Virgin Atlantic Hentikan Penerbangan ke Kenya
Maskapai penerbangan Virgin Atlantik mengumumkan penarikan penerbangan dari Kenya menyusul naiknya harga dan turunnya jumlah turis ke Kenya.
Virgin Atlantic telah mengumumkan penarikannya ini sebagai hasil dari naiknya biaya bahan bakar dan naiknya Air Passenger Duty (APD).
“Di luar usaha terbaik dari karyawan kami, faktor-faktor eksternal termasuk tingginya harga bahan bakar, bertambahnya pajak penerbangan di Inggris dan berkurangnya jumlah penumpang selama lima tahun telah berkontribusi terhadap keputusan ini,” ujar Julie Southern, Kepala Bagian Komersial Virgin Atlantick.
“Masih ada saat-saat menantang bagi industri penerbangan dan kami harus menyebarkan pesawat kami ke rute-rute dengan level yang tepat secara finansial,” ujar Southern.
Lokasi yang masih bergolak dan ancaman pembajak telah membuat beberapa maskapai melaporkan turunnya jumlah pengunjung ke Kenya.
Sir Richard Branson telah memiliki hubungan kuat dengan Afrika, dengan memiliki penginapan di Taman Nasional Kruger di Afrika Selatan, dan telah terlibat dalam Southern African Peace Parks Foundation.
Meski demikian, pebisnis kaya ini telah pernah diancam untuk menarik Virgin Atlantic sebelumnya, setelah situasi Kenya sempat rusuh setelah pemilu pada 2008.
Sir Richard telah memperingatkan kepala pariwisata Kenya saat itu, bahwa jika masih ada pemberontakan dan kekerasan etnis, ia tidak segan untuk menghentikan penerbangan ke sana.
Sejak Virgin Atlantic diluncurkan pada 2007, APD telah mengalami peningkatan beberapa kali dan harga bahan bakar naik lebih dari 50 persen.
Penerbangan terakhir Virgin Atlantick ke Kenya akan berlangsung dari Heathrow di London pada 23 September dan dari Nairobi pada 24 September.
Kementerian Luar Negeri Inggris belakangan ini mengeluarkan peringatan bagi perjalanan ke daerah pesisir pantai di negara-negara perbatasam dengan Somalia, ke distrik Garissa, dan ke area berpenghasilan rendah di Nairobi.