Pemanasan Global Telah Menciutkan Ukuran Daun
Temperatur bumi yang makin memanas telah mengubah semak-semak asli Australia menjadi berukuran mini dengan sendirinya.
Para peneliti dari Universitas Adelaide meneliti spesimen dari semak-semakDodonaea viscosa, subspesiesangustissima, semak berkayu dengan biji berbentuk kapsul berwarna merah yang digunakan oleh para penduduk koloni masa awal di Australia untuk membuat bir. Para peneliti menemukan bahwa antara 1880-an dan hingga kini, daun-daunan itu menciut dengan rata-rata dua milimeter.
“Perubahan iklim sering didiskusikan berkaitan dengan pengaruh masa depan, namun perubahan pada temperatur selama dekade-dekade belakangan ini telah berpengaruh secara ekologi. Perubahan iklim menjadikan perubahan adaptif pada spesies-spesies tumbuhan dan bentuk daun telah memperlihatkan perubahan adaptif yang signifikan dalam hubungannya dengan iklim,” ujar peneliti topik ini, Greg Guerin, peneliti pascadoktoral di Universitas Adelaide.
Menurut Guerin, tanaman-tanaman dari garis lintang yang lebih hangat secara khusus memiliki daun-daun yang lebih menciut. Perubahan iklim juga menciutkan kehidupan binatan, menurut sejumlah penelitian.
Di Flinder Ranges di Australia Selatan, curah hujan tetap sementara temperatur maksimum telah bertambah 1,2 derajat Celcius sejak 1950. Guerin dan koleganya meneliti spesimen semak yang berasal dari 1880-an.
“Hasil penelitian kami mengindikasikan bahwa lebar daun sangat terkait erat dengan temperatur maksimum,” kata Guerin.
Menurut para peneliti, beberapa spesies di Australia cenderung bisa beradaptasi dengan perubahan iklim dibanding yang lainnya. “Sangat penting untuk memahami bagaimana tumbuhan bisa menghadapi perubahan iklim, karena spesies yang lebih adaptif untuk berubah, bisa menjadi kandidat yang baik bagi usaha pelestarian lingkungan,” ujar Guerin.