"Pilkada Jakarta Cermin Kegagalan Parpol"
Ilustrasi Kegagalan Parpol |
Federasi LSM Indonesia menilai hasil pemilihan umum kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta versi "quick count" mencerminkan kegagalan dan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik (parpol), sekaligus menunjukkan kemenangan serta prospek calon independen pada masa mendatang.
"Bayangkan calon yang diusung parpol besar, seperti Partai Demokrat, PAN, PPP, PKB, PKS, dan Partai Golkar jeblok. Bahkan, calon independen Faisal Basri-Biem yang meraih suara 4,87 persen mampu mengalahkan perolehan suara pasangan Alex-Nono (4,83 persen) yang diusung partai Golkar. Ini menunjukkan tingkat kepercayaan pada parpol makin menurun," kata Ketua Umum Federasi LSM Indonesia (Felsmi) H.M. Jusuf Rizal dalam surat elektroniknya yang diterima ANTARA di Semarang, Jumat.
Begitu pula, Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), meski meraih suara terbanyak (44,5 persen) dan Foke-Nara (32,6 persen), menurut dia, hal itu bukan mencerminkan suara PDI Perjuangan dan Partai Gerindra saja, melainkan lebih karena melihat sosok Jokowi dan suara di luar partai.
Hal yang sama dengan PKS yang mengusung Hidayat-Didik, kata dia, ternyata hanya mampu mencatat 11,1 persen, padahal saat PKS mengusung Adang Daradjatun (2007) mampu meraih dukungan 46 persen.
"Jadi, dari hasil pilkada DKI Jakarta terlihat bahwa kepercayaan terhadap partai politik makin rendah," kata Jusuf Rizal yang juga Presiden Lumbung Informasi Rakyat (Lira).
sumber