GIB Tuding KPK Cari Sensasi di Korupsi Alquran
Penyidikan kasus korupsi pengadaan Al Quran dianggap cuma mencari sensasi saja, karena masih banyak kasus kakap dengan kerugian lebih besar yang dinilai seharusnya diutamakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Korupsi Alquran ini di KPK hanya mencari sensasi karena sudah lama persoalannya dan kenapa KPK memilih Alquran," kata Kordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Adhie Massardi, di Jakarta, hari ini.
Adhie mengatakan hingga saat ini KPK cenderung hanya bernyali pada kasus-kasus yang tak menyentuh kekuasaan dan bernilai kecil. Menurut dia, belum terlihat keberanian pada pimpinan KPK jilid III menuntaskan kasus besar yang masih terbengkalai.
Ditambahkan Adhie, korupsi dalam proses anggaran sendiri bukan hal baru. Menurut dia, penggelembungan anggaran bisa minimal hingga 200 persen di parlemen, sehingga kasus pengadaan Alquran ini hanya bagian kecilnya.
"Saya percaya (adanya korupsi dalam penganggaran Alquran) karena anggaran bisa digelembungkan paling sedikit 200 persen, KPK harus lakukan penegakan hukum yang lebih proporsional," kata Adhie.
Sementara itu, Asep Iwan Iriawan dari Koalisi Masyarakat Sipil menyayangkan DPR yang terlibat kasus korupsi Al Quran. Dikatakan Asep, pengungkapan kasus ini bagaimanapun merupakan prestasi KPK.
Meski demikian, Asep tak menampik bahwa lembaga itu harus bisa mengungkap kasus yang lebih besar dan harus melebihi kepolisian dan kejaksaan. "KPK harus tunjukkan, mereka lebih dari kejaksaan dan kepolisian," tandas dia.