Pasar Perumahan Indonesia tertinggi di Asia Tenggara

Minggu, Juni 17, 2012 0 Comments



Ilustrasi pembangunan perumahan di Jakarta. FOTO : ANTARA
Ilustrasi pembangunan perumahan di Jakarta. FOTO : ANTARA
Diprediksi pasar perumahan Indonesia masih kondusif

Lembaga riset dan konsultan properti, Knight Frank Indonesia,  menilai pasar perumahan nasional masih kondusif hingga akhir tahun.  Fundamental ekonomi yang bertumbuh serta ditopang daya beli yang  meningkat dan situasi politik terjaga menjadi faktor pemicu pertumbuhan  pasar perumahan.

Director of Research Knight Frank Asia Pacific Nicholas Holt menuturkan,  pasar perumahan di Indonesia diproyeksikan dapat bertumbuh tertinggi di  kawasan Asia Tenggara dengan tingkat pertumbuhan harga yang konsisten  di semua segmentasi pasar perumahan.

"Pertumbuhan ekonomi yang stabil,  inflasi yang terkontrol baik, dan besarnya kelompok kelas menengah yang  membutuhkan perumahan," ujar dia dalam keterangan resmi yang diperoleh, hari ini.

Berdasarkan survei Bank Indonesia pertumbuhan harga perumahan di semua  kota besar di Indonesia masih bertumbuh sepanjang kuartal I-2012 sebesar  3,6% (yoy) jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.  Namun, dibandingkan dengan periode kuartal sebelumnya, laju pertumbuhan harga mulai melambat sebesar 1,2% pada kuartal  IV-2011 menjadi 0,8% pada kuartal I-2012.

Senior Manager Research Knight Frank Indonesia Hasan Pamudji  menambahkan, dengan kondisi tersebut pada kuartal 1-2012 Indonesia  menempati peringkat 21 terbesar dari 53 negara di dunia yang disurvei  untuk kenaikan harga rata-rata selama 12 bulan terakhir dan peringkat  ke-6 setelah India, Malaysia, Hong Kong, Korea Selatan, dan Selandia  Baru di kawasan Asia Pasifik. "Ini menandakan pasar masih bertumbuh di  Indonesia," ungkap Hasan.

Sementara itu, Senior Associate Director Knight Frank Indonesia Fakky  Ismail Hidayat mengungkapkan, harga pasar properti perumahan di  Indonesia masih akan terjadi kenaikan permintaan yang stabil atau  positif sampai akhir tahun ini. Padahal, saat ini telah diberlakukannya  kebijakan uang muka 30% dan dicabutnya pemberian Fasilitas Likuiditas  Pembiayaan Perumahan (FLPP) terhadap rumah di bawah tipe 36 meter  persegi (m2).

"Aturan uang muka akan membuat perlambatan di segmen rumah menengah  meski tidak terlalu signifikan. Sedangkan pencabutan FLPP memengaruhi  penjualan di segmen rumah bawah," ujar dia.

Namun begitu, tambahnya, pasar properti menengah atas masih menunjukkan  kinerja yang lebih tinggi ketimbang pasar properti pada umumnya meskipun  penerapan pelaporan transaksi properti senilai di atas Rp 500 juta  masih terus dicermati. Banyak pengembang masih melihat peluang kenaikan  harga yang lebih tinggi dengan lokasi di pinggiran (kota mandiri)  Jakarta.

Pengembang juga akan makin gencar meluncurkan produk baru terutama  klaster mewah dengan harga di atas Rp 2 miliar. "Kenaikan harga  rata-rata dengan lokasi di pinggiran Jakarta mencapai sebesar 10-30%  selama tahun 2011 dan diperkirakan naik sebesar 10-20% untuk tahun ini,"  papar Fakky.

DAVINA NEWS

Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

Tentang DaVinaNews.com

Davinanews.com Diterbitkan oleh Da Vina Group Davinanews.com adalah situs berita dan opini yang memiliki keunggulan pada kecepatan, ketepatan, kelengkapan, pemilihan isu yang tepat, dan penyajian yang memperhatikan hukum positif dan asas kepatutan Davinanews.com memberikan kesempatan kepada para pembaca untuk berinteraksi. Pada setiap berita, pembaca bisa langsung memberikan tanggapan. Kami juga menyediakan topik-topik aktual bagi Anda untuk saling bertukar pandangan. Davinanews.com menerima opini pembaca dengan panjang maksimal 5.000 karakter. Lengkapi dengan foto dan profil singkat (beserta link blog pribadi Anda). Silakan kirim ke email: news.davina@gmail.com.