Indonesia Kembangkan Udang Windu Tahan Virus
Peneliti Indonesia sedang mengembangkan bibit udang windu (Penaeus monodon) yang tahan penyakit, terutama serangan virus sindrom bintik putih.
"Saat ini telah berhasil dikembangkan bibit indukannya. Nantinya indukan ini akan diuji tingkat daya tahannya terhadap penyakit setelah berusia 18-24 bulan," kata Andi Parenrengi, peneliti yang menjadikan temuan ini sebagai bahan disertasinya, di Makassar, Sabtu (9/6).
Menurutnya, bila penelitian ini berhasil dan terbukti bisa menjadi bibit unggul udang windu yang tahan virus sindrom bintik putih (white spot syndrome virus/WSSV), besar kemungkinan Indonesia akan kembali bisa menjadi produsen udang yang terbesar di dunia.
Udang windu atau yang juga dikenal dengan sebutan giant tiger adalah varietas udang asli Indonesia. Udang jenis ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi, terutama di pasar ekspor.
Namun akibat serangan WVVS yang demikian masif, banyak usaha tambak udang windu gulung tikar dan petambak pun beralih memelihara udang putih atau udang vaname (Pennaeus vannamei).
"Meskipun banyak petambak yang berhenti membudidayakan udang windu, kami tetap menjadikan penelitian bibit unggul udang windu tahan virus ini sebagai salah satu fokus pengembangan," kata Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau (BPPBAP), Dr. Rachman Syah di Maros, Sulawesi Selatan.
Menurut Rachman Syah, selain pengembangan bibit unggul, BPPBAP juga berhasil mengembangkan teknik Elisa untuk mendeteksi WSSV yang lebih cepat dan lebih murah di lapangan daripada uji di laboratorium.