Pemerintahan Soeharto Lenyapkan Figur Pemimpin Ideal
Kepemimpinan Presiden Soeharto selama 32 tahun dituding sebagai biang ketiadaan referensi kepemimpinan ideal bagi Indonesia saat ini. Sehingga politikus Partai Demokrat Rachlan Nasidik menilai, tanpa referensi kepemimpinan, tidak layak menuduh kalau kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono lemah.
"Soal kepemimpinan, sejak dipimpin selama 32 tahun oleh figur Pak Harto (Soeharto) membuat kita tak punya referensi baru pemimpin apa yang terbaik bagi Indonesia," kata Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat Rachland Nashidik dalam diskusi bertajuk "Dinasti Politik" di kawasan Cikini, hari ini.
Demokrasi, kata dia, tak hanya memberi ruang bagi pihak-pihak yang demokratis tapi juga kelompok yang tak demokratis yang sering melakukan aksi-aksi antikebebasan. Namun tak berarti hal tersebut sebagai bukti kelemahan kepemimpinan SBY. Rachland juga menyinggung Presiden Soekarno juga sempat otoriter sehingga dijatuhkan oleh angkatan 1966.
"SBY dianggap lemah misalnya, referensi apa yang kita pakai? apa mau kembali saja seperti zaman Soeharto?" lanjut Rachland.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Partai Golkar Indra J Piliang, mengkritisi halus kepemimpinan SBY. Dia mengatakan, justru karena terlalu demokratis, presiden SBY kerap bimbang mengambil keputusan.
"Saya kira pak SBY ini sangat demokrat, saking demokratisnya tak bisa ambil keputusan mana yang penting mana yang tidak," kata dia sambil tersenyum.
Indra mengatakan, publik saat ini jelas bermimpi ada figur selain pak SBY yang bisa mengambil keputusan cepat tanpa otoriter. Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengatakan, Indonesia memang kehilangan figur pemimpin ideal pasca reformasi.
Dia mengatakan, seharusnya ada tiga kombinasi figur tokoh yang diperlukan Indonesia saat ini, yaitu satu sisi seperti Soekarno yang heroik dan bisa membangkitkan semangat. Namun punya sisi Soeharto yang gemar membangun dan sisi Gus Dur yang pluralis.
"Memang harus ada kombinasi ketiga tokoh itu," kata Siti Zuhro.
Kombinasi model kepemimpinan itu kata dia yang akan bisa membawa Indonesia menjadi negara maju.