Jual Senjata ke Perampok Rp 10 juta, Beli Rp 5 juta
Tersangka yang diduga menjual senjata api kepada kawanan perampok nasabah bank, AT alias AM, mengaku kalau dirinya memperoleh senjata itu dari A alias AS seharga Rp 5 juta.
Kepada wartawan, AT mengatakan berkenalan dengan A yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO), satu tahun lalu. Kemudian, mereka sama-sama aktif di sebuah komunitas penembak, Jatayu Air Soft Guns, di bawah Persatuan Olah Raga Penembak Indonesia (Perbakin).
"Saya kenal A kira-kita satu tahun lalu. Ikut bareng komunitas air soft guns sekitar setengah tahun. Saya beli senjata itu Rp 5 juta, lalu saya jual ke HR (tersangka perampokan nasabah bank) Rp 10 juta, tapi baru dibayar Rp 6 juta," ujar AT di ruang rapat Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Minggu (24/6).
Dikatakan AT, dirinya tak tahu kalau senjata yang dijualnya digunakan untuk merampok nasabah bank.
"Saya tahunya HR itu punya show room mobil, nggak tahu kalau dia perampok. Saya kenal HR latihan bareng air sofft guns. Ketika menjual, saya pikir untuk latihan saja. Ya karena saya sudah kenal, saya jual ke dia," tambahnya.
Salah satu tersangka DN, mengakui kalau dirinya merupakan kelompok perampokan nasabah bank. Namun, baru ikut menjalankan aksi selama dua bulan.
"Iya saya melakukan (perampokan nasabah bank) di Jatinegara. Saya baru ikut selama dua bulan," singkatnya.
Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, berhasil mengungkap kawanan perampok nasabah yang kerap melancarkan aksinya belakangan ini.
Sebanyak enam tersangka diantaranya, AT, HR, DN, YD, dan AT alias AM. Sementara satu tersangka RR alias RIK terpaksa ditembak mati polisi karena melakukan perlawanan.
Selama 2012, komplotan ini sudah beraksi 15 kali dan meraup uang ratusan juta rupiah. Pada setiap aksinya, para pelaku tak segan-segan melepaskan tembakan kepada korban.