Slank Hibur Buruh di GBK
Sejumlah artis ibu kota, seperti Slank dan Edo Kondologit, memeriahkan Hari Buruh Internasional (Mayday) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Selasa (1/5). Mereka beraksi di satu panggung besar di depan tribun VVIP.
Kehadiran mereka mampu menghibur para buruh yang telah melakukan demonstrasi sejak pagi hari.
Sebelumnya, sekitar 80 ribu buruh mendatangi SUGBK untuk membacakan deklarasi.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Andi Gani N, mengatakan, pemerintah harus mendengarkan perjuangan buruh dan memerhatikan nasib rakyat Indonesia.
"Pemerintah harus pro terhadap buruh. Pemerintah harus menjalankan jaminan kesehatan seluruh rakyat Indonesia, tolak kebijakan upah murah dengan merevisi permenakertrans no 17 tahun 2005, jalankan jaminan pensiun, hapuskan sistem outsourcing, berikan subsidi kepada buruh serta keluarga, dan jadikan 1 Mei sebagai hari libur nasional," ujarnya dalam orasi di atas panggung di SUGBK, Selasa (1/5).
Senada dengan Andi, Wakil Presiden KSPI, Ali Akbar menuturkan, pemerintah harus menjalankan kebijakan jaminan kesehatan untuk rakyat Indonesia dengan benar dan menghapuskan outsourcing.
"Implementasi aksi hari ini adalah, pemerintah harus jalankan jaminan kesehatan buat rakyat. Kesehatan rakyat harus dibayarkan pemerintah dan sistemnya dijalankan denhgan benar. Kemudian, laksanakan upah yang layak. Selanjutnya, cabut outsourcing di Indonesia. Outsourcing adalah penghisapan darah manusia," katanya kepada Beritasatu.com di tengah aksi buruh.
Dikatakan Ali, kenyataannya di lapangan, banyak perusahaan yang memecat karyawan tetapnya dan menggantinya dengan karyawan dari outsourcing.
"Artinya tak ada kejelasan. Tujuh tahun kerja tidak jelas statusnya. Kami tolak itu, karena jelas melanggar undang-undang. Kami berada disini, sekitar 80 ribu buruh dengan tegas menolak sistem outsourcing di Indonesia. Pemerintah harus mendengarkan suara rakyatnya, kaum yang tertindas, para pekerja bangsa," terangnya.
Ia menuturkan, hari ini buruh mencatatkan sejarah dengan menyatukan tiga konfederasi besar buruh KPSI, KSBSI, dan KSPSI dalam wadah payung Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI).
"Kita buat sejarah. Bersatunya KPSI, KSBSI, dan KSPSI dalam payung MPBI. Siapapun harus dan akan memperhitungkan buruh. Bahwa buruh adalah pekerja. Karena, selama ini kita terpinggirkan, kita disingkirkan, dan tidak didengar. Hari ini merupakan perayaan buruh," tandasnya.