Wayang "Cenk Blonk" Pukau Penonton di Bali
I Wayan Nardayana (47), seniman kelahiran Desa Belayu, Marga Kabupaten Tabanan, Bali, berhasil menggelar pementasan terobosan baru, wayang kulitCenk Blonk.
Ia mengkolaborasikan unsur tradisi dan kreasi untuk memperkaya pertunjukan wayang kulit.
Wayang Cenk Blonk, yang dipentaskan dengan melibatkan belasan seniman setiap pagelarannya mampu memukau masyarakat penonton. Bahkan penonton bisa ketagihan menyaksikan lelucon dengan penampilan si dalang yang khas, gaya memainkan wayang serta perpaduan instrumen gamelan yang mengiringinya sangat serasi dan harmonis.
Wayang Cenk Blonk adalah wayang Ramayana (wayang betel), bukan wayang Tantri, ataupun wayang Babad. Nama Cenk Blonk diambil dari salah satu tokoh punakawan bernama Nang Klencenk dan Nang Keblonk yang lucu, baik wajah dan suara maupun sifat perilakunya.
Meskipun pertunjukannya sama seperti pertunjukan wayang lainnya, namun Cenk Blonk sarat dengan petuah-petuah (nasehat) dan lebih menonjolkan humor yang mengundang gelak tawa penonton.
Suami Sagung Putri Puspadi (43) adalah sosok seniman dalang yang beda dengan dalang wayang kulit lainnya di Pulau Dewata. Pertunjukannya dikemas sedemikian rupa, sehingga berbagai kalangan cukup menggemari.
Selain dikenal dengan banyolannya, juga memasukan gerong (sinden) seperti halnya Wayang Jawa ataupun sendratari Bali. Pelibatan peran perempuan dalam setiap pertunjukan, membuat pementasan wayang menjadi lebih manis dan menarik.
Musik pengiring merupakan kolaborasi dari berbagai alat musik gamelan, seperti gamelan gender rambat, ceng-ceng kopyak, suling, rebab dan kulkul dari bambu, mampu menambah meriah suasana pementasan.
Setiap pementasan sedikitnya melibatkan 30 penabuh, beda dengan pementasan wayang biasa yang hanya melibatkan delapan sampai sepuluh orang. Meskipun demikian, sosok pria sederhana itu mengaku, tidak pernah merasa puas terhadap hasil kreativitasnya dalam bidang seni.