputusan.
 
"Saya kira pak SBY ini sangat demokrat, saking demokratisnya tak bisa  ambil keputusan mana yang penting mana yang tidak," kata dia sambil  tersenyum.
 
Indra mengatakan, publik saat ini jelas bermimpi ada figur selain pak SBY yang bisa mengambil keputusan cepat tanpa otoriter. Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, Indonesia memang kehilangan figur pemimpin ideal pasca reformasi.
 
Dia mengatakan, seharusnya ada tiga kombinasi figur tokoh yang diperlukan Indonesia saat ini, yaitu satu sisi seperti Soekarno yang heroik dan bisa membangkitkan semangat. Namun punya sisi Soeharto yang gemar membangun dan sisi Gus Dur yang pluralis.
 
"Memang harus ada kombinasi ketiga tokoh itu," kata Siti Zuhro.
 
 
Kombinasi model kepemimpinan itu kata dia yang akan bisa membawa Indonesia menjadi negara maju.

DAVINA NEWS

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.