Mantan Tentara Israel Ingin Jadi Warga Palestina

Kamis, Juni 14, 2012 0 Comments



Polisi Israel tangkap seorang perempuan yang mengenakan pakaian tradisional Palestina
Polisi Israel tangkap seorang perempuan yang mengenakan pakaian tradisional Palestina (sumber: DPA)
"Saya benci Zionisme ... Saya ingin menjadi anggota pejuang Palestina."

Andre Pshenichnikov, seorang pemuda Yahudi di Israel membuat negerinya tercengang dan ibunya kebingungan. Mantan tentara itu memutuskan untuk melepaskan kewarganegaraan Israel dan ingin menjadi warga negara Palestina serta menetap di Tepi Barat.   

"Saya benci Zionisme ... Saya ingin menjadi anggota pejuang Palestina. Saya menghimbau semua warga Israel yang mendukung pendirian negara Palestina untuk berbuat yang sama, tinggal di Tepi Barat atau Jalur Gaza sebagai warga Palestina," kata Pshenichnikov kepada Associated Press. 

Pemuda berusia 23 tahun itu sebelumnya ditangkap polisi Israel karena tinggal secara ilegal di kamp pengungsi Deheishe, dekat Betlehem. Ketika itulah kepada polisi dia menegaskan ingin memutuskan semua hubungannya dengan Israel, melepas kewarganegaraan Israel, dan menjadi warga negara Palestina.

Keluarga Pshenichnikov sebelumnya tinggal di Tajikstan dan mereka bermigrasi ke Israel ketika Andre masih berusia 13 tahun. Israel mempunyai kebijakan untuk secara otomatis memberikan kewarganegaraan kepada orang berkebangsaan Yahudi.

Ia sempat mengikuti wajib militer dan kemudian bekerja sebagai programer komputer angkatan bersenjata Israel. Dia bahkan sempat berkarir di militer israel selama 1,5 tahun.

Tetapi justru ketika sedang menjalani karir di militer itulah Pshenichnikov mulai mempertanyakan hubungan antara Israel dengan Palestina. Sejak saat itu ia sepenuhnya menolak kewarganegaraan Israel. 

Setelah tugasnya di militer selesai, ia pindah ke Deheise dan bekerja sebagai pelayan di sebuah hotel di Betlehem sembari bekerja sebagai tukang bangunan di kamp pengungsi tersebut.

Kasus Pshenichnikov sangat jarang terjadi di Israel. Sangat sedikit orang Israel yang diketahui menetap di Palestina, kalaupun ada itu karena mereka menikah dengan warga Palestina dan seorang wartawan harian Israel, Haaretz, yang tinggal di wilayah Palestina karena harus meliput dari sana.

Meski demikian belum ada satu pun warga Israel, di dalam batas wilayah Israel, yang pernah melepas kewarganegaraan Israel - kecuali mereka yang tinggal di luar negeri - apa lagi sampai menggantinya dengan kewarganegaraan Palestina.

Sementara jauh di Israel, ibu Pshenichnikov mengaku sangat sedih dengan keputusan putranya itu.

"Saya ibunya dan saya mencoba mendukungnya seperti yang seorang ibu harus lakukan. Tetapi ia sendiri tidak mendukung perjuangannya," tutur Svetlana Pshenichnikov.

Adapun Palestina terus berusaha untuk menjadikan Tepi Barat sebagai bagian dari negara merdeka. Hingga saat ini, sebagai pernjanjian dengan Israel, mereka secara teknis belum mempunyai status kewarganegaraan, tetapi otoritas yang memerintah di wilayah itu telah mengeluarkan kartu identitas dan pasport Palestina sendiri.

Pshenichnikov sendiri memutuskan menetap di Betlehem dengan harapan bisa memanfaatkan kemampuan berbahasa Rusia yang fasih untuk menjadi pemandu bagi turis-turis Rusia yang ingin mengunjungi Betlehem, desa yang dipercaya sebagai tempat kelahiran Yesus itu.

Sayangnya niat baik Pshenichnikov masih ditanggapi kecurigaan oleh warga setempat. Banyak orang Palestina yang menduga dia adalah agen rahasia Israel, bahkan adalah petugas keamanan Palestina yang menyerahkannya ke polisi Israel.

Tetapi Pshenichnikov tidak gentar. Ia kembali ke Deheishe dan sekali lagi dia ditangkap oleh pasukan Palestina serta diserahkan lagi ke polisi Israel.

Polisi Israel melepaskan Pshenichnikov dengan sejumlah syarat ketat dan melarangnya masuk ke wilayah Palestina, menunda semua proses hukum terhadapnya.

Tareq Abu Sheikha, orang yang pernah selama sebulan menyewakan kamar sebagai tempat tinggal untuk Pshenichnikov di Deheishe, mengatakan tamunya itu "mecurigakan dan tidak jujur". 

Abu Sheikha bercerita kepada dirinya Pshenichnikov mengaku sebagai aktivis Rusia dan bahkan pernah melihatnya melempar batu ke tentara-tentara Israel. Tetapi ia juga pernah mendengarnya berbicara bahasa Ibrani di telepon dan membawa kartu tanda anggota militer.

"Kami tidak punya bermasalah jika ada orang Israel yang ingin menjadi bagian dari kami. Kami akan merasa terhormat dan memberi mereka kartu identitas, tetapi pemuda ini mencurigakan dan dia berbohong. Itulah alasan mengapa kami menyerahkan kepada orang Israel," kata Abu Sheikha.

Sementara itu Kementerian Dalam Negeri Israel, Sabine Hadad, menegaskan proses untuk melepaskan kewarganegaraan Israel sangat panjang dan rumit. Pshenichnikov harus mengajukan permohonan tertulis ke perwakilan Israel di luar negeri, menunjukan bukti bahwa dia telah memiliki kewarganegaraan lain, lalu menunggu persetujuan pemerintah. 

Pihak militer Israel menolak mengomentari kasus Pshenichnikov.

Di sisi lain Abdel-Fatah Hamayel, gubernur Betlehem mengatakan pada dasarnya tidak sukar memberikan Pshenichnikov kewarganegaraan Palestina, tetapi sebaiknya melewati prosedur hukum yang berlaku.

"Ia seharunya tidak datang secara ilegal. Jika orang mengetahui identitas dia sebenarnya, tidak ada yang bisa menjamin keamanannya. Dia seharusnya secara resmi memberitahukan pihak berwenang Palestina dan permohonannya akan kami pertimbangkan," jelas Fatah Hamayel.
 

DAVINA NEWS

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.