Jokowi: Kartu Platinum Tidak Boleh Beredar di Jakarta
Calon gubernur DKI Jakarta Joko Widodo berharap jangan sampai ada Kartu Sehat Platinum untuk warga DKI Jakarta.
"Tipe emas untuk warga yang masuk kategori miskin dan perak untuk semua warga, dan jangan sampai ada tipe platinum di DKI Jakarta," kata Jokowi usai berdialog langsung dengan warga Kampung Sawah, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan, Jumat.
Selama ini dikampanyekan oleh pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama, program Kartu Sehat hanya memiliki dua tipe, yakni emas dan perak.
Menurut Jokowi, kartu platinum adalah untuk orang yang sangat miskin dengan pendapatan di bawah satu dolar atau bahkan tidak berpenghasilan sama sekali berdasarkan kategori kemiskinan berdasarkan "Millenium Development Goals" yang dicanangkan PBB.
"Semakin tinggi jenis kartunya, prioritasnya juga makin tinggi bagi warga miskin, jadi kalau 'gold' untuk orang miskin, platinum itu untuk orang sangat miskin yang sama sekali tak sanggup membayar pelayanan kesehatan, bahkan untuk hidup sehari-hari juga tidak ada," katanya.
Karena itu Jokowi dan Basuki membuat program Kartu Sehat bersinergi dengan Kartu Pintar (kartu bebas biaya pendidikan untuk warga DKI Jakarta usia sekolah dasar hingga sekolah menengah atas) karena menurut mereka, kesehatan dan pendidikan adalah kebutuhan dasar masyarakat.
Jokowi mengatakan pendidikan dan kesehatan adalah dua hal yang saling berkaitan dan sama-sama menentukan tingkat kualitas hidup masyarakat.
"Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah mendapatkan penghasilan yang layak. Semakin sehat sebuah masyarakat, semakin tinggi kualitas hidupnya," katanya.
Calon gubernur DKI yang berada dalam masa cuti dari jabatannya sebagai Wali Kota Solo itu menambahkan, Jakarta sebagai ibu kota negara harus menjadi contoh dalam memberikan akses pelayanan publik bagi masyarakat sehingga tidak boleh ada tipe warga platinum atau warga sangat miskin.
Mengenai perbedaan Kartu Sehat tipe emas dan perak, Jokowi mengatakan yang membedakan adalah prioritas dan biaya yang ditanggung pemerintah.
"Tipe 'gold' semua gratis, kalau 'silver' ada beberapa yang tidak ditanggung pemerintah, seperti kacamata dan alat bantu dengar," katanya.
Jokowi menambahkan Kartu Sehat akan dibuat atas nama masing-masing anggota keluarga, bukan hanya kepala keluarga, sehingga menjadi jelas dan mudah pengurusannya serta akan berlaku di semua instansi pelayanan kesehatan di DKI Jakarta, baik milik pemerintah maupun swasta.
"Kartu Sehat ini untuk semua warga, bahkan kalau yang kaya dan nggak malu pun boleh mendaftar, nanti dapat yang 'silver'," katanya.