FIFA Izinkan Jilbab Pemain Perempuan, Prancis Tetap Melarang
Federasi Sepak Bola Prancis (FFF) mengaku bahwa mereka akan tetap melarang pemakaian jilbab (tutup kepala) oleh pemain perempuan dalam pertandingan, meski FIFA baru-baru ini sudah menyatakan memberi izin.
Sebagaimana diketahui, pada Kamis (5/7) lalu, FIFA mengumumkan bahwa pertemuan Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB) di Zurich, telah menyetujui sebuah periode percobaan yang mengizinkan pesepak bola perempuan mengenakan jilbab atau tutup kepala saat bertanding.
Keputusan tersebut dinilai telah membuka jalan bagi pesepak bola perempuan dari negara-negara Muslim untuk ikut serta berkompetisi lebih jauh di ajang-ajang resmi internasional. Beberapa negara Timur Tengah terutama, selama ini memang diketahui tak pernah terlibat dalam pertandingan sepak bola perempuan internasional, antara lain karena alasan itu.
Hanya saja, pihak FFF menegaskan bahwa mereka tetap akan melarang pemakaian jilbab atau tutup kepala tersebut, yang dinilai sebagai salah satu simbol keagamaan. Di mana sesuai ide dasar politik sekularisme mereka yang dikembangkan oleh mantan presiden Jacques Chirac, sebuah institusi atau kelompok tidak boleh (tampil di depan publik) terkait dengan kepercayaan atau agama tertentu.
"Sehubungan dengan partisipasi tim nasional Prancis di ajang kompetisi internasional, serta organisasi kompetisi nasional, FFF menegaskan kembali niatnya untuk menghargai prinsip-prinsip konstitusional dan legislatif sekularisme yang berlaku di negara kami," ungkap pernyataan resmi FFF.
"Di bawah kondisi (peraturan) itu, maka (FFF) tidak memperbolehkan pemain untuk mengenakan tutup kepala (saat bertanding)," tegas pernyataan itu lagi.
Terlepas dari itu, IFAB sendiri dalam keputusan rapat yang disampaikan Kamis lalu, juga sekaligus menyebutkan disetujuinya penggunaan teknologi garis gawang, sambil menyepakati tetap dipakainya wasit tambahan (di lapangan).